KOMPAS.com - Kabar tentang pemetik buah asal Indonesia di Australia yang akan mendapat upah per jam menjadi berita internasional terpopuler di kanal global Kompas.com.
Ada juga kabar dari Jepang, di mana kondisi Covid-19 varian delta menghilang secara tiba-tiba dan malah membuat para pakar kebingungan.
Berikut kami rangkum berita populer global dari kanal Kompas.com edisi Senin (22/11/2021) hingga Selasa (23/11/2021).
Mereka yang bekerja sebagai pemetik buah di Australia nantinya hanya akan dibayar dengan sistem upah per jam dengan bayaran minimum, tidak lagi dibayar berdasarkan berapa yang petik.
Keputusan tersebut dikeluarkan oleh lembaga Fair Work Comission awal November lalu dan dalam waktu dekat segera akan diberlakukan.
Husniati, 26 tahun asal Mataram, Nusa Tenggara Barat, mulai minggu depan akan bekerja sebagai pemetik buah cherry di Shepparton, sekitar 190 kilometer dari kota Melbourne.
Husniati adalah salah seorang pemegang visa 'Working Holiday' (WHV) yang sudah tiba di Australia sejak Maret 2020 dan sebelumnya bekerja di beberapa ladang pertanian di negara bagian Queensland.
Baca pengalaman Husniati dan peserta WHV lainnya di sini.
Baca juga: Bangkai Kapal Batavia di Australia Menguak Rahasia Pembuatan Kapal Belanda
Pakar disebut kebingungan setelah gelombang kelima Covid-19, yang disebabkan varian Delta, menghilang secara dramatis dari Jepang.
Pada pertengahan Agustus, "Negeri Sakura" sempat mengalami puncak dari virus corona, dengan 23.000 kasus per hari.
Kini, angka penularannya hanya di kisaran 170-an, dengan korban meninggal berada di lingkup satu digit pada bulan ini.
Penularan itu disebut karena tingginya angka vaksinasi, kepatuhan publik terhadap anjuran memakai masker, dan faktor lainnya.
Meski begitu, peneliti menerangkan penurunan ini begitu unik, komparasinya dengan negara yang menerapkan kebijakan serupa. Ituro Inoue, pakar genetika di National Institute of Genetics menjelaskan teorinya kepada harian lokal Japan Times, baca selengkapnya di sini.
Baca juga: Didesak PBB Bebaskan Jurnalis Pelapor Covid-19 Pertama, Begini Jawaban Keras China
Warga Amerika Serikat (AS) ramai-ramai memunguti hujan uang kertas yang berhamburan di jalan tol Interstate 5, kota Carlsbad, negara bagian California, Jumat pagi (19/11/2021) waktu setempat.
Petugas Patroli Jalan Raya California (CHP), Jim Bettencourt, mengatakan bahwa uang berhamburan keluar dari truk lapis baja yang melaju di jalan tol tersebut.
Kemudian Sersan CHP, Curtis Martin, mengatakan kepada wartawan, truk itu melaju dari San Diego ke kantor Federal Deposit Insurance Corp (FDIC).
Namun tidak diketahui ke kantor yang mana truk itu menuju, karena kantor FDIC ada di Los Angeles dan Orange County.
Baca berita selengkapnya di sini.
Baca juga: Hujan Uang Berserakan di Jalan Tol AS, Warga Ramai-ramai Memungut sampai Jalur Ditutup
Serangan udara yang menargetkan kamp-kamp gerombolan pencuri ternak di negara bagian Sokoto, Nigeria, dekat perbatasan dengan Niger, menewaskan banyak orang, kata sumber-sumber lokal pada Minggu (21/11/2021).
Jet militer Nigeria pada Sabtu (20/11/2021) membom dua kamp di distrik Isa yang dikontrol oleh dua geng yang melakukan serangan mematikan di desa-desa terpencil dalam beberapa pekan terakhir, kata sumber tersebut. Ini adalah serangan pertama terhadap bandit di wilayah tersebut.
Gerombolan pencuri ternak dan penculik bersenjata lengkap untuk mendapatkan uang tebusan yang dikenal secara lokal sebagai bandit, meneror Nigeria barat laut dan tengah selama bertahun-tahun.
Mereka menyerbu dan menjarah desa, lalu serangannya meningkat dalam beberapa bulan terakhir. "Militer melakukan serangan udara di desa Tsaika dan Dangwandi, di mana sejumlah besar bandit tewas," kata seorang administrator lokal di distrik Isa, dikutip dari AFP.
Baca juga: Suara Minta Tolong Masih Terdengar dari Bawah Reruntuhan Gedung 21 Lantai di Nigeria
Polisi anti-terorisme Austria menangkap seorang tersangka neo-Nazi dan istrinya karena memiliki gudang senjata perang ilegal yang besar, dengan lebih dari satu ton amunisi dan berbagai perlengkapan Nazi.
Barang itu ditemukan oleh Kantor Negara untuk Perlindungan Konstitusi dan Perang Melawan Terorisme di Austria Hilir, di kota Baden, di pinggiran ibu kota Austria, Wina.
Isinya termasuk senapan mesin berat, senapan mesin, pistol, granat tangan, bom pipa dan bahan peledak lainnya, senapan sniper dengan lingkup, senapan pompa, senjata api dengan peredam.
Ada juga lebih dari 1.200 kilogram (2.646 pon) amunisi, bersama dengan pelindung kuningan, pisau, semprotan merica dan perangkat kejut listrik.
Baca berita selengkapnya di sini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.