Apa yang diketahui adalah bahwa ledakan vulkanik pada Sabtu adalah salah satu yang terbesar yang tercatat dalam beberapa dekade, meletus 30 kilometer (sekitar 19 mil) ke udara dan menyimpan abu, gas dan hujan asam di seluruh Pasifik.
Letusannya tercatat di seluruh dunia dan terdengar hingga Alaska, memicu tsunami yang membanjiri garis pantai Pasifik dari Jepang hingga Amerika Serikat (AS).
Baca juga: Dampak Tsunami Tonga sampai Jepang, Amerika, hingga Peru
Ibukota Tonga, Nuku'alofa, diperkirakan diselimuti abu setinggi 1-2 cm, berpotensi mencemari pasokan air dan menyebabkan kesulitan bernapas.
"Kami tahu air adalah kebutuhan mendesak," kata Perdana Menteri Selandia Baru, Jacinda Ardern kepada wartawan.
Setelah berbicara dengan kedutaan Selandia Baru di Tonga, dia menggambarkan bagaimana perahu dan "batu besar" terdampar.
Menteri pertahanan Wellington mengatakan dia memahami negara kepulauan itu telah berhasil memulihkan kekuatan di "sebagian besar" kota.
Tapi, komunikasi masih terputus. Letusan itu memutuskan kabel komunikasi bawah laut antara Tonga dan Fiji yang menurut operator akan memakan waktu berminggu-minggu untuk diperbaiki.
"Kami mendapatkan informasi yang tidak jelas, tetapi sepertinya kabelnya telah terputus," kata direktur jaringan Southern Cross Cable Network Dean Veverka kepada AFP.
Baca juga: Setelah Gunung Meletus dan Tsunami, Tonga seperti Permukaan Bulan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.