Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pentagon Prediksi Betapa Mengerikannya jika Rusia-Ukraina Perang

Kompas.com - 29/01/2022, 17:02 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Pentagon pada Jumat (28/1/2022) mengatakan, perang Rusia-Ukraina akan membawa kehancuran dan korban manusia yang mengerikan, tetapi masih ada waktu bagi diplomasi untuk menghindari invasi.

"Jika itu pecah di Ukraina, itu akan signifikan, sangat signifikan, dan akan mengakibatkan sejumlah besar korban," kata Ketua Kepala Staf Gabungan Mark Milley.

"Dan Anda bisa membayangkan seperti apa itu di daerah perkotaan yang padat, di sepanjang jalan dan sebagainya. Itu akan mengerikan, itu akan mengerikan," lanjutnya dikutip dari AFP.

Baca juga: Rusia Pasok Darah dan Bahan Medis ke Perbatasan, Siap Perang Lawan Ukraina?

Berbicara bersama Milley, Menteri Pertahanan Lloyd AS Austin mengatakan, perang Ukraina masih dapat dihindari meskipun Presiden Rusia Vladimir Putin mengumpulkan lebih dari 100.000 tentara di sepanjang perbatasan dengan mereka.

"Konflik bisa dihindari. Masih ada ruang dan waktu untuk diplomasi," ujar Austin.

"Putin juga bisa melakukan hal yang benar," tambahnya. "Tidak ada alasan bahwa situasi ini harus berubah menjadi konflik. Dia dapat memilih untuk mengurangi ketegangan. Dia dapat memerintahkan pasukannya pergi."

Pernyataan dua pejabat tinggi militer AS itu, yang dalam beberapa hari terakhir ini diam atas meningkatnya ketegangan di Eropa Timur, muncul karena tidak ada tanda-tanda kemajuan dalam upaya diplomatik untuk menghindari perang Rusia Ukraina.

Mereka berkata, Rusia terus menambah pasukannya yang diarahkan ke Ukraina dengan berbagai unit dan kemampuan ofensif termasuk baju besi, armada udara, armada angkatan laut, rudal, dan operasi siber serta politik.

Meski pejabat Pentagon bilang mereka tidak yakin Putin memutuskan perang, mereka mengatakan, pilihannya telah diperluas dari provokasi yang dapat menyebabkan serangan di wilayah Donbass tenggara yang bergolak, hingga upaya untuk menguasai seluruh negeri, menyerang pusat kota seperti ibu kota Kiev.

"Jika perang pecah dalam skala dan cakupan yang memungkinkan, penduduk sipil akan sangat menderita," kata Milley.

Rusia sendiri akan menderita, tambahnya.

Baca juga: Kenapa Rusia-Ukraina Perang dan Apa yang Diincar Putin?

"Jika Rusia memilih untuk menyerang Ukraina, itu tidak akan bebas risiko, dalam hal korban atau efek signifikan lainnya."

Austin dan Milley menekankan bahwa Washington tidak berniat mengirim pasukan AS ke Ukraina untuk membelanya, tetapi akan terus mendukung militer Ukraina dengan senjata dan material lainnya.

Namun, mereka menekankan, Amerika Serikat siap mengirim pasukan untuk memperkuat dan melindungi para sekutu NATO di Eropa timur yang menghadapi potensi ancaman dari serangan Rusia ke Ukraina, yang bukan bagian dari aliansi Atlantik tersebut.

"Serangan terhadap satu sekutu NATO adalah serangan terhadap semua," Milley memperingatkan.

Baca juga: Apa Itu NATO dan Masalahnya dengan Rusia-Ukraina?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

Global
AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

Global
[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

Global
Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Global
Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Global
Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Global
Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Global
100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

Global
Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Global
Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Global
Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Global
Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Global
Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

Global
Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com