WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Amerika Serikat (AS) membagikan informasi intelijen termasuk peta dengan sekutu Eropa,byang menunjukkan penumpukan pasukan Rusia dan artileri.
Pergerakan pasukan itu dinilai mampu mempersiapkan dorongan yang cepat dan besar-besaran ke Ukraina dari berbagai lokasi, jika Presiden Vladimir Putin memutuskan untuk menyerang, menurut orang-orang akrab dengan percakapan melansir Bloomberg pada Senin (22/11/2021).
Baca juga: Ukraina Harus Bangun Pagar Perbatasan dengan Rusia-Belarus Sepanjang 2.500 Kilometer
Informasi tersebut menjabarkan skenario di mana pasukan akan menyeberang ke Ukraina dari Krimea, perbatasan Rusia dan melalui Belarus. Sekitar 100 kelompok taktis batalyon, kemungkinan berisi sekitar 100.000 tentara, bisa dikerahkan.
Operasi itu disebut berada di medan yang keras dan kondisi beku, meliputi wilayah yang luas dan siap untuk pendudukan yang berpotensi berkepanjangan.
Dua orang mengatakan sekitar setengah jumlah kelompok taktis sudah berada di posisinya, dan bahwa setiap invasi akan didukung oleh dukungan udara.
Moskwa juga disebut telah menyiapkan puluhan ribu pasukan cadangan, dalam skala yang belum pernah terjadi sebelumnya di masa pasca-Soviet.
Mereka menjelaskan peran cadangan dalam konflik apa pun adalah mengamankan wilayah di fase selanjutnya, setelah batalyon taktis membuka jalan.
Adapun Rusia belum secara terbuka mengumumkan pemanggilan besar-besaran terhadap pasukan cadangan.
Baca juga: Situasi Memanas, Menlu AS dan Perancis Bahas Aktivitas Militer Rusia di Dekat Ukraina
AS juga disebut telah berbagi informasi tentang peningkatan eksponensial dalam disinformasi yang menargetkan Kiev. Moskwa diklaim merekrut agen untuk mencoba dan menabur destabilisasi di dalam Ukraina.
Putin pekan lalu membantah niat untuk menyerang, tetapi menyambut peringatan itu sebagai bukti bahwa tindakannya telah mendapat perhatian AS dan sekutunya.
Dia menuduh mereka gagal untuk mengambil batasan "garis merah" Rusia atas Ukraina dengan cukup serius.
Amerika dan lainnya tidak mengatakan perang itu pasti, atau apakah mereka tahu pasti bahwa Putin serius tentang perang. Namun orang-orang mengatakan kemungkinan dia belum memutuskan apa yang harus dilakukan.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan bulan ini: “Saya tidak dapat berbicara dengan niat Rusia. Kami tidak tahu siapa mereka.”
Seorang pejabat senior administrasi mengaku bahwa AS, telah menunjukkan kesediaannya untuk menggunakan sejumlah alat untuk mengatasi tindakan Rusia yang berbahaya dan akan terus melakukannya.
Gedung Putih mengatakan tidak memiliki komentar lebih lanjut menurut Bloomberg.
Baca juga: Militer Inggris Buru-buru Selamatkan Jet Tempur F-35 yang Jatuh ke Laut Sebelum Diambil Rusia
Terakhir pada Sabtu (20/11/2021), Blinken mengulangi bahwa negaranya memiliki "keprihatinan nyata" tentang tindakan dan pernyataan Rusia terkait Ukraina, ketika ketegangan meningkat.
"Kami memiliki keprihatinan nyata tentang aktivitas militer Rusia yang tidak biasa di perbatasan dengan Ukraina. Kami memiliki keprihatinan nyata tentang beberapa retorika yang telah kami lihat dan dengar dari Rusia serta di media sosial," kata Blinken kepada wartawan dalam kunjungannya ke Senegal melansir AFP.
Blinken mengatakan kekhawatiran itu "turut rasakan secara luas" oleh sekutu AS, tetapi menolak untuk mengatakan apakah intelijen AS percaya bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin bertujuan untuk merebut tanah dari Ukraina.
“Kami tidak tahu apa niat Presiden Putin. Tapi kami tahu apa yang terjadi di masa lalu. Kami tahu pedoman yang coba memicu provokasi ilusi dari Ukraina atau negara lain dan menggunakannya sebagai alasan untuk melakukan rencanakan Rusia selama ini," kata Blinken.
Dia mengacu pada krisis yang meletus pada 2014. Ketika itu menyusul penggulingan pemerintah Ukraina yang menolak bergerak ke arah Barat, Rusia merebut semenanjung Krimea dan mendukung separatis yang mengobarkan konflik di timur Ukraina yang sebagian besar berbahasa Rusia.
Putin pada Kamis (18/11/2021) menuduh negara-negara Barat meningkatkan konflik Ukraina, dengan mengadakan latihan di Laut Hitam dan menerbangkan pesawat pengebom di dekat perbatasannya.
Baca juga: 5 Jet Tempur Canggih Andalan Rusia
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.