Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Protes Anti-kudeta Sudan Jadi Mematikan, 5 Demonstran Dilaporkan Tewas

Kompas.com - 14/11/2021, 09:24 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber BBC

KHARTOUM, KOMPAS.com – Komite Pusat Dokter Sudan melaporkan, sebanyak lima demonstran tewas dalam aksi protes pro-demokrasi di Sudan pada Sabtu (13/11/2021).

Dari kelima korban tewas tersebut, empat orang tewas karena luka tembak sedangkan satunya tewas karena tersedak gas air mata selama bentrokan dengan pasukan keamanan.

Di kota-kota seluruh Sudan, puluhan ribu orang masih turun ke jalan untuk menggelar aksi protes anti-kudeta sebagaimana dilansir BBC.

Baca juga: Demo Anti-Kudeta Sudan Ricuh, 1 Demonstran Tewas Ditembak Pasukan Keamanan

Polisi Sudan mengatakan, mereka hanya menggunakan kekuatan minimum untuk menahan aksi demonstrasi.

Televisi pemerintah melaporkan, 39 polisi terluka parah dalam bentrokan tersebut.

Kekerasan mematikan itu terjadi beberapa hari setelah dewan penguasa yang dipimpin militer diumumkan.

Panglima Militer Sudan Jenderal Abdel Fattah al-Burhan ditunjuk sebagai kepala dewan penguasa pada Kamis (11/11/2021).

Baca juga: Massa Pro-demokrasi Sudan Gelar Pembangkangan Sipil Berskala Besar, Tolak Kudeta Militer

Burhan telah menanggalkan lengan sipil dari perjanjian pembagian pemerintahan, menangkap para pemimpin sipil, dan menyatakan keadaan darurat bulan lalu.

Pengambilalihan kekuasaan yang dilakukan militer Sudan pada 25 Oktober tersebut mengundang kecaman internasional.

Para pengunjuk rasa akhirnya turun ke jalan sejak saat itu. Mereka menuntut pemerintah militer mundur dan mengizinkan transisi damai ke pemerintahan sipil.

Aksi protes yang digelar pada Sabtu terus berlanjut meski kehadiran pasukan keamanan yang ketat. Demonstrasi juga digelar di luar negeri, termasuk di Paris dan Berlin.

Baca juga: Membuka Tabir Hubungan Militer Sudan dengan Israel

AFP melaporkan, pengunjuk rasa di ibu kota Sudan, Khartoum, berteriak menolak kekuasaan militer dan menuntut dewan penguasa yang dipimpin militer dibubarkan.

Selain lima orang tewas, Komite Pusat Dokter Sudan juga melaporkan bahwa ada banyak orang yang terluka dalam aksi protes.

Petugas medis menambahkan, pasukan keamanan telah menyerbu sebuah rumah sakit di kota Omdurman dan menahan beberapa orang yang terluka.

Kedutaan AS di Khartoum mengutuk kekerasan di Sudan.

Mereka menyebut adanya penggunaan kekuatan yang berlebihan terhadap warga yang berdemonstrasi untuk kebebasan dan demokrasi.

Baca juga: Kudeta Sudan, Jenderal Perintahkan Pembebasan 4 Menteri yang Ditahan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

Global
Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Global
Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Global
AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

Global
Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Global
Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Global
Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com