Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demokrasi Alami Kemunduran Lagi di Tengah Pandemi, Bagaimana Indonesia?

Kompas.com - 13/02/2022, 22:31 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Editor

LONDON, KOMPAS.com - Kemunduran demokrasi pada 2021 terjadi seiring dengan meningkatnya dukungan untuk otoritarianisme, kata studi tahunan Economist Intelligence Unit (EIU) yang hasilnya dirilis hari Kamis (10/02) di London, Inggris.

Kurang dari setengah penduduk dunia kini hidup dalam sistem demokrasi, yaitu 45,7 persen.

Hasil studi situasi demokrasi 2021 itu menjelaskan tantangan berkelanjutan terhadap sistem demokrasi di seluruh dunia, di bawah tekanan pandemi virus corona dan meningkatnya dukungan untuk alternatif otoriter, kata EIU.

Indeks tahunan EIU mengukur situasi demokrasi global dan menyatakan tahun 2021 telah terjadi penurunan terbesar sejak 2010 bersama dengan rekor suram lainnya. EIU pertama kali melansir Indeks Demokrasi pada 2006.

Baca juga: Laporan Indeks Demokrasi EIU 2021: China Tetap di Posisi Bawah, Indonesia Alami Peningkatan

Pandemi sebabkan kemunduran demokrasi

EIU mengatakan, indeks demokrasi Inggris juga turun di peringkat, menyusul kontroversi atas pendanaan partai dan serangkaian skandal, tetapi Inggris tetap merupakan demokrasi penuh.

Sementara Spanyol diturunkan statusnya menjadi demokrasi yang cacat, yang mencerminkan penurunan skor untuk independensi peradilan.

"Pandemi telah membawa kemunduran kebebasan warga, baik di negara-negara demokrasi maupun di negara-negara yang dikuasai rezim otoriter," kata studi itu.

Pandemi juga telah menyebabkan polarisasi dan perpecahan di kalangan masyarakat.

Selanjutnya disebutkan, hanya 6,4 persen penduduk dunia yang sekarang hidup dalam suasana demokrasi penuh. Hanya 45,7 persen populasi dunia tahun 2021 hidup dalam suasana denmokratis, penurunan dari indeks tahun 2020 dengan 49,4 persen.

Baca juga: 5 Kudeta Militer Melanda Benua Afrika dalam Setahun, Jadi Isyarat Kemunduran Demokrasi?

Norwegia di peringkat 1, Jerman ke-15, Indonesia ke-52

Peringkat teratas dalam Indeks Demokrasi versi EIU tetap diduduki oleh Norwegia, diikuti oleh Selandia Baru, Swedia, Finlandia, Islandia, dan Denmark.

Seperti tahun sebelumnya, Jerman berada di peringkat ke-15. Hanya 21 negara yang dinilai masuk kategori demokrasi penuh.

Indonesia berada di peringkat ke-52, masih lebih baik daripada Filipina (54) dan Singapura (66).

Lebih dari sepertiga penduduk dunia hidup di bawah pemerintahan otoriter, sebagian besar berada di China.

"China tidak menjadi lebih demokratis karena menjadi lebih kaya. Sebaliknya, menjadi kurang bebas," kata EIU. Tiga peringkat terbawah diduduki oleh Korea Utara, Myanmar, dan Afganistan.

Baca juga: Negara Tetangga Diminta Bersiap Hadapi Kemungkinan “Runtuhnya Demokrasi AS”

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Rusia Terus Serang Kharkiv Ukraina, Warga Semakin Tertekan dan Gelisah

Rusia Terus Serang Kharkiv Ukraina, Warga Semakin Tertekan dan Gelisah

Global
Universitas Columbia AS Mulai Jatuhkan Skors ke Mahasiswa Pedemo Pro-Palestina

Universitas Columbia AS Mulai Jatuhkan Skors ke Mahasiswa Pedemo Pro-Palestina

Global
Netanyahu: Israel Akan Serang Rafah dengan atau Tanpa Gencatan Senjata

Netanyahu: Israel Akan Serang Rafah dengan atau Tanpa Gencatan Senjata

Global
Peringati 75 Tahun Hubungan Bilateral, AS-Indonesia Luncurkan Kunjungan Kampus dan Kontes Fotografi

Peringati 75 Tahun Hubungan Bilateral, AS-Indonesia Luncurkan Kunjungan Kampus dan Kontes Fotografi

Global
Menlu Inggris: Hamas Ditawari Gencatan Senjata 40 Hari

Menlu Inggris: Hamas Ditawari Gencatan Senjata 40 Hari

Global
Mengapa Angka Kelahiran di Korea Selatan Terus Menurun?

Mengapa Angka Kelahiran di Korea Selatan Terus Menurun?

Internasional
Restoran Ini Buat Tantangan Santap Sayap Ayam Super Pedas, Peserta Wajib Teken Surat Pernyataan

Restoran Ini Buat Tantangan Santap Sayap Ayam Super Pedas, Peserta Wajib Teken Surat Pernyataan

Global
Kesaksian Perempuan yang Disandera 54 Hari di Gaza: Bunuh Saja Saya Secepatnya

Kesaksian Perempuan yang Disandera 54 Hari di Gaza: Bunuh Saja Saya Secepatnya

Internasional
India Tangguhkan Lisensi Belasan Produk Obat Tradisional dari Guru Yoga Populer

India Tangguhkan Lisensi Belasan Produk Obat Tradisional dari Guru Yoga Populer

Global
Perlakuan Taliban pada Perempuan Jadi Sorotan Pertemuan HAM PBB

Perlakuan Taliban pada Perempuan Jadi Sorotan Pertemuan HAM PBB

Global
Rudal Hwasong-11 Korea Utara Dilaporkan Mendarat di Kharkiv Ukraina

Rudal Hwasong-11 Korea Utara Dilaporkan Mendarat di Kharkiv Ukraina

Global
Blinken Desak Hamas Terima Kesepakatan Gencatan Senjata Israel

Blinken Desak Hamas Terima Kesepakatan Gencatan Senjata Israel

Global
Status Mahasiswa Pro-Palestina di Universitas Columbia Terancam Ditangguhkan

Status Mahasiswa Pro-Palestina di Universitas Columbia Terancam Ditangguhkan

Global
Keputusan Irak Mengkriminalisasi Hubungan Sesama Jenis Menuai Kritik

Keputusan Irak Mengkriminalisasi Hubungan Sesama Jenis Menuai Kritik

Internasional
Cerita 5 WNI Dapat Penghargaan sebagai Pekerja Teladan di Taiwan

Cerita 5 WNI Dapat Penghargaan sebagai Pekerja Teladan di Taiwan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com