KIEV, KOMPAS.com - Apakah pasukan Rusia bersiap melancarkan perang di Ukraina? Apa risiko invasi ini, bila terjadi? Ada sejarah apa di balik kedua negara?
Rusia ingin Barat berjanji agar Ukraina tak bergabung dengan aliansi pertahanan mereka, NATO. Meski kedua belah pihak terus bernegosiasi, situasi di wilayah itu semakin tegang.
Moskwa telah mengirim sekitar 100.000 tentara ke dekat perbatasan kedua negara. Sementara, ketakutan akan terjadi invasi, membuat sejumlah negara menarik perwakilannya dari ibu kota Ukraina, Kiev.
Baca juga: Kenapa Rusia-Ukraina Perang dan Apa yang Diincar Putin?
Rusia menampik tuduhan mereka merencanakan invasi terhadap Ukraina, namun dalam sejarahnya, negara ini sudah pernah menguasai teritori Ukraina dan kini memiliki sekitar 100.000 tentara di perbatasan.
Rusia juga telah lama keberatan dengan Ukraina yang terus mendekat kepada institusi-institusi Eropa, terutama NATO.
Saat Ukraina menumbangkan presiden mereka yang pro-Rusia pada awal 2014, Rusia menganeksasi bagian selatan negara itu, Semenanjung Crimea, dan memberi sokongan pada kelompok separatis yang merebut sebagian besar wilayah timur Ukraina.
Sejak itu, para pemberontak ini kemudian memerangi militer Ukraina dalam konflik yang telah merenggut 14.000 nyawa.
Rusia bersikukuh mengatakan tak berencana menyerang Ukraina; dan Kepala Angkatan Bersenjata Rusia Valery Gerasimov mengecam pemberitaan tentang rencana invasi itu.
Tapi ketegangan terus meningkat, dan Presiden Vladimir Putin mengancam "tindakan pembalasan militer-teknikal yang pantas" bila apa yang disebutnya sebagai pendekatan agresif dari Barat ini terus berlangsung.
Sekretaris jenderal NATO memperingatkan risiko konflik sangat nyata dan Presiden Biden berkata, ia menebak Rusia akan melanjutkan penyerangan.
Amerika Serikat mengaku mengetahui bahwa pasukan Rusia akan masuk ke area Ukraina "dengan pemberitahuan mendadak".
Baca juga: Kenapa Rusia dan Ukraina Perang, Termasuk Berebut Crimea?
Pada Rabu (26/1/2022), Biden berkata akan ada "konsekuensi besar" jika Rusia bergerak menyerang Ukraina. Dalam sesi wawancara dengan wartawan, Biden menjawab "ya" saat ditanya apakah AS akan menjatuhkan sanksi internasional kepada Presiden Putin bila invasi terjadi.
Kremlin dilaporkan marah akan pernyataan Biden ini. Dmitry Peskov, juru bicara Putin, berkata sanksi tidak akan "menyakiti" Putin, tapi aksi ini akan "merusak secara politik".