Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Laporan Indeks Demokrasi EIU 2021: China Tetap di Posisi Bawah, Indonesia Alami Peningkatan

Kompas.com - 10/02/2022, 11:15 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber EIU

LONDON, KOMPAS.com - Rilis terbaru Economist Intelligence Unit (EIU) menyebut bahwa Taiwan dan Indonesia naik ke posisi tertinggi baru dalam Indeks Demokrasi EIU 2021.

Di sisi lain, skor indeks rata-rata Asia turun tajam pada tahun 2021 menyusul kondisi di Myanmar dan Afghanistan. Keduan negara ini bergabung dengan Korea Utara di peringkat terbawah.

Taiwan memang melanjutkan posisinya dalam peringkat Indeks Demokrasi, naik ke posisi ke-8 secara global dari posisi ke-11 pada tahun 2020. Taiwan mengkonsolidasikan posisinya sebagai negara dengan “demokrasi penuh”.

Baca juga: Revisi UU Pemilu Dinilai Bisa Tingkatkan Indeks Demokrasi Indonesia

Sementara Indonesia mencatat peningkatan terbesar kedua secara global (setelah Zambia) dalam total skor indeksnya.

Melonjak 12 peringkat ke peringkat 52 dari peringkat 64 pada tahun 2020, setelah beberapa tahun mengalami kemerosotan demokrasi.

Selanjutnya, dalam bagian khusus yang membahas rezim pemerintahan China, disebut bahwa China belum menjadi lebih demokratis.

Ini meskipun negara tersebut memiliki keberhasilan ekonomi yang luar biasa dalam beberapa dekade terakhir.

Baca juga: Demokrasi Indonesia Periode Reformasi (1998-sekarang)

"Tantangan China" yang jadi judul laporan Indeks Demokrasi terbaru EIU, melihat secara mendalam klaim para pemimpin China bahwa model pemerintahan mereka lebih unggul dari AS dan negara Barat lainnya yang menganut demokrasi.

China disebut telah mengacaukan harapan banyak analis dan pemerintah Barat yang percaya bahwa mereka akan menjadi lebih demokratis mengingat keberhasilan ekonomi yang luar biasa dalam beberapa dekade terakhir.

Namun, China semakin menjadi kurang bebas. China diklasifikasikan sebagai “rezim otoriter” dalam Indeks Demokrasi.

"Negeri Tirai Bambu" itu memiliki skor total 2,21 (pada skala 0 sampai 10), turun dari 2,97 pada tahun 2006 ketika indeks dimulai, dan duduk di posisi 148 (dari 167), dekat dengan bagian bawah peringkat global.

Baca juga: Kematian Demokrasi dalam Cengkeraman Oligarki

Negara ini memiliki skor 0,00 untuk proses pemilu dan pluralisme. China juga menghindari demokrasi elektoral, tidak memiliki pemilihan umum yang bebas, hak pilih universal, atau sistem multipartai.

China juga memiliki skor 0,88 untuk kebebasan sipil, tidak ada media cetak, siaran atau media sosial gratis, tidak ada kebebasan berekspresi dan ada batasan di internet.

Tidak ada pula serikat pekerja bebas, tidak ada peradilan yang independen dan tidak ada persamaan yang nyata di depan hukum. Negara tidak mempraktekkan toleransi beragama dan secara rutin menggunakan penyiksaan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Global
Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun 'Menampakkan Diri'

Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun "Menampakkan Diri"

Global
Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Global
Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Internasional
Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Global
Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Internasional
Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Global
Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Internasional
Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Global
Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah sejak 1945

Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah sejak 1945

Global
Paus Fransiskus Teladan bagi Semua Umat dan Iman

Paus Fransiskus Teladan bagi Semua Umat dan Iman

Global
Rusia Dilaporkan Kirimkan Bahan Bakar ke Korea Utara Melebihi Batasan PBB

Rusia Dilaporkan Kirimkan Bahan Bakar ke Korea Utara Melebihi Batasan PBB

Global
Turkiye Hentikan Semua Ekspor dan Impor dengan Israel

Turkiye Hentikan Semua Ekspor dan Impor dengan Israel

Global
Lebih dari 2.000 Pengunjuk Rasa Pro-Palestina Ditangkap di Kampus-kampus AS

Lebih dari 2.000 Pengunjuk Rasa Pro-Palestina Ditangkap di Kampus-kampus AS

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com