Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rudal Rusia Terus Mengancam, Pasukan Ukraina Adakan Pernikahan Sederhana Masih dengan Seragam Militer

Kompas.com - 07/03/2022, 21:30 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Daily Mail

Di Tengah Ancaman Rudal Rusia, Pasukan Ukraina Adakan Pernikahan Sederhana Masih dengan Seragam Militer

KYIV, KOMPAS.com - Sebuah upacara pernikahan terekam di medan perang Rusia Ukraina, menampilkan sepasang pengantin mengenakan seragam militer dan dinyanyikan oleh tentara di halaman terbuka.

Video yang dibagikan secara online menunjukkan pasangan yang disebut-sebut bernama Lesya dan Valeriy, yang berada di pertahanan teritorial, merayakan pernikahan di dekat Kyiv.

Baca juga: Rusia Tolak Hadiri Sidang di Pengadilan PBB Soal Perang Ukraina

Lesya terlihat memegang buket bunga saat dia dan Valeriy menggenggam gelas sampanye.

Kedua pengantin baru bertepuk tangan dan pengantin wanita terlihat telah menukar helmnya dengan kerudung putih saat dia tersenyum dan memegang tangan Valeriy.

Sekelompok rekan tentara bergabung dalam paduan suara untuk pasangan itu, dengan seorang pria memainkan apa yang tampak seperti bandura, alat musik rakyat Ukraina yang mirip dengan kecapi.

Daily Mail pada Senin (7/3/2022) mewartakan bahwa rekaman itu dibagikan oleh Paul Ronzheimer, reporter untuk outlet berita Jerman BILD-Zeitung.

Videonya sejak itu telah menerima sekitar 22.000 tampilan dan disukai ratusan penonton. Sebagian besar yang melihat video itu memberi komentar berharap mereka bahagia dan makmur.

Baca juga: Pakai “Simbol Z” seperti Tank yang Serang Ukraina, Atlet Rusia Hadapi Tindakan Disipliner

Salah satu tentara juga tampak mengenakan salib Kristen Ortodoks, yang sering terlihat di pesta pernikahan di negara yang mayoritas penduduknya menganut agama tersebut.

Rusia telah membuat kemajuan di Ukraina selatan sejak invasi 11 hari yang lalu, menyerbu kota Kherson dan menembaki pelabuhan Mariupol, tetapi Odessa sejauh ini sebagian besar selamat.

Kremlin dilaporkan bersiap menggempur Odessa dan mematikan sistem pertahanannya, saat gencatan senjata diserukan untuk kota Mariupol yang terkepung.

Ada kekhawatiran berkembang bahwa Putin dapat meledakkan rute pelarian para pengungsi dengan serangan udara untuk kedua kalinya.

Baca juga: Rusia ke Negara Tetangga Ukraina: Terlibat Konflik Jika Tampung Pesawat Militer Ukraina!

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pada Senin (7/3/2022) memperingatkan bahwa pasukan Rusia bersiap untuk menyerang Odessa - kota pelabuhan bersejarah di pantai Laut Hitam.

Dalam pidato video, pemimpin Ukraina itu mengatakan: "Mereka sedang bersiap untuk mengebom Odessa.

“Orang Rusia selalu datang ke Odessa. Mereka selalu hanya merasakan kehangatan di Odessa. Hanya ketulusan. Dan sekarang apa? Bom melawan Odessa? Artileri melawan Odessa? Rudal melawan Odessa?”

“Ini akan menjadi kejahatan perang. Itu akan menjadi (aksi) kejahatan bersejarah.”

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Israel-Hamas Tolak Tawaran ICC untuk Menangkap Para Pemimpinnya

Israel-Hamas Tolak Tawaran ICC untuk Menangkap Para Pemimpinnya

Global
Tsai Ing-wen, Mantan Presiden Taiwan yang Dicintai Rakyat

Tsai Ing-wen, Mantan Presiden Taiwan yang Dicintai Rakyat

Internasional
Sebelum Ebrahim Raisi, Ini Deretan Pemimpin Lain yang Tewas dalam Drama Penerbangan

Sebelum Ebrahim Raisi, Ini Deretan Pemimpin Lain yang Tewas dalam Drama Penerbangan

Global
Joe Biden Kecam ICC karena Berupaya Menangkap PM Israel

Joe Biden Kecam ICC karena Berupaya Menangkap PM Israel

Global
[POPULER GLOBAL] Presiden Iran Meninggal Kecelakaan | Kronologi Penemuan Helikopter Raisi

[POPULER GLOBAL] Presiden Iran Meninggal Kecelakaan | Kronologi Penemuan Helikopter Raisi

Global
China: Dinamika Politik Taiwan Tak Akan Ubah Kebijakan 'Satu China'

China: Dinamika Politik Taiwan Tak Akan Ubah Kebijakan "Satu China"

Global
Sejarah Orang Jawa di Kaledonia Baru, Negara yang Sedang Dilanda Kerusuhan

Sejarah Orang Jawa di Kaledonia Baru, Negara yang Sedang Dilanda Kerusuhan

Global
Ketika 706 Orang Bernama Kyle Berkumpul, tapi Gagal Pecahkan Rekor...

Ketika 706 Orang Bernama Kyle Berkumpul, tapi Gagal Pecahkan Rekor...

Global
Meski Alami Luka Bakar, Jenazah Presiden Iran Dapat Dikenali dan Tak Perlu Tes DNA

Meski Alami Luka Bakar, Jenazah Presiden Iran Dapat Dikenali dan Tak Perlu Tes DNA

Global
ICC Ancang-ancang Keluarkan Surat Perintah Penangkapan PM Israel dan Pemimpin Hamas

ICC Ancang-ancang Keluarkan Surat Perintah Penangkapan PM Israel dan Pemimpin Hamas

Global
Ukraina Jatuhkan 29 Drone Rusia dalam Semalam, Targetkan Barat, Tengah, dan Selatan

Ukraina Jatuhkan 29 Drone Rusia dalam Semalam, Targetkan Barat, Tengah, dan Selatan

Global
Hari Ini, Kondisi PM Slovakia Stabil dan Membaik

Hari Ini, Kondisi PM Slovakia Stabil dan Membaik

Global
Jasad Presiden Iran Ebrahim Raisi Ditemukan dan Dibawa ke Tabriz, Operasi Pencarian Diakhiri

Jasad Presiden Iran Ebrahim Raisi Ditemukan dan Dibawa ke Tabriz, Operasi Pencarian Diakhiri

Global
Penikaman di SD China, 2 Orang Tewas, 10 Lainnya Terluka

Penikaman di SD China, 2 Orang Tewas, 10 Lainnya Terluka

Global
Apa Tujuan Asli Putin Menginvasi Ukraina?

Apa Tujuan Asli Putin Menginvasi Ukraina?

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com