Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengawas Obat AS: Rapid Antigen Kurang Efektif Deteksi Omicron

Kompas.com - 29/12/2021, 07:31 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber AFP

WASHINGTON DC, KOMPAS.com – Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) menyebutkan, rapid test antigen kurang efektif mendeteksi varian Omicron.

Pada Selasa (28/12/2021) FDA menuturkan bahwa rapid antigen cenderung memberikan false negative pada orang yang terinfeksi varian Omicron.

Pengumuman itu disampaikan setelah FDA bekerja sama dengan National Institutes of Health (NIH) mempelajari kinerja rapid test antigen saat merebaknya Omicron.

Baca juga: Tertekan Omicron, Perancis Injak Rem, Perketat Pembatasan Covid-19 Mulai Awal Tahun

Berdasarkan data awal, FDA mengatakan bahwa rapid antigen kurang sensitif dalam mendeteksi kasus positif Omicron.

Kendati demikian, FDA masih akan terus mengizinkan penggunaan rapid test antigen sebagaimana dilansir AFP.

Namun, badan tersebut juga mendesak setiap orang untuk menggunakan rapid antigen sesuai dengan instruksi yang telah diberikan.

Misalnya, beberapa rapid antigen menginstruksikan pengguna untuk mengambil dua tes dengan selang waktu tertentu, untuk mengonfirmasi hasil negatif.

Baca juga: Tembus 600 Kasus, Pasien Omicron di Singapura Belum Ada yang Parah

Jika seseorang mendapatkan hasil negatif dari rapid test antigen, namun memiliki gejala atau berkontak dengan orang yang positif, mereka tetap untuk menjalankan tes PCR.

FDA berujar, PCR lebih akurat karena mampu mendeteksi RNA virus meski jumlahnya sangat kecil.

Penelitian FDA tersebut diumumkan ketika “Negeri Paman Sam” mengalami lonjakan kasus Covid-19.

Pada Senin (27/12/2021), AS melaporkan 543.415 kasus Covid-19 baru dalam 24 jam menurut laporan The New York Times.

Baca juga: Pasutri di Johor Malaysia Positif Covid-19 Omicron Usai Pulang Umrah

Di sisi lain, Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit AS (CDC) mengumumkan telah mempersingkat masa karantina dan isolasi mandiri.

Mereka yang positif Covid-19 dan yang terpapar hanya perlu menjalani isolasi selama lima hari, lebih singkat dibanding rekomendasi sebelumnya selama 10 hari.

Keputusan juga dipengaruhi oleh lonjakan kasus Covid-19 terbaru akibat merebaknya varian Omicron.

Kajian awal menunjukkan Omicron menyebabkan gejala yang lebih ringan dibandingkan varian sebelumnya sebagaimana dilansir VOA.

Baca juga: Omicron Kacaukan Perancis, Kasus Covid-19 Catat Tingkat Tertinggi Sepanjang Pandemi, Nakes Marah

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com