Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jerman Hadapi Situasi Darurat Nasional Covid-19

Kompas.com - 20/11/2021, 18:46 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Editor

BERLIN, KOMPAS.com - Menteri Kesehatan Jerman Jens Spahn pada Jumat (19/11/2021) mengatakan bahwa situasi pandemi telah memburuk dalam seminggu terakhir dan kini keadaannya lebih serius daripada minggu lalu. Spahn menambahkan bahwa Jerman tengah menghadapi situasi darurat nasional.

Saat ditanya tentang kemungkinan memberlakukan kebijakan kuncian atau lockdown bagi semua orang, Spahn berkata, "Kita berada dalam situasi di mana kami tidak dapat mengesampingkan apa pun."

Baca juga: Diterpa Gelombang Keempat Covid-19, Eropa Terancam Lockdown Saat Natal

Komentar itu muncul ketika majelis tinggi parlemen Jerman, Bundesrat, menyetujui pembatasan baru untuk mengekang penyebaran Covid-19, sehari setelah majelis rendah meloloskannya. Spahn berbicara dalam konferensi pers bersama dengan Lothar Wieler, kepala badan pengendalian penyakit menular Robert Koch Institute (RKI).

Lothar Wieler melukiskan gambaran dramatis tentang perkembangan infeksi virus corona. Ia menunjukkan bahwa di lebih dari seperempat distrik di seluruh Jerman, tingkat insiden tujuh hari berada di atas 500 infeksi baru per 100.000 orang dan banyak rumah sakit berada pada titik puncaknya.

"Kita harus memutar balik keadaan. Benar-benar tidak ada waktu dapat yang terbuang sia-sia," ujar Wieler sambil menekankan pentingnya vaksinasi.

Baca juga: Situasi Covid Eropa: Austria Lockdown, Jerman Batasi Ketat Orang yang Tak Divaksin

Bagaimana situasi pandemi di Jerman saat ini?

Dalam dua minggu terakhir, jumlah kasus baru melonjak lebih dari 60 persen. Pada Jumat, Jerman mencatat 52.970 infeksi baru setiap hari. Sehari sebelumnya yakni pada Kamis (18/11/2021) tercatat rekor lebih dari 65.000 kasus harian, rekor sejak awal pandemi.

Pejabat kesehatan memperingatkan bahwa jumlahnya kemungkinan akan meningkat dua kali lipat dalam beberapa hari mendatang.

Uwe Janssens, Sekretaris Jenderal Masyarakat Jerman untuk Perawatan Intensif Internal, mengatakan kepada DW bahwa jumlahnya benar-benar mengkhawatirkan.

"Saat ini, sekitar 0,8 persen orang yang terinfeksi harus dirawat lebih lanjut di unit perawatan intensif," katanya.

Dan jika ada 50.000-60.000 infeksi baru sehari, "Anda dapat menghitung berapa banyak orang yang akan dirawat di unit perawatan intensif dalam 7, 10 sampai 12 hari."

Baca juga: Seorang Dokter Meninggal karena Covid-19 Setelah Selama 2 Tahun Obati Pasien Terinfeksi

Apa aturan baru COVID-19 di Jerman?

Sesuai aturan baru, insiden rawat inap akan menjadi tolok ukur baru dalam memperkenalkan protokol Covid-19 yang lebih ketat di Jerman.

Menurut metrik tersebut, jika lebih dari tiga penduduk per 100.000 di suatu wilayah dirawat di rumah sakit karena Covid-19, aturan 2G (sembuh dan telah divaksin lengkap) akan berlaku untuk semua aktivitas rekreasi publik di negara bagian tertentu.

Aturan 2G plus akan berlaku jika insiden rawat inap mencapai nilai enam per 100.000. Ini berarti orang yang telah divaksinasi dan telah pulih akan diminta untuk menyediakan bukti tes Covid-19 negatif untuk bisa mengakses tempat-tempat tertentu.

Baca juga: Pasutri Lakukan Penipuan Bantuan Covid Besar-besaran, Tinggalkan Surat Buat Anak

Bila nilai insiden telah mencapai sembilan atau lebih, akan diterapkan tindakan lebih lanjut seperti pembatasan kontak. Saat ini, semua negara bagian Jerman kecuali Hamburg, Nieder-Sachsen, Schleswig-Holstein, dan Saarland berada di atas nilai tiga. Negara Bagian Sachsen-Anhalt dan Thuringen berada di atas nilai sembilan.

Rencana tersebut juga mencakup pengujian harian wajib bagi karyawan dan pengunjung panti jompo, terlepas dari apakah mereka telah divaksinasi atau tidak. Selain itu ada juga aturan 3G (divaksinasi, pulih, atau diuji) yang mewajibkan orang untuk menunjukkan bukti vaksinasi, atau pemulihan lengkap atau hasil tes negatif Covid-19 yang valid untuk memasuki tempat kerja dan menggunakan transportasi umum.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Global
Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Global
Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Global
Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Internasional
Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Global
Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Global
Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Global
Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Global
Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Global
Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Global
Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Global
Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Global
Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Global
Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Global
Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com