Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Paus Benediktus XVI Akhirnya Minta Maaf

Kompas.com - 09/02/2022, 20:01 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Editor

KOMPAS.com - Paus Emeritus Benediktus XVI akhirnya minta maaf atas kasus-kasus pelecehan seksual anak yang terjadi di bawah pengawasannya ketika menjabat sebagai Uskup Agung di Munchen, Jerman.

"Saya hanya bisa mengungkapkan kepada semua korban pelecehan seksual rasa malu saya yang mendalam, kesedihan saya yang mendalam dan dengan tulus memohon pengampunan," tulis Benediktus XVI, yang nama aslinya Joseph Ratzinger, dalam sebuah surat yang dirilis oleh Vatikan pada Selasa (8/2/2022).

Baca juga: Jelang Kunjungan Paus Fransiskus ke Irak, Paus Benediktus XVI Sampaikan Kekhawatiran

Surat dari mantan pemimpin Gereja Katolik yang mengundurkan diri pada 2013 itu, dirilis sebagai tanggapan atas hasil penyelidikan di Jerman yang dipublikasi bulan lalu dan mengeritik penanganannya terhadap kasus-kasus yang melibatkan pastor pedofilia pada 1980-an.

"Saya memiliki tanggung jawab besar di Gereja Katolik. Yang lebih besar adalah rasa sakit saya atas pelanggaran dan kesalahan yang terjadi di tempat yang berbeda selama masa mandat saya," tulis Benediktus XVI.

Namun, organisasi yang mewakili korban pelecehan melontarkan kritik pada tanggapan itu dan menilainya "kurangnya spesifik".

Kelompok Eckiger Tisch di Jerman mengatakan, Benediktus melanjutkan tradisi Gereja Katolik yang menyatakan bahwa ada tindakan dan kesalahan, tetapi tidak ada yang mengambil tanggung jawab nyata.

Baca juga: Paus Fransiskus dan Paus Benediktus XVI Terima Vaksin Covid-19

Sengaja menutup-nutupi kasus pelecehan seksual anak

Hasil penyelidikan di Jerman yang dirilis bulan lalu, menuduh Joseph Ratzinger dengan sengaja melindungi empat imam yang dituduh melakukan pelecehan seksual terhadap anak-anak, ketika dia menjadi Uskup Agung Munchen antara 1977 dan 1982.

Tim ajudan dan penasehat Benediktus dalam sebuah pernyataan yang dirilis bersama-sama dengan pernyataan Benekdiktus hari Selasa bersikeras bahwa sebagai seorang Uskup Agung, Kardinal Ratzinger tidak terlibat dalam tindakan pelecehan yang ditutup-tutupi.

Dalam satu kasus, seorang pastor pedofilia Peter Hullmann dipindahkan ke Munchen dari Essen, di mana dia dituduh melecehkan seorang anak laki-laki berusia 11 tahun.

Kardinal Joseph Ratzinger ketika menjadi Uskup Agung di Munchen, Jerman, pada 1977.DPA via DW INDONESIA Kardinal Joseph Ratzinger ketika menjadi Uskup Agung di Munchen, Jerman, pada 1977.

Tim Benediktus sebelumnya telah mengaku secara tidak sengaja memberikan informasi yang salah kepada penyusun laporan pelecehan, ketika mereka mengatalan Ratzinger tidak hadir pada pertemuan-pertemuan tentang Hullmann pada 1980. Penyusun laporan kemudian membeberkan bukti protokol rapat yang membuktikan kehadiran Ratzinger.

Baca juga: Berusia 93 Tahun dan Hampir 5 Bulan, Paus Benediktus XVI Jadi Paus Tertua dalam Sejarah

Sakit hati dicap pembohong

Dalam surat pernyataanya, Benediktus menyatakan sakit hati bahwa pemeriksaaan atas kehadirannya pada pertemuan 1980 telah digunakan untuk meragukan kebenarannya, dan bahkan mengecapnya pembohong.

Benediktus, yang berusia 94 tahun dan saat ini tinggal di bekas biara di kompleks Vatikan mengatakan, dia berterima kasih atas kepercayaan, dukungan dan doa yang secara pribadi diungkapkan Paus Fransiskus kepada saya. Dalam suratnya dia juga mengatakan, setiap hari bertanya pada dirinya sendiri apakah dia bersalah atas "kesalahan yang paling menyedihkan".

Namun surat pernyataan Benediktus itu dikritik oleh jaringan penyintas SNAP. "Kesempatan untuk menjernihkan laporan dari Munchen telah disia-siakan," kata SNAP seraya mengecam kurangnya kejujuran Benediktus.

Baca juga: Paus Benediktus XVI Dikabarkan Sakit Parah, Vatikan Bersuara

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Putin Usul Gantikan Menhan Sergei Shoigu dengan Ekonom Sipil

Putin Usul Gantikan Menhan Sergei Shoigu dengan Ekonom Sipil

Global
[KABAR DUNIA SEPEKAN] Israel Serang Rafah | Serangan Drone Terjauh Ukraina

[KABAR DUNIA SEPEKAN] Israel Serang Rafah | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Global
Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com