Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menteri Kolombia Ancam Kartel Narkoba: Menyerah Atau Kami Akan Memburu Anda

Kompas.com - 08/12/2021, 16:36 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber BBC

BOGOTA, KOMPAS.com - Penangkapan gembong narkoba Dairo Antonio Usuga pada Oktober digambarkan oleh pemerintah Kolombia sebagai "serangan paling penting kepada perdagangan narkoba sejak jatuhnya Pablo Escobar".

Tidak ada yang meragukan bahwa penangkapan Usuga merupakan kemenangan signifikan bagi pasukan keamanan.

Baca juga: Biografi Otoniel: Bos Kartel Narkoba Kolombia Paling Dicari Pasca-Escobar

Tapi, beberapa orang di Kolombia mempertanyakan apakah Klan Teluk yang dipimpinnya dapat dibandingkan dengan kartel Medellín, yang dipimpin oleh Pablo Escobar dan kekuatan besar yang dimilikinya pada 1980-an dan 90-an.

Beberapa analis memperingatkan bahwa penangkapan Usuga, yang lebih dikenal dengan alias Otoniel, dapat menyebabkan lonjakan kekerasan. Pasalnya, pengedar narkoba lainnya bergegas mengisi kekosongan yang diciptakan oleh penangkapannya.

Namun dalam sebuah wawancara dengan BBC, Menteri Pertahanan Kolombia Diego Molano bersikeras penangkapan Otoniel berarti "akhir dari Klan Teluk".

Otoniel telah memerintah Klan Teluk, sebuah organisasi kriminal transnasional yang terlibat dalam perdagangan narkoba dan kegiatan kriminal lainnya seperti pemerasan, dengan tangan besi.

Adapun menurut Molano, penangkapannya telah meninggalkan organisasi itu tanpa kemudi.

"Saya baru-baru ini berbicara dengan salah satu anak buah Otoniel yang telah menyerah. Dia mengatakan kepada saya: 'Dia (Otoniel) mengendalikan segalanya, dia seperti ayah kami, dia adalah orang yang tahu, orang yang mengendalikan segalanya'."

Baca juga: Bandar Narkoba Kolombia Otoniel Bakal Diekstradisi ke AS

Molano mengatakan pasukan keamanan Kolombia tidak melepaskan tekanan, sejak penangkapan Otoniel untuk alasan apa pun. Mereka sekarang sedang memburu wakilnya, yang dikenal sebagai "Siopas" dan "Evil Shorty".

Anak buah Otoniel juga bukan satu-satunya yang dikejar oleh militer dan polisi Kolombia.

Lima tahun setelah pelaksanaan kesepakatan damai dengan kelompok pemberontak terbesar Kolombia (Pasukan Bersenjata Revolusioner Kolombia atau Farc), negara ini sama sekali tidak bebas dari geng-geng bersenjata.

Menurut Molano, geng ini memiliki 13.000 anggota, setengah dari mereka bersenjata dan setengah lainnya bertindak sebagai pendukung.

Mereka adalah kelompok pembangkang yang terdiri dari mantan pemberontak Farc, yang keberatan dengan kesepakatan damai, serta anggota kelompok gerilya Marxis lainnya, Tentara Pembebasan Nasional (ELN), serta kelompok paramiliter sayap kanan dan geng kriminal seperti Klan Teluk.

"Menyerahlah, atau kami akan memburumu," pesan Menteri Pertahanan Kolombia untuk mereka semua, melansir BBC pada Rabu (8/12/2021).

Kelompok-kelompok ini membiayai diri mereka sendiri terutama melalui perdagangan narkoba. Mereka juga berada di balik banyak kekerasan yang terus merusak Kolombia, dan telah memaksa ribuan keluarga meninggalkan rumah mereka.

Baca juga: Daftar Pemimpin Kartel Narkoba Terbesar dalam Sejarah

Angka resmi menunjukkan bahwa pada 2021, jumlah keluarga terlantar melonjak 213 persen dibandingkan pada 2020.

Jumlah anak yang direkrut secara paksa oleh geng kriminal ini juga tetap tinggi, seperti halnya tingkat pembunuhan para aktivis lingkungan dan sosial, yang membela tanah dan hak asasi manusia.

Bagi menteri pertahanan Kolombia, kunci untuk menghentikan kekerasan terletak pada penanganan perdagangan narkoba.

Menurut Kantor PBB untuk Narkoba dan Kejahatan (UNODC), Kolombia tetap menjadi produsen kokain terbesar di dunia pada 2020, meskipun telah berhasil mengurangi area yang ditanami koka (tanaman yang digunakan untuk membuat kokain) sebesar 7 persen.

"Setiap hektar yang ditanami koka berarti lebih banyak kematian, lebih banyak kerusakan lingkungan, lebih banyak pembunuhan aktivis sosial," kata Molano kepada BBC.

Molano mengatakan bahwa penyitaan kokain telah meningkat secara signifikan pada 2021 dibandingkan tahun sebelumnya. Pasukan keamanan juga telah menghancurkan ribuan laboratorium, di mana basis kokain diproduksi dari daun koka.

Geng kriminal Kolombia umumnya mendanai kelompoknya melalui perdagangan narkoba. Namun pemerintah negara itu juga sangat khawatir tentang beberapa kegiatan kriminal geng lainnya, seperti pembalakan liar dan penambangan ilegal.

Baca juga: Kokain: Andalan Kartel Narkoba, Sebabkan Halusinasi Gila

Menurut data pemerintah, pada 2020 deforestasi Kolombia meningkat sebesar 8 persen dibandingkan dengan 2019. Hampir 64 persen dari deforestasi terjadi di wilayah Amazon, yang merupakan surga keanekaragaman hayati.

Menurut Molano, memerangi struktur kriminal di balik penebangan pohon untuk perdagangan gelap kayu, atau membuka jalan untuk perkebunan koka, adalah kunci untuk melindungi wilayah Amazon.

Dia menyambut baik langkah kantor jaksa agung dua minggu lalu, di mana tiga pemimpin kelompok Farc yang memisahkan diri telah didakwa dengan kejahatan lingkungan.

Tapi ketiganya - yang dikenal sebagai Gentil Duarte, Ivan Mordisco dan John 40 - sedang dalam pelarian.

Molano berpikir bahwa dakwaan tersebut mengirimkan sinyal kuat bahwa Kolombia akan mengejar mereka, yang terlibat dalam kegiatan kriminal yang merusak flora dan fauna unik Kolombia.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber BBC
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com