BEIJING, KOMPAS.com - Pejabat China mengakui pada Rabu bahwa mereka menghadapi tantangan untuk mendapatkan pasokan yang cukup bagi penduduk di Xi'an yang diharuskan lockdown ketat.
Respons itu disampaikan setelah penduduk kota mulai menyuarakan kesulitannya di media sosial. Mereka mengeluh tidak memiliki cukup makanan dan meminta bantuan.
Baca juga: Tsunami Covid-19 Melanda Dunia, Kasus-kasus di Eropa dan AS Pecahkan Rekor
Tiga belas juta penduduk di Xi'an utara berada di hari ketujuh kurungan rumah.
Pejabat kesehatan nasional sementara itu telah menyerukan penerapan langkah-langkah lanjutan yang lebih ketat, ketika China memerangi lonjakan virus terburuk dalam beberapa bulan.
Beijing mengikuti strategi ketat "nol Covid" yang melibatkan pembatasan-perbatasan yang ketat, dan penguncian sektoral sejak virus pertama kali muncul di pusat kota pada akhir 2019.
Melansir AFP pada konferensi pers Rabu (29/12/2021), para pejabat China mengaku "hanya sedikit staff yang tersedia dan kesulitan dalam logistik dan distribusi", sehingga kesulitan menyediakan pasokan penting, terlebih negara itu menghadapi kebangkitan infeksi Covid-19.
Sehari sebelumnya, banyak warga meminta bantuan di media sosial untuk mendapatkan makanan dan kebutuhan lainnya. Beberapa mengatakan bahwa kompleks perumahan mereka tidak akan membiarkan mereka keluar, meskipun mereka kehabisan makanan.
Baca juga: Pelanggar Aturan Covid-19 di China Diarak dengan Plakat Foto dan Nama Mereka
Pejabat Xi'an Chen Jianfeng mengatakan kepada wartawan bahwa pemerintah daerah telah memobilisasi perusahaan untuk meningkatkan distribusi masyarakat, dengan kader mengawasi pasar grosir dan supermarket.
"Kami mencoba yang terbaik untuk membantu masalah jumlah staf, dan mengeluarkan izin untuk kendaraan yang menjamin pasokan kebutuhan," katanya.
Namun ada juga yang masih kesulitan dengan perbekalan.
"Bagaimana kita hidup? Apa yang kita makan?" tulis seorang pengguna di platform Weibo yang mirip Twitter.
"Beberapa hari yang lalu, kami bisa keluar sekali untuk membeli bahan makanan, tetapi itu telah dibatalkan ... semua aplikasi bahan makanan online terjual habis atau di luar jangkauan pengiriman," tambah pengguna tersebut.
Baca juga: Perancis Catat 208.000 Kasus Baru Covid-19, Tertinggi sejak Pandemi Dimulai
Kota itu meningkatkan tindakan lockdown pada Senin (27/12/2021). Banyak penduduk diberitahu untuk tidak meninggalkan rumah mereka kecuali untuk pengujian virus, setelah sebelumnya diberitahu bahwa mereka dapat keluar setiap tiga hari sekali untuk membeli persediaan.
Pihak berwenang sebelumnya bersikeras bahwa pasokan tetap stabil, karena mereka mempertahankan kontrol ketat pergerakan masuk dan keluar dari Xi'an.
Kota ini telah mencatat lebih dari 960 kasus virus domestik sejak 9 Desember.
Meskipun lonjakan di China rendah dibandingkan dengan kasus yang merajalela di Eropa dan Amerika Serikat, pejabat China memberlakukan apa yang mereka sebut pembatasan "terketat" di Xi'an.
Pihak berwenang juga telah menahan setidaknya tujuh orang di kota itu karena berusaha melewati karantina, mengganggu ketertiban, dan menyebarkan desas-desus, kata media setempat.
Wabah itu terjadi saat Beijing bersiap menyambut ribuan pengunjung luar negeri ke Olimpiade Musim Dingin Februari.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.