Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

1.500 Orang Hadiri Pemakaman Monyet di India dengan Prosesi Massal dan Pesta

Kompas.com - 13/01/2022, 07:35 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Newsweek

NEW DELHI, KOMPAS.com - Diperkirakan 1.500 orang menghadiri pemakaman monyet di India baru-baru ini, dengan upacara penguburan termasuk prosesi besar dan pesta, di tengah ancaman pandemi virus corona

Melansir Newsweek pada Rabu (12/1/2022), video yang diunggah ke Twitter menunjukkan kerumunan orang menghadiri acara yang diklaim berlangsung sebagai upacara terakhir untuk si monyet lutung.

Baca juga: KABAR DUNIA SEPEKAN: Monyet Balas Dendam Bunuh Ratusan Anjing | Omicron Berkembang 70 Kali Lebih Cepat daripada Delta

Dalam rekaman itu, dapat terdengar alunan musik sementara prosesi terlihat berlangsung dengan tandu kayu, yang membawa tubuh monyet diangkat tinggi-tinggi oleh warga yang menghadiri pemakaman.

Penduduk desa Dalupura di distrik Rajgarh pertama kali mengadakan upacara pemakaman lutung yang mati kedinginan pada 29 Desember dengan nyanyian himne.

Sekarang desa itu menjadi tuan rumah pesta massal untuk lebih dari 1.500 orang, sebagai bagian dari ritual pemakaman tulis akun @Anurag_Dwary di Twitter pada Selasa (11/1/2022).

Para peserta pada acara tersebut, yang berlangsung di sebuah desa di negara bagian Madhya Pradesh, juga difilmkan duduk berkelompok di acara tersebut, dan makan makanan yang disajikan oleh orang lain di bawah struktur tenda yang berwarna-warni.

Baca juga: UNIK GLOBAL: 2 Geng Monyet Bentrok Rebutan Makanan | Pria Tidur 300 Hari dalam SetahunMonyet dianggap suci bagi banyak orang di India, karena hubungan mereka dalam agama Hindu dengan Hauman, dewa Hindu yang terkait erat dengan hewan.

Monyet lutung, yang memiliki berbagai subspesies, adalah pemandangan umum di “Anak Benua” India, dan sering berinteraksi dengan manusia.

Studi telah membahas bagaimana peningkatan kedekatan manusia dengan monyet telah memengaruhi perilaku mereka.

Satu makalah penelitian yang diterbitkan dalam International Journal of Biodiversity and Conservation menunjukkan bahwa lutung kini semakin bergantung pada makanan yang dibudidayakan oleh manusia. 

NDTV melaporkan, dua orang yang diduga menjadi penyelenggara dari pemakaman monyet massal itu akhirnya ditangkap atas tuduhan melanggar pembatasan Covid-19 India.

Media lokal itu melaporkan bahwa penduduk Dalupura, sebuah desa di Madhya Pradesh, telah merencanakan upacara pemakaman itu setelah monyet lutung yang sering berkunjung ke desa mati pada 29 Desember.

Baca juga: POPULER GLOBAL: Mandi Massal Super Spreader Tsunami Covid-19 India | Organ Dalam Penyair Myanmar Hilang

Peristiwa tersebut dilaporkan melanggar Pasal 144 hukum India, yang memungkinkan pejabat terkemuka negara bagian atau teritori di India, untuk melarang atau membatasi pertemuan orang dalam keadaan mendesak atau untuk menangani bahaya. 

Pasal 144 telah digunakan oleh pemerintah nasional dan negara bagian untuk menegakkan langkah-langkah keamanan terkait dengan pandemi Covid-19 India

Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menunjukkan bahwa Covid-19 India melaporkan 168.063 kasus baru dalam periode 24 jam terakhir, menurut laporan Newsweek pada Rabu (12/1/2022).

Sebagai negara terpadat kedua di Bumi, dengan sekitar 1,38 miliar penduduk, India telah melaporkan 35 juta kasus Covid-19 yang dikonfirmasi dengan 484.213 kematian terkait dengan pandemi.

Di Madhya Pradesh tempat pemakaman monyet berlangsung, telah dilaporkan 2.317 kasus Covid-19 baru dan satu kematian dalam periode 24 jam terakhir, dengan peningkatan kasus yang dilaporkan terkait dengan penyebaran varian Omicron.

Baca juga: Covid-19 India Kembali Laporkan 100.000 Lebih Kasus Baru, Semua Waspada

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Akibat Israel Serang Rafah, Perundingan Gencatan Senjata Buntu Lagi

Akibat Israel Serang Rafah, Perundingan Gencatan Senjata Buntu Lagi

Global
Banyak Orang Asia hingga Amerika Latin Diperkirakan Konsumsi Serangga

Banyak Orang Asia hingga Amerika Latin Diperkirakan Konsumsi Serangga

Global
Ramai soal Pengguna Media Sosial Blokir Artis-artis Ternama, Ada Apa?

Ramai soal Pengguna Media Sosial Blokir Artis-artis Ternama, Ada Apa?

Internasional
Menlu AS di Ukraina untuk Memastikan Hal Ini

Menlu AS di Ukraina untuk Memastikan Hal Ini

Global
Senator AS Apresiasi Sikap Biden Tak Jadi Kirim Bom Seberat 907 Kg untuk Israel

Senator AS Apresiasi Sikap Biden Tak Jadi Kirim Bom Seberat 907 Kg untuk Israel

Global
Untuk Pertama Kalinya, Pejabat Militer Pentagon Mundur karena Perang Gaza

Untuk Pertama Kalinya, Pejabat Militer Pentagon Mundur karena Perang Gaza

Global
Jutaan Migran Tak Bisa Memilih dalam Pemilu Terbesar di Dunia

Jutaan Migran Tak Bisa Memilih dalam Pemilu Terbesar di Dunia

Internasional
Pesawat Tempur Israel Mengebom Kamp Pengungsi Nuseirat, 14 Tewas Termasuk Anak-anak

Pesawat Tempur Israel Mengebom Kamp Pengungsi Nuseirat, 14 Tewas Termasuk Anak-anak

Global
AS Tak Percaya Terjadi Genosida di Gaza

AS Tak Percaya Terjadi Genosida di Gaza

Global
AS Hancurkan Sebagian Jembatan Baltimore yang Ambruk untuk Bebaskan Kapal Terjebak

AS Hancurkan Sebagian Jembatan Baltimore yang Ambruk untuk Bebaskan Kapal Terjebak

Global
Pedemo Israel Cegat Truk Bantuan ke Gaza, Banting Makanan sampai Berserakan

Pedemo Israel Cegat Truk Bantuan ke Gaza, Banting Makanan sampai Berserakan

Global
[POPULER GLOBAL] Lampu Lalin Unta | Thailand SIta 1 Ton Meth Kristal

[POPULER GLOBAL] Lampu Lalin Unta | Thailand SIta 1 Ton Meth Kristal

Global
Rangkuman Hari Ke-810 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran 30 Kota | Apartemen Roboh

Rangkuman Hari Ke-810 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran 30 Kota | Apartemen Roboh

Global
Ukraina Serang Fasilitas Energi Rusia Dekat Perbatasan

Ukraina Serang Fasilitas Energi Rusia Dekat Perbatasan

Global
Kampanye Keselamatan Lalu Lintas, Perancis Gaungkan Slogan 'Berkendaralah Seperti Perempuan'

Kampanye Keselamatan Lalu Lintas, Perancis Gaungkan Slogan "Berkendaralah Seperti Perempuan"

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com