Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rusia Klaim Tembak Jatuh 11 Jet Tempur dan 2 Helikopter Ukraina Dalam 2 Hari

Kompas.com - 07/03/2022, 17:15 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

MOSKWA, KOMPAS.com - Pemerintah Rusia pada Minggu (6/3/2022), mengeklaim telah menembak jatuh 11 jet tempur dan 2 helikopter milik Ukraina hanya dalam waktu dua hari.

Berbicara pada konferensi pers harian di Moskwa, Juru Bicara Kementerian Pertahanan Rusia, Igor Konashenkov menyatakan bahwa tiga jet tempur Su-27 Ukraina dan tiga pesawat nirawak (UAV) atau sering juga disebut drone milik Ukraina telah ditembak jatuh pasukan Rusia pada Minggu.

Menurut dia, total dari hari Sabtu (5/3/2022) hingga Minggu, ada 11 pesawat tempur dan 2 helikopter Ukraina yang telah ditembak jatuh Rusia.

Baca juga: Presiden Ukraina Sebut Serangan 8 Roket Rusia Hancurkan Bandara Vinnytsia

"Total, kemarin (Sabtu) dan tidak lengkap untuk hari ini (Minggu), Angkatan Udara Ukraina kehilangan 11 pesawat tempur dan dua helikopter. Hampir semua penerbangan siap tempur rezim Kyiv telah hancur," kata Konashenkov, ikutip dari Anadolu Agency (AA).

Pada kesempatan itu, dia juga mengonfirmasi bahwa lapangan terbang atau bandara Vinnytsia dari Angkatan Udara Ukraina dihancurkan oleh senjata jarak jauh berpresisi tinggi.

Selain itu, dia mengatakan bahwa perusahaan pertahanan, pemeliharaan peralatan militer, dan fasilitas produksi senjata Ukraina akan terkena senjata presisi tinggi.

Konashenkov pun memperingatkan nasib para karyawan di sana.

"Untuk menghindari ancaman terhadap kehidupan karyawan perusahaan industri pertahanan Ukraina, kami memperingatkan sebelumnya tentang serangan yang direncanakan pada objek tersebut,” ungkap dia.

"Kami menyerukan kepada staf pabrik industri pertahanan Ukraina untuk tidak dipimpin oleh rezim nasionalis Kyiv dan meninggalkan wilayah perusahaan mereka," seru Konashenkov.

Rusia diketahui telah melancarkan serangan terhadap Ukraina sejak Kamis (24/2/2022) atau sudah memasuki hari ke-12 invasi Rusia ke Ukraina.

Baca juga: Ukraina Klaim Ada 20.000 Relawan Asing Datang untuk Lawan Rusia

Serangan ini telah disambut oleh protes dari masyarakat internasional, dengan Uni Eropa, Inggris, dan AS menerapkan berbagai sanksi ekonomi terhadap Rusia.

Setidaknya 364 warga sipil, termasuk 38 anak-anak dan 42 wanita, telah tewas, dan 759 lainnya dilaporkan terluka di Ukraina sejauh ini, menurut PBB.

Jumlah korban perang Rusia Ukraina sebenarnya dikhawatirkan lebih tinggi dari catatan PBB tersebut.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pada Jumat (4/3/2022), telah mengecam NATO karena menolak memberlakukan zona larangan terbang di negaranya.

Dia mengatakan aliansi militer Barat itu padahal tahu soal kemungkinan agresi Rusia akan terus berlanjut.

Sebelumnya, NATO menolak permintaan Pemerintah Ukraina untuk memberlakukan zona larangan terbang untuk melindungi langitnya dari rudal dan pesawat tempur Rusia.

Baca juga: Zelensky Kecam NATO yang Tolak Berlakukan Zona Larangan Terbang, Sebut Beri Lampu Hijau Pengeboman Rusia

“Mengetahui bahwa serangan dan korban baru tidak dapat dihindari, NATO dengan sengaja memutuskan untuk tidak menutup langit di atas Ukraina,” kata Zelensky dalam sebuah video yang diterbitkan oleh kantor kepresidenan.

"Semua orang yang mati (di Ukraina) mulai hari ini juga akan mati karenamu. Karena kelemahanmu, karena pemutusan hubunganmu," katanya saat itu.

Menurut Zelensky, NATO telah memberi lampu hijau untuk pengeboman lebih lanjut di kota-kota dan desa-desa Ukraina setelah menolak untuk membuat zona larangan terbang di atas Ukraina.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Global
Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Global
Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Global
Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

Global
Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Global
Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Global
Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Global
Hubungan Biden-Netanyahu Kembali Tegang, Bagaimana ke Depannya?

Hubungan Biden-Netanyahu Kembali Tegang, Bagaimana ke Depannya?

Global
Kampus-kampus di Spanyol Nyatakan Siap Putuskan Hubungan dengan Israel

Kampus-kampus di Spanyol Nyatakan Siap Putuskan Hubungan dengan Israel

Global
Seberapa Bermasalah Boeing, Produsen Pesawat Terbesar di Dunia?

Seberapa Bermasalah Boeing, Produsen Pesawat Terbesar di Dunia?

Internasional
Terkait Status Negara, Palestina Kini Bergantung Majelis Umum PBB

Terkait Status Negara, Palestina Kini Bergantung Majelis Umum PBB

Global
Hamas Sebut Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza Kini Tergantung Israel

Hamas Sebut Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza Kini Tergantung Israel

Global
Antisemitisme: Sejarah, Penyebab, dan Manifestasinya

Antisemitisme: Sejarah, Penyebab, dan Manifestasinya

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com