Tersangka lain yang dituduh melakukan penyelundupan dan perdagangan manusia juga telah diarak dalam beberapa bulan terakhir, menurut laporan di situs web pemerintah Jingxi.
Sebuah video pada November menunjukkan kerumunan orang menonton dua tahanan, sementara seorang pejabat setempat membacakan kejahatan mereka dengan pengeras suara.
Baca juga: Pejabat China Mengaku Kesulitan Menyediakan Makanan di Xian yang Lockdown Ketat
Mereka kemudian terlihat diarak di jalan-jalan dengan pakaian hazmat sambil diapit oleh polisi dengan perlengkapan anti huru-hara.
Pada Agustus, puluhan polisi bersenjata juga terlihat menggiring pelanggar hukum melalui jalan-jalan ke taman bermain anak-anak.
"Ini seperti mimpi," unggah seorang warga di Weibo.
Yang lain menyebut tindakan itu sebagai "kemunduran dalam peradaban sosial".
Baca juga: Pelanggar Aturan Covid-19 di China Diarak dengan Plakat Foto dan Nama Mereka
Namun, beberapa pihak menyambut hukuman mempermalukan pelanggar aturan kesehatan, karena sejumlah daerah di China sedang menghadapi lonjakan penularan Covid-19, yang menjadi tertinggi sejak awal pandemi.
"Saya tidak mengerti mengapa begitu banyak komentar simpati terhadap [dugaan] penjahat ini, karena membantu penyelundupan adalah membantu virus corona masuk ke China," tulis seorang pengguna Weibo.
"Jika Anda dan keluarga Anda tertular Covid karena para penjahat ini, apakah Anda masih merasa kasihan pada mereka dan percaya hukuman ini terlalu berlebihan?"
Menurut kantor kejaksaan setempat, seseorang yang diduga diselundupkan ke Jingxi dinyatakan positif Covid-19 pada Oktober, yang menyebabkan lebih dari 50.000 warga setempat diisolasi.
Baca juga: Jepang dan China Sepakat Buat Hotline Komunikasi pada Akhir 2022
Aksi mempermalukan pelaku kejahatan dan pelanggar hukum di depan umum sudah ada sejak ribuan tahun yang lalu di China.
Dalam beberapa kasus, tahanan diborgol dan dibawa ke parade yang mempermalukan sebelum dieksekusi.
Praktik serupa tetap berlanjut di era China modern.
Selama Revolusi Kebudayaan, hukuman mempermalukan di depan umum diperluas untuk diberlakukan kepada para pencuri dan calo, seringkali sebelum tersangka dinyatakan bersalah.
Pada 1980-an, mempermalukan di depan umum menjadi bagian dari proses eksekusi, saat China mengklaim hukuman tersebut dilakukan untuk menindak pelanggaran pidana.
Baca juga: China Terapkan Prosedur Covid-19 Baru, Maskapai Komersial AS Putar Balik di Tengah Jalan
Narapidana yang dihukum diikat dan diarak di truk polisi dengan data pribadi dan jenis kejahatan yang mereka lakukan ditulis di papan kayu yang digantung di leher mereka.
Dalam beberapa tahun terakhir, pihak berwenang China bahkan membawa hukuman mempermalukan publik ini ke layar lebar.
Sebuah "tayangan rasa malu" diputar di bioskop sebelum film dimulai, dengan menayangkan foto dan nama orang yang berutang uang kepada negara.
Salah satu contohnya adalah saat pemutaran perdana Marvel's Avengers: Endgame di Provinsi Zhejiang pada 2019, yang didahului dengan foto-foto orang-orang yang berutang uang kepada negara sebelum film diputar.
Baca juga: McDonald’s China Pasang Sepeda Statis, Dorong Pelanggan Makan sambil Bakar Kalori
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.