JENEWA, KOMPAS.com - Sebuah varian baru Covid-19 telah ditemukan di Afrika Selatan. Badan Kesehatan Dunia (WHO), sudah memberi nama varian ini: Omicron.
Pihak otoritas kesehatan Afrika Selatan adalah yang pertama kali memberikan peringatan, setelah varian baru B.1.1.529 terkonfirmasi dalam sample di lebih dari 20 kasus Covid-19.
Profesor Edward Holmes, yang mempelajari munculnya penyakit menular, mengkhawatirkan jenis baru ini karena berbeda dengan varian lain yang sudah ada.
"Ini jelas jadi perhatian serius," katanya.
Baca juga: ECDC: Varian Omicron Berisiko Tinggi hingga Sangat Tinggi pada Eropa
"Bermutasi (di bagian) spike protein yang mungkin membuatnya mampu menghindari respons imun," ujar Profesor Edward, seperti yang dilansir dari ABC Indonesia pada Sabtu (27/11/2021).
Tulio de Oliveira, seorang ahli bioinformatika di Pusat Respons dan Inovasi Epidemi Afrika Selatan, mengatakan varian baru Covid-19 Omicron memiliki "konstelasi mutasi yang sangat tidak biasa".
Dia menjelaskan para ilmuwan telah menemukan lebih dari 30 perubahan hanya pada bagian "spike" protein, 10 di antaranya dapat mengubah bagian virus yang mengikat sel manusia.
Varian Beta memiliki tiga mutasi pada bagian ini, sementara di varian Delta hanya dua mutasi, katanya.
Baca juga: WHO: Omicron, Varian Baru Covid-19 dari Afrika Selatan
Hingga Jumat kemarin, varian baru telah ditemukan di tiga negara, yaitu Botswana, Afrika Selatan, dan Hong Kong.
Namun kasus varian Omicron juga sudah dikonfirmasi di bagian lain dunia, termasuk Belgia dan Israel.
Varian baru ini pertama kali ditemukan di Botswana awal November.
Di Afrika Selatan, sebagian besar kasus yang dikonfirmasi ditemukan di provinsi Gauteng, yang mencakup kota Johannesburg dan Pretoria.
Namun, ada indikasi penyebarannya sudah lebih luas.
Inggris mengumumkan pelarangan sementara penerbangan dari enam negara Afrika, yaitu Afrika Selatan, Namibia, Botswana, Zimbabwe, Lesotho dan Eswatini.
Dikatakan warga asal Inggris yang kembali dari negara-negara tersebut harus menjalani karantina.