Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demam Babi Afrika Apakah Berbahaya bagi Manusia?

Kompas.com - 12/01/2022, 07:29 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

KOMPAS.com – Kasus demam babi Afrika atau African swine fever (ASF) baru-baru ini ditemukan di Thailand.

Kasus tersebut juga pernah dideteksi di Indonesia.

Dikutip dari laman resmi Kementerian Pertanian (Kementan) RI, kasus ASF pernah ditemukan di beberapa kota atau kabupaten di Sumatera Utara.

Baca juga: Thailand Temukan Kasus Demam Babi Afrika di Rumah Potong Hewan

Beberapa kota atau kabupaten yang terdampak ASF di sana, di antaranya yakni:

  • Dairi
  • Humbang Hasundutan
  • Deli Serdang
  • Karo
  • Toba Samosir
  • Tapanuli Utara
  • Tapanuli Tengah
  • Tapanuli Selatan
  • Samosir
  • Simalungun
  • Pakpak Bharat
  • Langkat
  • Tebing Tinggi
  • Pematang Siantar
  • Medan

Kementan RI mendefinisikan demam babi Afrika sebagai penyakit pada babi yang sangat menular dan dapat menyebabkan kematian pada babi hingga 100 persen sehingga mengakibatkan kerugian ekonomi yang sangat besar.

Padahal virus ASF yang menjadi penyebab demam babi Afrika disebut sangat tahan hidup di lingkungan serta relatif lebih tahan terhadap disinfektan.

Baca juga: 5.200 Burung Bangau Mati Akibat Flu Burung yang Kembali Mewabah di Israel

Lantas, apakah demam babi Afrika berbahaya bagi manusia?

Dikutip dari artikel yang terakhir dimodifikasi pada Jumat (10/12/2021) di laman USDA, demam babi Afrika pada dasarnya bukanlah ancaman bagi kesehatan manusia dan tidak dapat ditularkan dari babi ke manusia.

Jadi, ASF bukan masalah keamanan pangan.

USDA menyebut demam babi Afrika adalah penyakit virus yang sangat menular dan mematikan yang bisa menyerang babi domestic atau dalam peternakan maupun babi liar atau babi hutan dari segala usia.

USDA mencatat ASF sudah banyak ditemukan di cukup banyak negara di dunia.

Penyakit pada babi itu baru-baru ini telah menyebar ke Republik Dominika dan Haiti.

Baca juga: Setiap Tahun 300 Anak Cheetah Diperdagangkan di Somaliland

ASF juga telah menyebar ke Cina, Mongolia dan Vietnam, serta di beberapa bagian Uni Eropa.

Sementara di Amerika Serikat, belum pernah ditemukan kasus demam babi Afrika.

Kementan RI juga menyatakan bahwa ASF tidak berbahaya bagi manusia dan bukan masalah kesehatan masyarakat.

Demam babi Afrika disebut bukan penyakit yang dapat menular dari hewan ke manusia (zoonosis).

Penularan demam babi Afrika pada babi

Demam babi Afrika termasuk penyakit virus hemoragik yang bisa dengan mudah menular pada babi.

Melansir laman Organisasi Dunia untuk Kesehatan Hewan (OIE), demam babi Afrika yakni dapat disebarkan oleh babi hidup atau mati, domestik atau liar, dan produk babi.

Selain itu, penularan juga dapat terjadi melalui pakan dan benda yang terkontaminasi (benda tidak hidup) seperti sepatu, pakaian, kendaraan, pisau, peralatan dan lain-lain, karena daya tahan lingkungan yang tinggi dari virus ASF.

Baca juga: Serang Penduduk Desa, Seekor Harimau yang Terancam Punah Ditembak Mati Petugas di Malaysia

Saat ini belum ada vaksin yang disetujui untuk ASF.

Alhasil, pencegahan di negara-negara bebas penyakit tergantung pada penerapan kebijakan impor yang tepat dan langkah-langkah biosekuriti, memastikan bahwa baik babi hidup maupun produk babi yang terinfeksi tidak dimasukkan ke daerah bebas ASF.

Sementara, selama terjadi wabah, pemerintah di negara yang terkena dalam melakukan tindakan sanitasi klasik.

Ini termasuk:

  • Deteksi dini dan pembunuhan hewan secara manusiawi (dengan pembuangan bangkai dan limbah yang tepat)
  • Pembersihan dan desinfeksi menyeluruh
  • Penerapan zonasi atau kompartemenisasi dan kontrol pergerakan
  • Surveilans dan investigasi epidemiologi terperinci
  • Langkah-langkah biosekuriti yang ketat di peternakan

Baca juga: Kebun Binatang di Chile Beri Vaksin Covid-19 Dosis Kedua untuk Harimau dan Orang Utan

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com