BOGOTA, KOMPAS.com - Penangkapan gembong narkoba Dairo Antonio Usuga pada Oktober digambarkan oleh pemerintah Kolombia sebagai "serangan paling penting kepada perdagangan narkoba sejak jatuhnya Pablo Escobar".
Tidak ada yang meragukan bahwa penangkapan Usuga merupakan kemenangan signifikan bagi pasukan keamanan.
Baca juga: Biografi Otoniel: Bos Kartel Narkoba Kolombia Paling Dicari Pasca-Escobar
Tapi, beberapa orang di Kolombia mempertanyakan apakah Klan Teluk yang dipimpinnya dapat dibandingkan dengan kartel Medellín, yang dipimpin oleh Pablo Escobar dan kekuatan besar yang dimilikinya pada 1980-an dan 90-an.
Beberapa analis memperingatkan bahwa penangkapan Usuga, yang lebih dikenal dengan alias Otoniel, dapat menyebabkan lonjakan kekerasan. Pasalnya, pengedar narkoba lainnya bergegas mengisi kekosongan yang diciptakan oleh penangkapannya.
Namun dalam sebuah wawancara dengan BBC, Menteri Pertahanan Kolombia Diego Molano bersikeras penangkapan Otoniel berarti "akhir dari Klan Teluk".
Otoniel telah memerintah Klan Teluk, sebuah organisasi kriminal transnasional yang terlibat dalam perdagangan narkoba dan kegiatan kriminal lainnya seperti pemerasan, dengan tangan besi.
Adapun menurut Molano, penangkapannya telah meninggalkan organisasi itu tanpa kemudi.
"Saya baru-baru ini berbicara dengan salah satu anak buah Otoniel yang telah menyerah. Dia mengatakan kepada saya: 'Dia (Otoniel) mengendalikan segalanya, dia seperti ayah kami, dia adalah orang yang tahu, orang yang mengendalikan segalanya'."
Baca juga: Bandar Narkoba Kolombia Otoniel Bakal Diekstradisi ke AS
Molano mengatakan pasukan keamanan Kolombia tidak melepaskan tekanan, sejak penangkapan Otoniel untuk alasan apa pun. Mereka sekarang sedang memburu wakilnya, yang dikenal sebagai "Siopas" dan "Evil Shorty".
Anak buah Otoniel juga bukan satu-satunya yang dikejar oleh militer dan polisi Kolombia.
Lima tahun setelah pelaksanaan kesepakatan damai dengan kelompok pemberontak terbesar Kolombia (Pasukan Bersenjata Revolusioner Kolombia atau Farc), negara ini sama sekali tidak bebas dari geng-geng bersenjata.
Menurut Molano, geng ini memiliki 13.000 anggota, setengah dari mereka bersenjata dan setengah lainnya bertindak sebagai pendukung.
Mereka adalah kelompok pembangkang yang terdiri dari mantan pemberontak Farc, yang keberatan dengan kesepakatan damai, serta anggota kelompok gerilya Marxis lainnya, Tentara Pembebasan Nasional (ELN), serta kelompok paramiliter sayap kanan dan geng kriminal seperti Klan Teluk.
"Menyerahlah, atau kami akan memburumu," pesan Menteri Pertahanan Kolombia untuk mereka semua, melansir BBC pada Rabu (8/12/2021).
Kelompok-kelompok ini membiayai diri mereka sendiri terutama melalui perdagangan narkoba. Mereka juga berada di balik banyak kekerasan yang terus merusak Kolombia, dan telah memaksa ribuan keluarga meninggalkan rumah mereka.
Baca juga: Daftar Pemimpin Kartel Narkoba Terbesar dalam Sejarah