Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Paus Fransiskus Kecam Perlakuan Negara-negara Eropa terhadap Migran

Kompas.com - 06/12/2021, 07:31 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber BBC

LESBOS, KOMPAS.com – Paus Fransiskus mengecam negara-negara Eropa dalam memperlakukan para migran di tengah krisis.

Hal tersebut disampaikan Paus ketika berada di pulau Lesbos, Yunani, sebagaimana dilansir BBC, Minggu (5/12/2021).

Paus Fransiskus bahkan mengecam negara-negara Eropa tersebut mengedepankan kepentingan pribadi dan nasionalisme yang sempit dalam memperlakukan para migran.

Baca juga: Paus Fransiskus di Athena, Kunjungan Kepausan Pertama dalam Dua Dekade, Ini Pesannya

Paus pertama kali mengunjungi Lesbos pada 2016. Kala itu, pulau tersebut adalah titik masuk utama bagi orang-orang yang mencoba sampai ke Eropa.

Sejak saat itu, titik nyala baru telah muncul dan Paus menyatakan penyesalannya karena hanya sedikit yang berubah.

Bulan lalu, 27 orang tewas ketika perahu karet yang ditumpangi para migran tenggelam di Selat Inggris.

Jumlah orang yang mencoba menyeberang juga bertambah. Lebih dari 26.000 orang tiba di Inggris sepanjang 2021, lebih dari dua kali lipat dari total tahun lalu.

Baca juga: Paus Fransiskus Tunjuk Raffaella Petrini sebagai Perempuan Pertama yang Jadi Sekjen Gubernur Vatikan

Beberapa orang juga tewas karena cuaca dingin saat mencoba menyeberang ke Polandia dari Belarus.

Krisis migran yang terjadi di perbatasan Polandia dan Belarus mendapat sorotan internasional.

Belarusk menyangkal tuduhan yang menyebut bahwa pihaknya sengaja merancang krisis migran di perbatasannya untuk mengacaukan Uni Eropa.

“Di Eropa ada orang-orang yang bertahan dalam memperlakukan masalah sebagai masalah yang tidak menjadi perhatian mereka. Ini tragis,” kata Paus Fransiskus.

Baca juga: Paus Fransiskus: Semoga Tangisan Bumi dan Orang Miskin Terdengar di KTT Iklim, COP26

“Sejarah mengajarkan kita bahwa kepentingan pribadi dan nasionalisme yang sempit mengarah pada konsekuensi yang menghancurkan,” sambung Paus.

Paus berbicara di sebuah kamp sementara yang menampung sekitar 2.000 pencari suaka, yang menggantikan kamp Moria karena mengalami kebakaran tahun lalu.

Paus menambahkan, hanya ada sedikit tanda-tanda dari negara Eropa untuk secara serius mengatasi krisis migran.

“Sangat mudah untuk memengaruhi opini publik dengan menanamkan rasa takut pada yang lain,” kata Paus Fransiskus.

“Penyebabnya harus diatasi, bukannya orang miskin yang harus membayar konsekuensinya dan bahkan digunakan untuk propaganda politik,” imbuh Paus.

Baca juga: Jelang KTT G20 dan COP26, Biden Bertemu Paus Fransiskus di Roma

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Saat Bangladesh Liburkan Sekolah secara Nasional karena Gelombang Panas...

Saat Bangladesh Liburkan Sekolah secara Nasional karena Gelombang Panas...

Global
Sepak Terjang Alexei Navalny, Pemimpin Oposisi Rusia yang Tewas di Penjara

Sepak Terjang Alexei Navalny, Pemimpin Oposisi Rusia yang Tewas di Penjara

Internasional
Bendungan Runtuh Akibat Hujan Lebat di Kenya Barat, 40 Orang Tewas

Bendungan Runtuh Akibat Hujan Lebat di Kenya Barat, 40 Orang Tewas

Global
3 Wanita Mengidap HIV Setelah Prosedur 'Facial Vampir' di New Mexico

3 Wanita Mengidap HIV Setelah Prosedur "Facial Vampir" di New Mexico

Global
Hamas Luncurkan Roket ke Israel dari Lebanon

Hamas Luncurkan Roket ke Israel dari Lebanon

Global
PM Singapura Lee Hsien Loong Puji Jokowi: Kontribusinya Besar Bagi Kawasan

PM Singapura Lee Hsien Loong Puji Jokowi: Kontribusinya Besar Bagi Kawasan

Global
Sejak Apartheid Dihapuskan dari Afrika Selatan, Apa Yang Berubah?

Sejak Apartheid Dihapuskan dari Afrika Selatan, Apa Yang Berubah?

Internasional
Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Global
Punggung Basah dan Kepala Pusing, Pelajar Filipina Menderita akibat Panas Ekstrem

Punggung Basah dan Kepala Pusing, Pelajar Filipina Menderita akibat Panas Ekstrem

Global
Anak Muda Korsel Mengaku Siap Perang jika Diserang Korut

Anak Muda Korsel Mengaku Siap Perang jika Diserang Korut

Global
Demonstran Pro-Palestina di UCLA Bentrok dengan Pendukung Israel

Demonstran Pro-Palestina di UCLA Bentrok dengan Pendukung Israel

Global
Sepak Terjang Subhash Kapoor Selundupkan Artefak Asia Tenggara ke New York

Sepak Terjang Subhash Kapoor Selundupkan Artefak Asia Tenggara ke New York

Global
Penyebab Kenapa Menyingkirkan Bom yang Belum Meledak di Gaza Butuh Waktu Bertahun-tahun

Penyebab Kenapa Menyingkirkan Bom yang Belum Meledak di Gaza Butuh Waktu Bertahun-tahun

Global
30 Tahun Setelah Politik Apartheid di Afrika Selatan Berakhir

30 Tahun Setelah Politik Apartheid di Afrika Selatan Berakhir

Internasional
Rangkuman Hari Ke-795 Serangan Rusia ke Ukraina: Buruknya Situasi Garis Depan | Desa Dekat Avdiivka Lepas

Rangkuman Hari Ke-795 Serangan Rusia ke Ukraina: Buruknya Situasi Garis Depan | Desa Dekat Avdiivka Lepas

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com