WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Presiden Amerika Serikat Joe Biden dan Presiden China Xi Jinping bertemu dalam KTT virtual tatap muka pertama mereka, Senin malam (15/11/2021) waktu AS atau Selasa pagi (16/11/2021) waktu China.
Pertemuan yang sangat dinanti-nantikan itu terjadi ketika ketegangan meningkat antara China dan AS pada isu-isu seperti Taiwan, perdagangan, dan hak asasi manusia.
Biden mengatakan, kedua negara memiliki tanggung jawab untuk memastikan persaingan mereka tidak berubah menjadi konflik terbuka.
Ini adalah pembicaraan paling substansial yang dilakukan kedua pemimpin sejak Biden menjabat pada Januari.
Baca juga: Jelang KTT Biden-Xi Jinping, Ini 6 Poin yang Mungkin Akan Dibahas
Melansir BBC, kedua pria itu membuka pertemuan dengan saling menyapa hangat. Xi mengatakan dia senang melihat teman lamanya, Biden.
Sementara itu, Biden berkata, "Mungkin saya harus memulai dengan lebih formal, meskipun Anda dan saya tidak pernah seformal itu satu sama lain," menurut laporan Reuters.
Dia menambahkan bahwa mereka "selalu berkomunikasi satu sama lain dengan sangat jujur dan terus terang". "Kami tidak pernah bertanya-tanya apa yang dipikirkan orang lain".
Xi lalu berujar, China dan AS perlu meningkatkan komunikasi dan menghadapi tantangan bersama.
Dia juga mengatakan, hubungan China-AS yang sehat diperlukan untuk menghadapi tantangan global seperti perubahan iklim dan Covid-19, kata media pemerintah China.
AS dan China mengejutkan banyak orang minggu lalu dengan mengeluarkan deklarasi bersama untuk mengatasi perubahan iklim, pada konferensi COP26 Glasgow, Skotlandia.
"Umat manusia hidup di desa global, dan kita menghadapi banyak tantangan bersama. China dan AS perlu meningkatkan komunikasi dan kerja sama." kata Xi.
Biden menambahkan, mereka perlu membangun beberapa pembatas, "untuk memastikan persaingan antarnegara kita tidak mengarah ke konflik".
"(Kami) percaya - dan Anda dan saya sudah membicarakan ini - semua negara harus bermain dengan aturan sama, dan mengapa Amerika Serikat akan selalu membela kepentingan dan nilai-nilai kami dan kepentingan sekutu kami serta dan rekanan,” ujarnya.
Baca juga: Jelang KTT Biden-Xi Jinping, AS dan China Sudah Ribut Duluan soal Taiwan
Komentar Biden tampaknya merujuk ke Taiwan, titik pertikaian yang berkembang antara AS dan China.
Beijing memandang Taiwan sebagai provinsi yang memisahkan diri, tetapi Taiwan yang demokratis menganggap dirinya sebagai negara berdaulat.
Sementara itu, AS semakin vokal tentang komitmennya untuk membela Taiwan.
Biden bulan lalu mengatakan, AS akan membela Taiwan jika China menyerang, yang jelas-jelas menyimpang dari posisi kebijakan luar negeri AS yaitu "ambiguitas strategis", yang telah membuat langkah Washington tidak jelas.
Isu-isu seperti keamanan siber, perdagangan, dan non-proliferasi nuklir juga menjadi topik pembahasan.
Dalam pernyataan yang dirilis pada Jumat (12/11/2021), Gedung Putih mengatakan, "Kedua pemimpin akan membahas cara-cara untuk secara bertanggung jawab mengelola persaingan antara Amerika Serikat dan RRC, serta cara-cara untuk bekerja sama di mana kepentingan kita selaras".
Ini adalah ketiga kalinya kedua pemimpin itu berbicara sejak pelantikan Biden pada Januari. Pertemuan Biden dan Xi Jinping diperkirakan akan berlangsung beberapa jam.
Xi tidak pernah meninggalkan China dalam hampir dua tahun terakhir, sejak pecahnya pandemi Covid-19.
Hubungan China-AS sangat penting bagi kedua pihak dan dunia yang lebih luas. Beijing berulang kali meminta pemerintahan baru di Washington untuk memperbaiki hubungan yang memburuk di bawah pendahulu Biden, Donald Trump.
Baca juga: Joe Biden Featuring Putin versus Xi Jinping?