Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ukraina dan Rusia Perang, China Ikut Diuji

Kompas.com - 07/03/2022, 19:28 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

BEIJING, KOMPAS.com - Presiden China Xi Jinping dan Presiden Rusia Vladimir Putin sepakat menjalin kemitraan tanpa batas pada pertemuan hangat Februari 2022, tetapi satu bulan kemudian ikatan itu diuji oleh perang di Ukraina, menurut esai dari AFP.

Dengan amarah dunia dan sanksi bertubi-tubi menerpa Rusia, Beijing berusaha keras menghindari ternoda akibat hubungan dengan Moskwa, juga sambil mempertahankan hubungan mereka yang semakin dekat.

Setelah mengalami persaingan Perang Dingin yang pahit, China dan Rusia lebih mesra dari sebelumnya sejak Xi Jinping mengambil alih kekuasaan hampir 10 tahun lalu, didorong oleh keinginan bersama mereka untuk menghadapi kekuatan Amerika Serikat (AS).

Baca juga: Menerka Langkah China yang Abstain dan Akhir dari Konflik Rusia-Ukraina

Namun, China tampaknya terperangkap antara serangan militer Rusia, perlawanan sengit Ukraina, dan volume reaksi anti-Kremlin dari dunia akibat pertempuran itu.

China, yang sejak lama menuntut penghormatan terhadap integritas teritorial dalam sengketa perbatasan dengan para tetangganya sendiri, dipaksa melakukan perubahan retoris di Ukraina agar tidak membuat Rusia kesal.

Sambil tetap mengumbar pernyataan-pernyataan demi kedaulatan nasional, China sepakat dengan Rusia yang khawatir mengenai Ukraina dan ekspansi NATO yang dipimpin AS.

"Negeri Panda" menolak mengecam Rusia. Juru bicara Pemerintah China memprotes wartawan asing pada konferensi pers yang menyebut serangan di Ukraina sebagai invasi.

Beijing bingung

Presiden Rusia Vladimir Putin (kiri) dan Presiden China Xi Jinping berpose selama pertemuan mereka di Beijing, pada 4 Februari 2022. AFP PHOTO/ALEXEI DRUZHININ Presiden Rusia Vladimir Putin (kiri) dan Presiden China Xi Jinping berpose selama pertemuan mereka di Beijing, pada 4 Februari 2022.
Pada saat yang sama, sensor di internet China yang dikontrol ketat kesulitan membentuk wacana publik domestik.

Awalnya China membolehkan netizen mengunggah pendapat anti-AS, tetapi kemudian menghapus konten-kontem yang membahas pengungsi Ukraina serta sentimen anti-perang.

"Anda bisa melihat kebingungan dalam pernyataan awal," kata Sergey Radchenko, profesor di Johns Hopkins School of Advanced International Studies.

Kegagalan untuk mengatasi situasi menempatkan Beijing pada risiko dicap sebagai pendukung Putin, yang berpotensi mengasingkan mitra dagang Barat dan membahayakan keseimbangan hubungan yang telah dibangun China dalam beberapa tahun terakhir dengan Ukraina dan Rusia.

Situasi ini secara efektif melumpuhkan China, menurut Richard Ghiasy, pakar di Pusat Studi Strategis Den Haag.

"Kepentingan keamanan hampir selalu mengalahkan kepentingan ekonomi" dalam perhitungan China, dan itu tidak akan secara fundamental bergeser ke arah sikap yang lebih pro-Ukraina, katanya kepada AFP.

Rusia adalah "tetangga raksasa, bersenjata nuklir, dan kaya sumber daya" yang tidak akan diambil risikonya oleh China, kata Ghiasy.

Posisi sulit China diperparah oleh nasib 6.000 warganya di Ukraina, yang sekarang secara bertahap dievakuasi melalui jalan darat dan kereta api ke negara-negara tetangga bersama dengan pengungsi lainnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Serangan Rusia di Sumy Ukraina Tewaskan 1 Warga Sipil, 2 Anak Luka-luka

Serangan Rusia di Sumy Ukraina Tewaskan 1 Warga Sipil, 2 Anak Luka-luka

Global
Otoritas Keselamatan Udara AS Selidiki Pemeriksaan Pesawat Boeing

Otoritas Keselamatan Udara AS Selidiki Pemeriksaan Pesawat Boeing

Global
Kesalahan Teknis. Boeing Tunda Peluncuran Kapsul Luar Angkasanya

Kesalahan Teknis. Boeing Tunda Peluncuran Kapsul Luar Angkasanya

Global
5 Teknologi Tertua di Dunia yang Masih Digunakan

5 Teknologi Tertua di Dunia yang Masih Digunakan

Global
AS, Inggris, dan Sebagian Besar Negara Uni Eropa Tak Akan Hadiri Putin

AS, Inggris, dan Sebagian Besar Negara Uni Eropa Tak Akan Hadiri Putin

Global
Israel Larang Al Jazeera, Kantor Ditutup dan Siaran Dilarang

Israel Larang Al Jazeera, Kantor Ditutup dan Siaran Dilarang

Global
Militer Israel Ambil Alih Kendali Penyeberangan Rafah dari Gaza ke Mesir, Ada Maksud Apa?

Militer Israel Ambil Alih Kendali Penyeberangan Rafah dari Gaza ke Mesir, Ada Maksud Apa?

Global
Rafah, Kota Oasis di Sinai-Gaza yang Terbelah Perbatasan Kontroversial

Rafah, Kota Oasis di Sinai-Gaza yang Terbelah Perbatasan Kontroversial

Internasional
Hari Ke-12 Sidang Uang Tutup Mulut, Trump Diperingatkan Bisa Dijatuhi Hukuman Penjara

Hari Ke-12 Sidang Uang Tutup Mulut, Trump Diperingatkan Bisa Dijatuhi Hukuman Penjara

Global
Remaja Ini Temukan Cara Baru Buktikan Teorema Pythagoras Pakai Trigonometri, Diremehkan Para Ahli

Remaja Ini Temukan Cara Baru Buktikan Teorema Pythagoras Pakai Trigonometri, Diremehkan Para Ahli

Global
Dituduh Mencuri, Tentara AS Ditangkap di Rusia

Dituduh Mencuri, Tentara AS Ditangkap di Rusia

Global
Isi Usulan Gencatan Senjata di Gaza yang Disetujui Hamas, Mencakup 3 Fase 

Isi Usulan Gencatan Senjata di Gaza yang Disetujui Hamas, Mencakup 3 Fase 

Global
Sisa-sisa Kerangka Manusia Ditemukan di Bunker Perang Dunia II

Sisa-sisa Kerangka Manusia Ditemukan di Bunker Perang Dunia II

Global
Protes Gaza Kampus AS: Rusuh di MIT, Wisuda Sejumlah Kampus Pertimbangkan Keamanan

Protes Gaza Kampus AS: Rusuh di MIT, Wisuda Sejumlah Kampus Pertimbangkan Keamanan

Global
Warga Kuba Terpikat Jadi Tentara Rusia karena Gaji Besar dan Paspor

Warga Kuba Terpikat Jadi Tentara Rusia karena Gaji Besar dan Paspor

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com