Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Puluhan Ribu Warga Georgia Unjuk Rasa Tuntut Mantan Presiden Dibebaskan

Kompas.com - 15/10/2021, 13:30 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber Al Jazeera

TBILISI, KOMPAS.com - Puluhan ribu warga Georgia unjuk rasa di ibu kota Tbilisi menuntut pembebasan mantan presiden dan pemimpin oposisi Mikheil Saakashvili.

Para pengunjuk rasa meneriakkan "Misha!" nama panggilan mantan presiden Georgia tersebut, sambil mengibarkan bendera nasional di Freedom Square dan jalan utama Rustaveli Avenue pada Kamis (14/10/2021).

Menurut koresponden AFP jumlah massa yang berunjuk rasa di ibu kota Georgia bisa mencapai 50.000 orang.

Baca juga: Unjuk Rasa Tandingan oleh Ratusan Wanita Pro-Taliban di Afghanistan: Kami Mendukung Pemerintah dengan Segenap Kekuatan

Melansir Al Jazeera pada Kamis (14/10/2021), Mikheil Saakashvili menjabat sebagai Presiden Georgia dari 2004 hingga 2013. Lalu, ia ditangkap dan dipenjarakan pada awal Oktober 2021 setelah kembali dari pengasingan di Ukraina.

Pendiri kekuatan oposisi utama Georgia, Gerakan Nasional Bersatu, yang saat ini berusia 53 tahun mogok makan dan dokter telah menyatakan kesehatannya semakin memburuk.

"Dia memiliki masalah dengan gerakan, dia bergerak sedikit lebih lambat dan situasinya memburuk setiap hari," kata Dito Sadzaglishvili, pengacara Saakashvili kepada Al Jazeera.

Reformis pro-Barat yang flamboyan itu dihukum in absentia atas tuduhan penyalahgunaan jabatan dan dijatuhi hukuman 6 tahun penjara pada 2018. Saakashvili telah membantah melakukan kesalahan.

Pengacara Saakashvili lainnya, Nika Gvaramia, membacakan pesan orasi kepada orang banyak, menyerukan pemerintah berkuasa yang terkait dengan taipan Bidzina Ivanishvili, harus "dihancurkan".

Baca juga: Aparat Tokyo Cegat Unjuk Rasa Mendekat ke Stadion Penutupan Olimpiade Tokyo 2020

“Georgia harus kembali ke jalurnya yang pro-Barat dan menjadi mercusuar demokrasi, reformasi, dan pembangunan,” kata pesan Saakashvili itu.

“Sudah waktunya untuk menyelamatkan Georgia melalui persatuan dan rekonsiliasi nasional kita,” terang pernyataan itu.

Pada Kamis pagi waktu setempat (14/10/2021), stasiun TV independen Pirveli melaporkan terdapat iring-iringan mobil sepanjang beberapa kilometer yang membawa pendukung Saakashvili menuju ke Tbilisi dari seluruh negeri.

Bus polisi anti-huru-hara dikerahkan di luar gedung parlemen sebelum aksi unjuk rasa dimulai.

Saakashvili telah meminta para pendukungnya untuk memobilisasi gerakan melawan Ivanishvili, yang mendirikan partai Georgian Dream yang memerintah, dan secara luas diyakini sebagai pembuat keputusan utama di Gerogia saat ini.

Mantan presiden itu dicabut paspor Georgia-nya setelah ia memperoleh kewarganegaraan Ukraina pada 2016.

Namun sejak 7 Mei 2020, ia mengepalai sebuah badan pemerintah Ukraina, Komite Eksekutif Dewan Reformasi Nasional Ukraina, yang mengarahkan reformasi di sana.

Baca juga: 6 Orang Tewas dalam Ledakan Bom Unjuk Rasa Pro-Palestina di Pakistan

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com