Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menteri Iran Klaim Pembicaraan Nuklir Mendekati Kesepakatan yang Bagus

Kompas.com - 10/01/2022, 11:01 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

TEHERAN, KOMPAS.com - Pembicaraan antara Teheran dan negara-negara kuat dunia untuk menghidupkan kembali perjanjian nuklir 2015 mendekati kesepakatan yang bagus, tetapi pencapaiannya tergantung pada pihak lain, kata Menteri Luar Negeri Iran pada Minggu (9/1/2022).

"Inisiatif dari pihak Iran dan negosiasi yang telah terjadi menempatkan kami di jalur yang benar," kata Menlu Iran Hossein Amir-Abdollahian.

"Kami hampir mencapai kesepakatan yang bagus, tetapi untuk mencapai kesepakatan yang bagus ini dalam jangka pendek, itu harus dikejar oleh pihak lain," katanya seperti dikutip kantor berita negara IRNA.

Baca juga: Menlu Israel: Kami Tak Perlu Izin AS untuk Serang Iran

Negosiasi untuk memulihkan kesepakatan nuklir dilanjutkan pada akhir November 2021 setelah dihentikan pada Juni 2021, ketika Iran memilih pemerintah baru yang ultra-konservatif.

Kesepakatan itu menawarkan keringanan sanksi Iran dengan imbalan pembatasan program nuklirnya.

Namun, presiden Amerika Serikat (AS) saat itu Donald Trump menarik diri pada 2018 dan menggagalkan kesepakatan itu, mendorong Teheran untuk mulai membatalkan komitmennya.

Amir-Abdollahian mengatakan, Iran tidak ingin menghambat negosiasi.

"Penting bagi kita untuk membela hak dan kepentingan negara kita," katanya.

Berbeda dengan pihak lain dalam perjanjian, yaitu Inggris, Perancis, Jerman, Rusia, dan China, AS hanya terlibat dalam pembicaraan secara tidak langsung.

Teheran awal pekan ini mengatakan, telah mendeteksi realisme baru di pihak kekuatan dunia menjelang negosiasi lebih lanjut di Wina.

Baca juga: China, Rusia hingga AS Sepakat Tidak Ada yang Bisa Memenangkan Perang Nuklir

Amir-Abdollahian juga tampak mengulang komentar itu pada Minggu dengan mengatakan, "Kemarin, Perancis memainkan peran sebagai polisi yang buruk, tetapi hari ini berperilaku wajar."

"Kemarin, pihak Amerika memiliki tuntutan yang tidak dapat diterima, tetapi hari ini kami percaya bahwa mereka telah beradaptasi dengan kenyataan" dari situasi tersebut, tambahnya dikutip dari AFP.

"Pada akhirnya, kesepakatan yang baik adalah kesepakatan yang memuaskan semua pihak."

Para pihak dalam perjanjian 2015 melihatnya sebagai cara terbaik untuk menghentikan Iran membangun bom nuklir, yang selalu dibantah Teheran.

Menteri Luar Negeri Perancis Jean-Yves Le Drian pada Jumat (7/1/2022) mengatakan, negosiasi sedang berlangsung di jalur yang agak positif tetapi menekankan urgensi untuk membawanya ke kesimpulan yang cepat.

Baca juga: Selain Nuklir, Ini Senjata Rahasia Iran jika Perang Lawan AS

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Serangan Rusia di Sumy Ukraina Tewaskan 1 Warga Sipil, 2 Anak Luka-luka

Serangan Rusia di Sumy Ukraina Tewaskan 1 Warga Sipil, 2 Anak Luka-luka

Global
Otoritas Keselamatan Udara AS Selidiki Pemeriksaan Pesawat Boeing

Otoritas Keselamatan Udara AS Selidiki Pemeriksaan Pesawat Boeing

Global
Kesalahan Teknis. Boeing Tunda Peluncuran Kapsul Luar Angkasanya

Kesalahan Teknis. Boeing Tunda Peluncuran Kapsul Luar Angkasanya

Global
5 Teknologi Tertua di Dunia yang Masih Digunakan

5 Teknologi Tertua di Dunia yang Masih Digunakan

Global
AS, Inggris, dan Sebagian Besar Negara Uni Eropa Tak Akan Hadiri Putin

AS, Inggris, dan Sebagian Besar Negara Uni Eropa Tak Akan Hadiri Putin

Global
Israel Larang Al Jazeera, Kantor Ditutup dan Siaran Dilarang

Israel Larang Al Jazeera, Kantor Ditutup dan Siaran Dilarang

Global
Militer Israel Ambil Alih Kendali Penyeberangan Rafah dari Gaza ke Mesir, Ada Maksud Apa?

Militer Israel Ambil Alih Kendali Penyeberangan Rafah dari Gaza ke Mesir, Ada Maksud Apa?

Global
Rafah, Kota Oasis di Sinai-Gaza yang Terbelah Perbatasan Kontroversial

Rafah, Kota Oasis di Sinai-Gaza yang Terbelah Perbatasan Kontroversial

Internasional
Hari Ke-12 Sidang Uang Tutup Mulut, Trump Diperingatkan Bisa Dijatuhi Hukuman Penjara

Hari Ke-12 Sidang Uang Tutup Mulut, Trump Diperingatkan Bisa Dijatuhi Hukuman Penjara

Global
Remaja Ini Temukan Cara Baru Buktikan Teorema Pythagoras Pakai Trigonometri, Diremehkan Para Ahli

Remaja Ini Temukan Cara Baru Buktikan Teorema Pythagoras Pakai Trigonometri, Diremehkan Para Ahli

Global
Dituduh Mencuri, Tentara AS Ditangkap di Rusia

Dituduh Mencuri, Tentara AS Ditangkap di Rusia

Global
Isi Usulan Gencatan Senjata di Gaza yang Disetujui Hamas, Mencakup 3 Fase 

Isi Usulan Gencatan Senjata di Gaza yang Disetujui Hamas, Mencakup 3 Fase 

Global
Sisa-sisa Kerangka Manusia Ditemukan di Bunker Perang Dunia II

Sisa-sisa Kerangka Manusia Ditemukan di Bunker Perang Dunia II

Global
Protes Gaza Kampus AS: Rusuh di MIT, Wisuda Sejumlah Kampus Pertimbangkan Keamanan

Protes Gaza Kampus AS: Rusuh di MIT, Wisuda Sejumlah Kampus Pertimbangkan Keamanan

Global
Warga Kuba Terpikat Jadi Tentara Rusia karena Gaji Besar dan Paspor

Warga Kuba Terpikat Jadi Tentara Rusia karena Gaji Besar dan Paspor

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com