Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Payudara dan Pantatnya Disebut Kebesaran, Atlet Ini Gugat Nike dan Mantan Pelatihnya Rp 281 Miliar

Kompas.com - 15/10/2021, 18:51 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

NEW YORK CITY, KOMPAS.com - Mary Cain, atlet lari yang membuat sejarah bagi Amerika Serikat di Moskwa, mengajukan gugatan 20 juta dollar AS (Rp 281 miliar) terhadap mantan pelatihnya dan Nike.

Gugatan dilayangkan atas pelecehan berat badan, serta mengomentari tubuhnya secara tidak senonoh.

Peristiwanya bermula saat Mary Cain berusia 17 tahun pada 2013, dan berkompetisi di Kejuaraan Dunia di Rusia.

Baca juga: Agnes Tirop, Atlet Olimpiade Kenya Pemegang Rekor Dunia Tewas dengan Luka Tusuk

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Mary Cain (@runmarycain)

Mary Cain adalah peserta termuda yang mewakili negaranya di kompetisi, dan dijuluki "gadis tercepat di Amerika" oleh beberapa orang berkat talentanya.

November tahun itu, Mary Cain bergabung dengan kelompok pelatihan Proyek Oregon Nike, dan pada 2014 dia menang di Kejuaraan Dunia Junior kategori 3.000 meter, menjadi medali emas terakhir yang dia menangkan dalam kariernya.

Selang tujuh tahun kemudian, Cain mengungkapkan bahwa Alberto Salazar, pelatih di proyek yang sekarang sudah tidak ada dan dilarang oleh oleh US Center for SafeSport menyusul tuduhan pelecehan oleh beberapa atlet, melakukan pelecehan verbal kepadanya.

Dalam gugatan yang diajukan di pengadilan daerah, Mary Cain berkata bahwa Salazar sampai membuatnya sangat tertekan dan mengalami gangguan makan, kecemasan, sindrom stres pasca-trauma (PTSD), dan melukai diri sendiri.

Nike juga dia katakan mengetahui perbuatan Salazar, tetapi hanya diam.

"Salazar mengatakan kepadanya bahwa dia terlalu gemuk dan payudara serta pantatnya terlalu besar," tulis gugatan tersebut, menurut Oregon Live.

"Dia melarang Cain berkonsultasi dengan orang tuanya - terutama ayahnya, yang adalah seorang dokter."

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Mary Cain (@runmarycain)

Saat tampil di video New York Times pada 2019, Mary Cain bercerita bahwa dirinya dilecehkan secara emosional dan fisik oleh sistem yang dirancang Alberto dan didukung Nike.

Para pegawai Nike, yang dia sebut sekumpulan teman Alberto Salazar, terobsesi untuk membuatnya turun berat badan.

Baca juga: Sorot Bokong Atlet Putri Saat Tanding, Federasi Panjat Tebing Dunia Dikecam

Mary Cain mengeklaim, dia sampai mematahkan lima tulangnya demi memenuhi tuntutan itu, dan membuat orangtuanya syok saat mengetahuinya.

Kristen West McCall, pengacara di Portland untuk Mary Cain, mengatakan bahwa Nike membiarkan masalah ini demi kepuasan dan keuntungan mereka sendiri.

"Nike membiarkan Alberto mempermalukan perempuan, mengobyektifikasi tubuh mereka, dan mengabaikan kesehatan serta kesejahteraan mereka sebagai bagian dari budayanya," tambah McCall dikutip dari Russian Today, Rabu (13/10/2021).

“Perusahaan itu bertanggung jawab atas perilaku manajer mereka. Tugas Nike adalah memastikan bahwa Salazar tidak mengabaikan dan menyalahgunakan atlet yang dilatihnya.”

Alberto Salazar adalah pemenang New York City Marathon tiga kali. Sebagai pelatih ia menjuarai beberapa ajang besar, termasuk emas dan perak di kategori 10.000 meter bagi Mo Farah dan Galen Rupp di Olimpiade London 2012.

Pelatih yang sekarang berusia 63 tahun dan kelahiran Havana itu membantu mendirikan proyek, yang dihentikan pada 2019 setelah Badan Anti-Doping AS menuduh Salazar melakukan tiga pelanggaran.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Joris Van Rentergem ???????? (@jvanrentergemj)

Saat diwawancarai Oregon Live pada 2019 ia berkata, ayah Mary Cain dan istrinya turut terlibat dalam pelatihan seperti konsultasi tentang obat-obatan dan suplemen yang dikonsumsi anaknya.

Baca juga: Duduk Perkara Atlet Paralimpiade Malaysia Dicabut Medali Emasnya karena Telat 3 Menit

"Baik orang tuanya maupun Mary tidak mengangkat masalah apa pun yang sekarang dia sebut terjadi saat saya melatihnya. Yang jelas, saya tidak pernah mendorongnya - atau, lebih buruk lagi, mempermalukannya - untuk mempertahankan berat badan yang tidak sehat."

"Mary, kadang-kadang, kesulitan menemukan dan mempertahankan performa ideal serta bobot latihannya."

Alberto Salazar juga mengatakan kepada Sports Illustrated, "Tujuan utama saya sebagai pelatih adalah untuk mempromosikan kinerja atletik dengan cara yang mendukung kesehatan dan kesejahteraan semua atlet saya."

"Kadang-kadang, saya mungkin membuat komentar yang tidak berperasaan atau tidak sensitif selama bertahun-tahun membantu atlet saya melalui latihan keras."

"Jika ada atlet yang terluka oleh komentar yang saya buat, efek seperti itu sama sekali tidak disengaja, dan saya minta maaf."

"Namun, saya membantah anggapan bahwa setiap atlet mengalami pelecehan atau diskriminasi gender saat melamar masuk Proyek Oregon."

Mary Cain kemudian tetap menjadi pelari profesional. Dia kini CEO Atlanta NY, organisasi nirlaba berbasis di New York yang mempekerjakan pelari wanita profesional untuk membimbing gadis-gadis muda di komunitas.

Baca juga: Berhasil Evakuasi, Dua Atlet Afghanistan Tetap Wakili Negaranya di Paralimpiade Tokyo 2020

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com