Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Paling Berdarah di Demo Kudeta Sudan: 15 Orang Ditembak Mati, Total 39 Korban Tewas

Kompas.com - 18/11/2021, 06:34 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

KHARTOUM, KOMPAS.com - Pasukan keamanan menembak mati sedikitnya 15 pengunjuk rasa anti-kudeta Sudan dan melukai puluhan lainnya pada Rabu (17/11/2021), kata petugas medis, pada hari paling berdarah sejak pengambilalihan militer 25 Oktober.

Ke-15 korban tewas itu—semuanya di Khartoum, terutama distrik utaranya—menambah jumlah korban tewas menjadi 39 orang akibat kerusuhan sejak militer merebut kekuasaan, kata serikat dokter pro-demokrasi. Ratusan lainnya terluka.

"Pembantaian hari itu memperkuat slogan kami: tidak ada negosiasi, tidak ada kemitraan, tidak ada kompromi dengan militer," kata penyelenggara demo kudeta Sudan dari Asosiasi Profesional Sudan (SPA).

Baca juga: Demo Anti-Kudeta Sudan Ricuh, 1 Demonstran Tewas Ditembak Pasukan Keamanan

Demonstran turun ke jalan di seluruh ibu kota meskipun saluran telepon dan layanan internet terganggu sejak militer mengambil alih, lapor wartawan AFP.

"Rakyat memilih pemerintahan sipil," teriak para demonstran, juga meneriakkan slogan-slogan menentang penguasa Sudan, jenderal top Abdel Fattah Al-Burhan.

Para pengunjuk rasa, sebagian besar pria dan perempuan muda, menepuk tangan dan berteriak sebelum demonstrasi berubah menjadi kekerasan.

Ketika bentrokan pecah, pasukan keamanan juga menembakkan gas air mata, melukai beberapa pengunjuk rasa lagi, kata saksi mata.

Polisi membantah menggunakan peluru tajam, dan televisi pemerintah mengumumkan penyelidikan atas kematian tersebut.

Serikat dokter mengatakan, sebagian besar korban menderita luka tembak di kepala, leher atau dada, tetapi menambahkan bahwa para demonstran tidak terpengaruh dan di belakang barikade darurat terus melakukan unjuk rasa.

Baca juga: Protes Anti-kudeta Sudan Jadi Mematikan, 5 Demonstran Dilaporkan Tewas

Demonstrasi juga terjadi di Port Sudan, kata seorang jurnalis AFP, menentang kudeta Sudan yang menghentikan transisi demokrasi setelah penggulingan diktator lama Omar Al-Bashir pada 2019.

"Itu hari yang sangat buruk bagi para pengunjuk rasa," kata Soha, demonstran berusia 42 tahun, kepada AFP.

"Saya melihat seseorang dengan luka tembak di belakang saya dan ada banyak penangkapan," di Khartoum.

Upaya membendung demo kudeta Sudan membuat ratusan orang ditangkap, termasuk aktivis, warga yang sedang lewat, dan jurnalis. Kepala biro jaringan Qatar Al Jazeera ditangkap pada Minggu (14/11/2021) dan dibebaskan pada Selasa (16/11/2021).

Baca juga: Massa Pro-demokrasi Sudan Gelar Pembangkangan Sipil Berskala Besar, Tolak Kudeta Militer

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Serangan Rusia di Sumy Ukraina Tewaskan 1 Warga Sipil, 2 Anak Luka-luka

Serangan Rusia di Sumy Ukraina Tewaskan 1 Warga Sipil, 2 Anak Luka-luka

Global
Otoritas Keselamatan Udara AS Selidiki Pemeriksaan Pesawat Boeing

Otoritas Keselamatan Udara AS Selidiki Pemeriksaan Pesawat Boeing

Global
Kesalahan Teknis. Boeing Tunda Peluncuran Kapsul Luar Angkasanya

Kesalahan Teknis. Boeing Tunda Peluncuran Kapsul Luar Angkasanya

Global
5 Teknologi Tertua di Dunia yang Masih Digunakan

5 Teknologi Tertua di Dunia yang Masih Digunakan

Global
AS, Inggris, dan Sebagian Besar Negara Uni Eropa Tak Akan Hadiri Putin

AS, Inggris, dan Sebagian Besar Negara Uni Eropa Tak Akan Hadiri Putin

Global
Israel Larang Al Jazeera, Kantor Ditutup dan Siaran Dilarang

Israel Larang Al Jazeera, Kantor Ditutup dan Siaran Dilarang

Global
Militer Israel Ambil Alih Kendali Penyeberangan Rafah dari Gaza ke Mesir, Ada Maksud Apa?

Militer Israel Ambil Alih Kendali Penyeberangan Rafah dari Gaza ke Mesir, Ada Maksud Apa?

Global
Rafah, Kota Oasis di Sinai-Gaza yang Terbelah Perbatasan Kontroversial

Rafah, Kota Oasis di Sinai-Gaza yang Terbelah Perbatasan Kontroversial

Internasional
Hari Ke-12 Sidang Uang Tutup Mulut, Trump Diperingatkan Bisa Dijatuhi Hukuman Penjara

Hari Ke-12 Sidang Uang Tutup Mulut, Trump Diperingatkan Bisa Dijatuhi Hukuman Penjara

Global
Remaja Ini Temukan Cara Baru Buktikan Teorema Pythagoras Pakai Trigonometri, Diremehkan Para Ahli

Remaja Ini Temukan Cara Baru Buktikan Teorema Pythagoras Pakai Trigonometri, Diremehkan Para Ahli

Global
Dituduh Mencuri, Tentara AS Ditangkap di Rusia

Dituduh Mencuri, Tentara AS Ditangkap di Rusia

Global
Isi Usulan Gencatan Senjata di Gaza yang Disetujui Hamas, Mencakup 3 Fase 

Isi Usulan Gencatan Senjata di Gaza yang Disetujui Hamas, Mencakup 3 Fase 

Global
Sisa-sisa Kerangka Manusia Ditemukan di Bunker Perang Dunia II

Sisa-sisa Kerangka Manusia Ditemukan di Bunker Perang Dunia II

Global
Protes Gaza Kampus AS: Rusuh di MIT, Wisuda Sejumlah Kampus Pertimbangkan Keamanan

Protes Gaza Kampus AS: Rusuh di MIT, Wisuda Sejumlah Kampus Pertimbangkan Keamanan

Global
Warga Kuba Terpikat Jadi Tentara Rusia karena Gaji Besar dan Paspor

Warga Kuba Terpikat Jadi Tentara Rusia karena Gaji Besar dan Paspor

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com