Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selandia Baru Adopsi Sistem "Hidup dengan Virus", Segera Akhiri Pembatasan Covid-19

Kompas.com - 23/11/2021, 17:15 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

WELLINGTON, KOMPAS.com - Selandia Baru akan melonggarkan aturan Covis-19 dan menerapkan sistem baru untuk hidup dengan virus mulai bulan depan.

Dilansir Reuters, negara itu sebelumnya menerapkan aturan penguncian paling ketat di dunia.

Tapi Selandia Baru akan menjauh dari kebijakan "nol Covid".

Baca juga: Selandia Baru Bakal Akhiri Lockdown di Auckland Setelah 3,5 Bulan

Perdana Menteri Jacinda Ardern mengumumkan hal ini pada hari Senin (22/11/2021).

Kebijakan baru akan diterapkan pada 2 Desember pukul 23.59.

Arden pun mengakui bahwa "delta ada di sini dan tidak akan hilang".

"Selandia Baru siap untuk mengatasinya karena tingkat vaksinasi kami yang tinggi dan langkah-langkah keamanan terbaru kami termasuk sistem lampu lalu lintas dan Pass Vaksin," kata Ardern.

Selandia Baru, yang telah memvaksinasi sekitar 83 persen populasinya, akan memiliki sistem "lampu lalu lintas" baru berdasarkan paspor vaksin.

Baca juga: Penguin Langka dari Antartika Ini Tersasar sampai Selandia Baru

Sistem lampu lalu lintas tiga tingkat yang baru akan memberi peringkat wilayah di Selandia Baru berdasarkan warna merah, kuning, dan hijau.

Hijau hampir tidak memiliki kontrol virus, sementara merah memungkinkan bisnis tetap buka tetapi pelanggan harus divaksinasi dan mengamati jarak sosial.

"Perbedaan utama antara kedua sistem adalah bahwa izin vaksin akan segera diperlukan di tempat-tempat seperti bar, gym, dan restoran," kata Ardern.

Auckland, yang telah berada di bawah pembatasan ketat selama tiga bulan terakhir, awalnya akan dikategorikan sebagai merah.

Auckland saat ini ditutup. Tapi laporan tersebut menambahkan bahwa aturan itu akan berubah pada 15 Desember.

Baca juga: Terima Kunjungan Menlu Selandia Baru, Jokowi Hadiahkan Tas Noken Papua

Selandia Baru telah mencatat hanya 40 kematian akibat Covid-19 sejak awal pandemi.

Arden sebelumnya mengumumkan pelonggaran pembatasan setelah negara itu mencapai tingkat vaksinasi 90 persen.

Namun, terlepas dari pembatasan, wabah varian delta telah menyebabkan pemerintah Arden mempertimbangkan kembali aturan ketat yang diberlakukan pada penduduk.

Pada bulan Oktober, Arden mengakui bahwa negara tersebut tidak dapat sepenuhnya menghilangkan Covid-19.

Baca juga: Kelelawar Ekor Panjang jadi Juara Bird of The Year 2021 Selandia Baru

“Untuk wabah ini, jelas bahwa periode pembatasan berat yang lama tidak membuat kami mencapai nol kasus,” kata Ardern.

“Sekarang kami memiliki vaksin, jadi kami bisa mulai mengubah cara kami melakukan sesuatu,” tambahnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok Sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok Sebagai Pecundang...

Global
Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Global
Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia Demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia Demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Global
Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Global
100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

Global
Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Global
Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Global
Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Global
Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Global
Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

Global
Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Global
Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Global
Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com