Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Krisis Suku Cadang, Setengah Armada Pesawat Sipil di Iran Terpaksa Dikandangkan

Kompas.com - 09/12/2021, 21:46 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Arab News

TEHERAN, KOMPAS.com – Lebih dari setengah armada pesawat sipil di Iran terpaksa dikandangkan karena kekurangan suku cadang.

Hal tersebut disampailan Wakil Kepala Asosiasi Maskapai Penerbangan Iran Alireza Barkhor dalam sebuah wawancara dengan kantor berita negara IRNA.

“Jumlah pesawat yang tidak aktif di Iran telah meningkat menjadi lebih dari 170 unit akibat hilangnya suku cadang,” kata Barkhor.

Baca juga: Ledakan di Dekat Fasilitas Nuklir Natanz Iran, Terdengar Hingga 20 Kilometer

Karena krisis suku cadang, lebih dari setengah armada pesawat sipil di sana dilarang terbang dan harus dikandangkan sebagaimana dilansir Arab News, Kamis (9/12/2021).

“Jika tren ini berlanjut, kita akan melihat lebih banyak lagi pesawat yang dilarang terbang dalam waktu dekat,” ujar Barkhor.

“Kami berharap, salah satu prioritas pemerintah adalah membantu pembiayaan maskapai sehingga mampu menyediakan suku cadang untuk rekondisi pesawat yang sudah grounded,” imbuh Barkhor.

Menurut Financial Tribune, maskapai nasional IranAir saat ini mengoperasikan 39 armada pesawat, mayoritas dari pesawat tersebut adalah Airbus.

Baca juga: Pasukan Taliban dan Iran Bentrok di Daerah Perbatasan

Saat ini, perekonomian Iran tengah terpuruk karena mendapat sanksi dari AS kala Donald Trump menjabat sebagai presiden “Negeri Paman Sam”.

Sanki tersebut tak lepas dari kemelut kesepakatan nuklir di mana Trump secara sepihak menarik diri pada 2018 dan menerapkan sanksi kepada Iran.

Sementara itu, Iran mengkritik sanksi baru AS yang dikenakan pada selusin entitas dan pejabat Iran yang dituduh melakukan pelanggaran hak asasi manusia.

Washington mengumumkan sanksi terbarunya pada Selasa (7/12/2021), menambah tindakan yang sudah ketat terhadap Iran.

Baca juga: Masalah Kesepakatan Nuklir Iran dan Kepentingan Negara-negara yang Terlibat di Dalamnya

Sanksi tersebut dijatuhkan kepada pejabat pemerintah dan organisasi yang terlibat dalam penindasan pengunjuk rasa dan aktivis politik.

Sanksi itu diumumkan tepat sebelum pembicaraan tentang menghidupkan kembali kesepakatan nuklir antara Teheran dan kekuatan dunia akan kembali dilanjutkan di Wina.

“Bahkan di tengah pembicaraan Wina, AS tidak dapat berhenti menjatuhkan sanksi terhadap Iran,” twit Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran Saeed Khatibzadeh.

Setelah jeda beberapa bulan, pembicaraan nuklir dilanjutkan di Wina pekan lalu. Tetapi sempat berhenti pada Jumat (3/12/2021).

Baca juga: Milisi Iran Bikin Video Game dengan George Floyd Jadi Pahlawannya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Global
[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

Global
Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Global
Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Global
Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Global
Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Global
Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Global
Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Global
Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com