MOSKWA, KOMPAS.com - Pemerintah Rusia pada Minggu (6/3/2022), mengeklaim telah menembak jatuh 11 jet tempur dan 2 helikopter milik Ukraina hanya dalam waktu dua hari.
Berbicara pada konferensi pers harian di Moskwa, Juru Bicara Kementerian Pertahanan Rusia, Igor Konashenkov menyatakan bahwa tiga jet tempur Su-27 Ukraina dan tiga pesawat nirawak (UAV) atau sering juga disebut drone milik Ukraina telah ditembak jatuh pasukan Rusia pada Minggu.
Menurut dia, total dari hari Sabtu (5/3/2022) hingga Minggu, ada 11 pesawat tempur dan 2 helikopter Ukraina yang telah ditembak jatuh Rusia.
Baca juga: Presiden Ukraina Sebut Serangan 8 Roket Rusia Hancurkan Bandara Vinnytsia
"Total, kemarin (Sabtu) dan tidak lengkap untuk hari ini (Minggu), Angkatan Udara Ukraina kehilangan 11 pesawat tempur dan dua helikopter. Hampir semua penerbangan siap tempur rezim Kyiv telah hancur," kata Konashenkov, ikutip dari Anadolu Agency (AA).
Pada kesempatan itu, dia juga mengonfirmasi bahwa lapangan terbang atau bandara Vinnytsia dari Angkatan Udara Ukraina dihancurkan oleh senjata jarak jauh berpresisi tinggi.
Selain itu, dia mengatakan bahwa perusahaan pertahanan, pemeliharaan peralatan militer, dan fasilitas produksi senjata Ukraina akan terkena senjata presisi tinggi.
Konashenkov pun memperingatkan nasib para karyawan di sana.
"Untuk menghindari ancaman terhadap kehidupan karyawan perusahaan industri pertahanan Ukraina, kami memperingatkan sebelumnya tentang serangan yang direncanakan pada objek tersebut,” ungkap dia.
"Kami menyerukan kepada staf pabrik industri pertahanan Ukraina untuk tidak dipimpin oleh rezim nasionalis Kyiv dan meninggalkan wilayah perusahaan mereka," seru Konashenkov.
Rusia diketahui telah melancarkan serangan terhadap Ukraina sejak Kamis (24/2/2022) atau sudah memasuki hari ke-12 invasi Rusia ke Ukraina.
Baca juga: Ukraina Klaim Ada 20.000 Relawan Asing Datang untuk Lawan Rusia
Serangan ini telah disambut oleh protes dari masyarakat internasional, dengan Uni Eropa, Inggris, dan AS menerapkan berbagai sanksi ekonomi terhadap Rusia.
Setidaknya 364 warga sipil, termasuk 38 anak-anak dan 42 wanita, telah tewas, dan 759 lainnya dilaporkan terluka di Ukraina sejauh ini, menurut PBB.
Jumlah korban perang Rusia Ukraina sebenarnya dikhawatirkan lebih tinggi dari catatan PBB tersebut.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pada Jumat (4/3/2022), telah mengecam NATO karena menolak memberlakukan zona larangan terbang di negaranya.
Dia mengatakan aliansi militer Barat itu padahal tahu soal kemungkinan agresi Rusia akan terus berlanjut.
Sebelumnya, NATO menolak permintaan Pemerintah Ukraina untuk memberlakukan zona larangan terbang untuk melindungi langitnya dari rudal dan pesawat tempur Rusia.
“Mengetahui bahwa serangan dan korban baru tidak dapat dihindari, NATO dengan sengaja memutuskan untuk tidak menutup langit di atas Ukraina,” kata Zelensky dalam sebuah video yang diterbitkan oleh kantor kepresidenan.
"Semua orang yang mati (di Ukraina) mulai hari ini juga akan mati karenamu. Karena kelemahanmu, karena pemutusan hubunganmu," katanya saat itu.
Menurut Zelensky, NATO telah memberi lampu hijau untuk pengeboman lebih lanjut di kota-kota dan desa-desa Ukraina setelah menolak untuk membuat zona larangan terbang di atas Ukraina.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.