BUENOS AIRES, KOMPAS.com - Seorang wanita asal Kuba mengungkapkan, dirinya pernah diperkosa legenda sepak bola Diego Maradona saat berusia 16 tahun.
Mavys Alvarez, yang kini berusia 37 tahun, mengisahkan lagi insiden yang dialaminya dua dekade silam di depan Kementerian Kehakiman Argentina.
Kesaksian yang diberikan pada pekan lalu itu bagian dari penyelidikan dugaan perdagangan Alvarez kepada rombongan Maradona.
Baca juga: Berulang Tahun 30 Oktober, Inilah Sepak Terjang Diego Maradona
Diego Maradona, yang dianggap salah satu legenda sepak bola terbesar di muka Bumi ini, meninggal pada November tahun lalu.
Kesaksian tersebut berkaitan dengan perjalanan yang dilakukan Alvarez bersama Maradona pada 2001, ketika sang bintang berusia 40 tahun.
Alvarez mengatakan, dia pertama bertemu dengan legenda Napoli itu saat di Kuba, ketika dia menjalani pengobatan bagi pecandu narkoba.
Dalam konferensi pers di Buenos Aires, Alvarez mengaku diperkosa oleh Maradona saat berada di klinik di Havana.
Dilansir Reuters via The Guardian Selasa (23/11/2021), ibu Alvarez sendiri berada di kamar sebelah ketika insiden itu terjadi.
"Dia menutup mulut saya, dia memperkosa saya," kata Alvarez. "Saya tidak ingin terlalu mengingatnya," lanjutnya.
Baca juga: Franck Ribery Datang, Salernitana bak Punya Maradona
"Saya berhenti menjadi seorang gadis. Semua ketidakberdayaan saya sebagai remaja terenggut dari saya," ratapnya.
Matias Morla, kuasa hukum Maradona sebelum dia meninggal, memilih tidak berkomentar atas klaim Alvarez itu.
Alvarez menuturkan dalam pernyataan sebelumnya ke media, hubungannya dengan juara Piala Dunia 1986 itu ada konsensus.
Namun di sisi lain, dia mengakui dalam suatu kesempatan, pemilik "Gol Tangan Tuhan" tersebut melakukan pemaksaan terhadapnya.
Dia menjelaskan, keluarganya menerima hubungan keduanya meski jarak umurnya sangat jauh karena Maradona berteman dengan Fidel Castro, pemimpin Kuba.
Baca juga: Pengacara Perawat Maradona: Dokter yang Membunuh Sang Legenda
"Keluarga saya tentu tidak akan menyetujui jika pemerintah Kuba tak terlibat. Mereka terpaksa menerima relasi yang tidak sehat ini," keluhnya.
Dia mengaku sengaja membuat laporan untuk menolong perempuan yang menjadi korban perdagangan, dan membantu mereka.
Alvarez berujar, dia begitu berat untuk menuju ke Argentina, di mana Diego Maradona dipuja sebagai pahlawan.
"Di sini, dia idola. Di saat bersamaan yang saya ingat adalah dia merupakan sosok dengan kepribadian jelek," ujar dia.
Baca juga: Selidiki Kematian Maradona, Jaksa Interogasi Perawat Shift Siang
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.