Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nasib Warga Rusia Saat Toko Produk Impor Favorit Mereka Tutup Satu Per Satu

Kompas.com - 08/03/2022, 11:30 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber AFP

MOSKWA, KOMPAS.com - Yulia Shimelevich buru-buru menimbun makanan impor untuk kucing dan anjingnya karena akan segera menghilang dari rak-rak di Moskwa.

Gempuran sanksi dari Barat untuk Rusia atas invasi Ukraina, memungkinkan hal ini terjadi.

"Hidup saya sudah runtuh," kata tutor bahasa Perancis berusia 55 tahun itu, dilansir AFP.

Baca juga: Rusia Serang Ukraina, Vladimir Putin Kehilangan Gelar Lagi

"Semua kemewahan yang telah menjadi kebiasaan kami dalam beberapa tahun terakhir, yakni produk dan pakaian impor, sudah menjadi masa lalu".

Pengecer besar seperti Zara, H&M, Ikea dan banyak lainnya menangguhkan penjualan di Rusia, menutup pintu mereka di banyak pusat perbelanjaan di ibu kota Moskwa.

Shimelevich mengatakan kepada AFP bahwa sejak pasukan Rusia pindah ke Ukraina pada 24 Februari, sebagian besar muridnya telah membatalkan kelas mereka.

Banyak yang memutuskan untuk meninggalkan Rusia dalam menghadapi undang-undang represif dan kesulitan keuangan yang mengancam.

Banyak orang Moskwa mengingat kesulitan tahun 1990-an, ketika Rusia mengalami antrian makanan dan hiperinflasi setelah jatuhnya Uni Soviet.

Bagi mereka, dua dekade terakhir di bawah Presiden Vladimir Putin adalah perbandingan, yang mewakili periode kelimpahan dan kemakmuran.

Baca juga: 5 Alasan Mengapa Ukraina Bisa Hentikan Kemajuan Invasi Rusia Sementara Ini

Tetapi sanksi yang melumpuhkan dan semakin menumpuk sejak pasukan Rusia memasuki Ukraina telah membuat banyak orang percaya bahwa ada hari-hari yang lebih sulit di depan.

Anastasia Naumenko, seorang mahasiswa jurnalisme berusia 19 tahun, mengatakan bahwa dia kehilangan pekerjaannya di sebuah toko merek fashion Oysho.

Ini setelah pemiliknya, raksasa pakaian Spanyol Inditex, mengumumkan akan meninggalkan pasar Rusia.

Dia berharap untuk membeli beberapa make-up dalam beberapa hari ke depan, jika dia mampu membelinya karena rubel anjlok di bawah tekanan sanksi yang belum pernah terjadi sebelumnya.

"Saya pernah mendengar bahwa harga sudah empat kali lipat," katanya, sembari berjalan ke mal Moskwa bernama Metropolis.

Baca juga: Ukraina Terkini, Rusia Usul Buka Jalur Pengungsian dari 5 Kota tapi Banyak Menuju Belarus

Presiden Rusia Vladimir Putin sejauh ini telah memutar sanksi ekonomi sebagai peluang bagi Rusia untuk memproduksi barangnya sendiri.

Tetapi meskipun ada beberapa kemajuan di bidang tekstil dan pertanian, di sektor lain seperti teknologi tinggi, kemajuannya sangat minim.

Berdiri di Kuznetsky dan sebagian besar di jantung kota Moskwa, yang pernah dipenuhi butik dan toko yang ramai, salah satu warga, Tamara Sotnikova mengatakan dia tidak keberatan dengan sanksi.

Baca juga: Presiden Zelensky: Pasukan Rusia Gagalkan Evakuasi Warga Sipil Ukraina

"Semua yang kita miliki harus menjadi milik kita," kata pensiunan berusia 70 tahun itu.

"Di era Soviet, apa yang kita miliki? Tidak ada! Dan kami menjalani kehidupan yang normal dan damai," tambahnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com