Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cuaca Ekstrem Kembali Terjang AS, Video Badai Debu dan Tornado Selimuti Langit Wilayah Barat

Kompas.com - 18/12/2021, 16:25 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Reuters

COLORADO, KOMPAS.com - Kurang dari seminggu setelah segerombolan tornado kuat menghancurkan Kentucky dan empat negara bagian lainnya, badai debu dan tornado (Dust Bowl).

Fenomena alam ini berhembus dengan kecepatan lebih dari 100 mph (161 kph) ke beberapa bagian Great Plains dan Upper Midwest.

Baca juga: Tornado Kentucky Amerika: Biden Deklarasikan Bencana Besar

Dust Bowl terjadi terjadi sistem angin bertekanan rendah, yang didorong oleh suhu tinggi dalam musim yang tidak menentu di Nebraska, Iowa, dan Minnesota.

Cuaca ekstrem ini berdampak pada pemadaman listrik di empat negara bagian AS, termasuk lebih dari 100.000 rumah dan bisnis di Colorado pada Rabu (15/12/2021) malam.

Rangkaian badai yang menerjang wilayah itu disertai dengan badai petir dan salju, kata Layanan Cuaca Nasional dalam sebuah peringatan melansir Reuters.

"Ada kondisi 'Dust Bowl' yang bersejarah tanpa visibilitas di beberapa bagian New Mexico dan Colorado," kata Marc Chenard, ahli untuk Pusat Prediksi Cuaca Layanan Cuaca Nasional di College Park, Maryland.

Menurutnya, fenomena ini sangat tidak biasa. "Ini bergeser ke timur dan tidak biasa untuk area yang luas ini, melalui area Great Lakes, Michigan dan ke Kanada pada Kamis (16/12/2021) pagi," katanya.

Baca juga: Pemanasan Global Sebabkan Semakin Banyak Badai di Atlantik Utara

Badai debu dan tornado mengacu pada periode selama 1930-an. ketika kekeringan parah dan praktik pertanian yang merusak mengganggu ekologi bagian padang rumput AS dan Kanada.

Selama waktu itu, awan besar tanah lapisan atas yang renggang secara teratur menyelimuti wilayah tersebut, dan menyebabkan krisis ekonomi bagi petani dan migrasi massal ke California.

Badai angin debu terjadi setelah terjangan salah satu bencana tornado paling mematikan dalam sejarah AS. Sedikitnya 74 orang tewas di Kentucky dan 14 orang tewas di negara bagian lain, ketika sistem badai itu menyapu Great Plains dan sebagian wilayah Selatan Jumat malam lalu dan Sabtu dini hari.

Presiden Joe Biden mengunjungi beberapa komunitas yang hancur pada Rabu (15/12/2021).

Baca juga: Aksi Penyelamatan Anak Kucing Baru Lahir yang Terjebak Badai di Utah Viral

Layanan Cuaca Nasional mengatakan dalam prakiraannya bahwa angin kencang dari sistem saat ini akan meningkat pada Rabu malam dan melaju melintasi Upper Midwest ke Kanada pada Kamis.

"Akibatnya, hembusan debu dan pemadaman listrik kemungkinan akan terjadi di seluruh wilayah," kata dinas cuaca.

"Fenomena Kebakaran Sangat Kritis juga ada hingga malam ini dari Texas Panhandle utara ke Kansas utara-tengah."

Pusat Prediksi Badai NWS mengeluarkan peringatan "risiko sedang" untuk wilayah tersebut dan mengatakan bahwa tiupan salju dapat menimbulkan bahaya mengemudi di seluruh Minnesota dan Dakota.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com