Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Covid-19 Varian Botswana yang "Lebih Buruk dari Delta" Muncul di 2 Wilayah Lain

Kompas.com - 25/11/2021, 21:57 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

GABORONE, KOMPAS.com - Covid-19 varian Botswana, yang disebut lebih buruk dari varian Delta, dilaporkan sudah ditemukan di dua wilayah lain.

Menurut keterangan pakar, galur ini mempunyai perubahan pada duri proteinnya, membuat upaya vaksinasi jadi lebih sulit.

Jenis virus corona ini bisa dianggap yang paling berevolusi, karena ada 32 mutasi yang terdeteksi di dalamnya.

Baca juga: Mengenal Varian Baru Botswana B.1.1.529 dan Potensi Bahayanya...

Varian Delta, yang dianggap paling menular dan menjadi penyebab lonjakan kasus secara global, mempunyai sekitar 11 mutasi.

Galur ini awalnya terdeteksi dalam tiga pasien di Botswana, sehingga dikenal sebagai varian Botswana, dilansir RT Kamis (25/11/2021).

Sejak kasusnya dilaporkan pada 11 November, varian ini total sudah muncul di tiga wilayah, menurut pemberitaan media Inggris.

Selain di Botswana, enam kasus sudah terkonfirmasi di Afrika Selatan, dengan satu transmisi lainnya terjadi di Hong Kong.

Pasien yang dirawat di Hong Kong disebut bepergian ke China dari Afrika Selatan, membuat peneliti dalam kewaspadaan tinggi.

Sebabnya, si pasien dikabarkan sudah menerima dua dosis vaksin, sehingga ada kekhawatiran kasusnya bakal menyebar ke seluruh dunia.

Baca juga: Kasus Covid-19 Jerman Naik 400 Per 100.000 Penduduk, PM: Aturan Pembatasan Ketat Tidak Bisa Dihindari

Kabar strain yang bermutasi ini, dikenal dengan kode B.1.1.529, dibagikan oleh Tom Peacock, virolog di Departemen Penyakit Menular Imperial College London.

Dia menjelaskan varian Botswana "sangat menyeramkan dan menakutkan" sehingga perlu mendapat perhatian serius.

Peacock dalam kicauannya di Twitter mengatakan, varian terbaru ini profil mutasi di mahkotanya sangat mengagetkan.

Baca juga: Covid-19 di Eropa Makin Mengkhawatirkan, Jenazah Menumpuk di Bangsal Rumah Sakit Romania

"Sangat, sangat perlu untuk mendapatkan perhatian," jelasnya. Namun di sisi lain, dia juga menerangkan sisi baiknya.

Peacock berkata, mutasi B.1.1.529 yang sangat banyak diyakini membuat virusnya tak stabil, sehingga takkan sampai menyebar ke seluruh dunia.

Sejak kasus pertama diumumkan pada Desember 2019, Covid-19 telah menginfeksi 259,5 juta dan membunuh lima juta orang di seluruh dunia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Swedia Janjikan Bantuan Militer Rp 20,26 Triliun ke Ukraina

Swedia Janjikan Bantuan Militer Rp 20,26 Triliun ke Ukraina

Global
Tank-tank Israel Terus Menuju Jantung Kota Rafah, Perang Bisa Berlanjut Sepanjang Tahun

Tank-tank Israel Terus Menuju Jantung Kota Rafah, Perang Bisa Berlanjut Sepanjang Tahun

Global
Polandia Minta Barat Izinkan Ukraina Pakai Senjata Pasokan untuk Serang Wilayah Rusia

Polandia Minta Barat Izinkan Ukraina Pakai Senjata Pasokan untuk Serang Wilayah Rusia

Global
Ikuti Rusia, Belarus Tangguhkan Partisipasi di Perjanjian Pasukan Konvensional Eropa

Ikuti Rusia, Belarus Tangguhkan Partisipasi di Perjanjian Pasukan Konvensional Eropa

Global
 Temuan Terbaru Penyelidikan Insiden Turbulensi Parah Singapore Airlines

Temuan Terbaru Penyelidikan Insiden Turbulensi Parah Singapore Airlines

Global
Rusia Bergeser ke Arah Ekonomi Perang, AS Mulai Siapkan Sanksi Khusus

Rusia Bergeser ke Arah Ekonomi Perang, AS Mulai Siapkan Sanksi Khusus

Global
WHO Beri Peringatan Keras, Serangan Israel ke Rafah Bisa Hancurkan Rumah Sakit Terakhir

WHO Beri Peringatan Keras, Serangan Israel ke Rafah Bisa Hancurkan Rumah Sakit Terakhir

Global
Korsel Sebut Korea Utara Terbangkan Balon Isi Sampah dan Kotoran ke Perbatasan

Korsel Sebut Korea Utara Terbangkan Balon Isi Sampah dan Kotoran ke Perbatasan

Global
Terkait Berita Presiden Lai Dikecam Publik, Berikut Klarifikasi Kantor Perwakilan Taiwan di Indonesia

Terkait Berita Presiden Lai Dikecam Publik, Berikut Klarifikasi Kantor Perwakilan Taiwan di Indonesia

Global
Kredibilitas Biden Dipertanyakan Setelah Serangan Brutal Israel ke Rafah

Kredibilitas Biden Dipertanyakan Setelah Serangan Brutal Israel ke Rafah

Global
Melihat Dampak dari Mengakui Palestina sebagai Negara

Melihat Dampak dari Mengakui Palestina sebagai Negara

Internasional
Israel Klaim Senjatanya Sendiri Tak Mungkin Picu Kebakaran Besar yang Tewaskan 45 Orang di Rafah

Israel Klaim Senjatanya Sendiri Tak Mungkin Picu Kebakaran Besar yang Tewaskan 45 Orang di Rafah

Global
Bagaimana Rencana 'The Day After' Bisa Bantu Mengakhiri Perang di Gaza

Bagaimana Rencana "The Day After" Bisa Bantu Mengakhiri Perang di Gaza

Internasional
Jelang Pemilu, Meksiko Akan Kerahkan 27.000 Tentara dan Garda Nasional

Jelang Pemilu, Meksiko Akan Kerahkan 27.000 Tentara dan Garda Nasional

Global
Saat Politikus AS Nikki Haley Tulis 'Habisi Mereka' di Rudal Israel...

Saat Politikus AS Nikki Haley Tulis "Habisi Mereka" di Rudal Israel...

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com