Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

ISIS Kumpulkan Kekuatan Tempur di Utara Irak

Kompas.com - 28/01/2022, 20:01 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Editor

BAGHDAD, KOMPAS.com - Lubang peluru memenuhi tembok menara pengawas di barak militer Irak, Hawi al-Azim, di utara ibu kota Baghdad. Lubang-lubang tersebut merupakan saksi bisu serangan fajar oleh milisi ISIS yang menewaskan 11 serdadu pada pekan lalu.

Barak yang terletak di pinggir sungai itu dikelilingi kantung-kantung pasir, lubang parit dan untaian kawat berduri. Sejumlah serdadu dengan seragam campur terlihat sibuk memperkuat tembok dengan semen dan batu bata.

Tiga tahun sejak jatuhnya "kekhalifahan” ISIS di Raqqa, kelompok esktremis itu semakin sering melancarkan serangan-serangan kecil dan mematikan di Irak dan Suriah. "Mereka bersembunyi di dalam lubang yang digali di dalam rumah yang sudah tidak dihuni,” kata seorang perwira senior militer Irak ketika disambangi AFP, Senin (4/1/2022) lalu.

Baca juga: ISIS Mengaku Dalang Ledakan di Afghanistan, 6 Orang Tewas

"Di sini juga mereka menyembunyikan bahan peledak dan senjata,” imbuhnya.

Barak militer di tepi Sungai Adhaim itu merupakan bagaian dari jaringan pos pertahanan yang dibangun militer Irak di tiga provinsi di utara Baghdad untuk mengawasi pergerakan ISIS. Namun pada Jumat dini hari pukul 02:30 pekan lalu, ISIS yang giliran balik menyerang.

Serangan itu dilancarkan ketika seratusan milisi ISIS merebut penjara teroris di Hasakah, Suriah, demi membebaskan ribuan kombatannya yang ditahan di sana. Hingga berita ini diturunkan, pertempuran antara para teroris dengan Pasukan Demokratik Suriah (SDF) menginjak hari keenam dan sudah menewaskan 160 orang.

Penjara Ghweira menampung sekitar 3.500 tersangka anggota ISIS yang ditahan dalam operasi militer antara SDF dan Amerika Serikat. Sebagian sudah dipindahkan ke tempat lain oleh aparat Kurdi. Tapi tidak jelas berapa yang masih bercokol di dalam.

Baca juga: ISIS Bertempur dengan Pasukan Kurdi di Suriah, 129 Orang Tewas

Ancaman mendekat ke Baghdad

Di Irak, aparat kini rajin menyisir bantaran Sungai Adhaim sebagai reaksi atas serangan pada Jumat malam. "Kami sudah berpatroli selama empat hari di daerah ini,” kata Kapten Azhal a-Juburi, perwira sebuah satuan reaksi cepat di kepolisian federal Irak.

"Kami belum mengalami konfrontasi langsung, tapi kami sudah menangkap beberapa tersangka teroris.” Peristiwa itu merupakan "kali pertama mereka menyerang kami secara langsung,” imbuhnya.

Apapun penilaiannya, serangan terhadap barak militer Irak menggarisbawahi betapa ISIS "berusaha memobilisasi pasukan dan aktivitasnya di Irak,” kata analis keamanan Imad Allou.

Baca juga: ISIS dan Pasukan Kurdi Bertempur di Suriah, 73 Orang Tewas di Kedua Kubu

Sebuah laporan PBB tahun lalu memperkirakan, sekitar 10.000 milisi ISIS masih memanggul senjata di Irak dan Suriah. Kebanyakan bersembunyi di kawasan otonomi Kurdi di utara.

Di Irak, ISIS tidak hanya aktif di utara, tetapi juga rajin membidik target jauh seperti serangan bom di kantung penganut Syiah, Sadr City, Juli silam, yang menewaskan belasan orang.

Perang melawan ISIS menjadi lebih sulit sejak AS mencabut dukungan dari koalisi antiteror internasional. Mandat tersebut melibatkan 2.500 serdadu, termasuk satuan tempur Angkatan Udara yang memberikan dukungan langit bagi operasi melawan Islamic State.

Tapi tanpa dukungan itu pun, perwira militer Irak mengaku tidak khawatir. "Kami punya angkatan udara sendiri, dan kami mengandalkan mereka,” kata dia. "Sementara sisanya, bukan kami yang bisa menentukan.”

Baca juga: ISIS Serang Barak Pasukan Irak, 11 Tentara Tewas

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata di Gaza, Jeda Perang 7 Bulan

Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata di Gaza, Jeda Perang 7 Bulan

Global
Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Global
Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Global
Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Global
Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Internasional
Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Global
Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Global
Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Global
Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Global
Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Global
Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Global
Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Global
Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Global
Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Global
Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com