Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Unjuk Rasa Pecah di Berlin Tolak Pembatasan Covid-19, 600 Orang Ditahan

Kompas.com - 02/08/2021, 06:53 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber AP

BERLIN, KOMPAS.com - Ribuan orang turun ke Berlin pada Minggu (1/8/2021) untuk memprotes langkah-langkah pembatasan Covid-19 yang diterapkan pemerintah Jerman meskipun ada larangan pertemuan.

Pemerintah setempat telah melarang beberapa protes berbeda akhir pekan ini, termasuk satu dari gerakan Querdenker yang berbasis di Stuttgart. Tetapi pengunjuk rasa di Berlin menentang larangan tersebut.

Baca juga: Jerman Klaim Setengah Penduduk Negara Sudah Divaksin 2 Kali

Departemen kepolisian Berlin mengerahkan lebih dari 2.000 petugas untuk mencoba dan membubarkan protes. Tapi petugas yang berusaha mengarahkan pengunjuk rasa atau membubarkan kelompok yang lebih besar dilaporkan mendapat “pelecehan dan penyerangan”.

"Mereka mencoba menerobos barisan polisi dan menarik rekan-rekan kami," kata polisi Berlin, menambahkan bahwa petugas harus menggunakan iritan dan pentungan melansir AP.

Ketika massa berjalan dari lingkungan Charlottenburg Berlin melalui taman Tiergarten menuju Gerbang Brandenburg, polisi memperingatkan melalui pengeras suara bahwa mereka akan menggunakan meriam air jika pengunjuk rasa tidak bubar.

Pada Minggu malam (1/8/2021), polisi telah menahan sekitar 600 orang, menurut media Jerman, dan pengunjuk rasa masih bergerak melalui kota.

Jerman melonggarkan banyak pembatasan virus corona pada Mei, termasuk membuka kembali restoran dan bar.

Namun, banyak kegiatan, seperti makan di dalam ruangan di restoran atau tinggal di hotel, memerlukan bukti bahwa seseorang telah divaksinasi sepenuhnya, telah pulih dari virus, atau dapat menunjukkan bukti tes virus corona negatif baru-baru ini.

Baca juga: Guncang dan Tampar Keras Atlet Olimpiade, Pelatih Judo Jerman Disorot

Meski jumlah kasus baru virus corona di Jerman masih rendah dibandingkan dengan negara tetangga, varian delta telah memicu peningkatan infeksi baru dalam beberapa minggu terakhir.

Pada Minggu (1/8/2021), Covid-19 Jerman melaporkan 2.097 kasus baru, meningkat lebih dari 500 kasus dari hari Minggu sebelumnya.

Gerakan Querdenker, gerakan anti-lockdown yang paling terlihat di Jerman, telah menarik ribuan orang ke demonstrasi di Berlin.

Gerakan itu menyatukan kelompok berbeda sayap kanan dan kiri Jerman, termasuk mereka yang menentang vaksinasi, penyangkal virus corona, ahli teori konspirasi, dan ekstremis sayap kanan.

Baca juga: Berpakaian Hitam-hitam, Ratusan Pemuda Malaysia Turun ke Jalan Tuntut PM Muhyiddin Mundur

Lebih pintar dari ilmuan?

Awal tahun ini, dinas intelijen domestik Jerman memperingatkan gerakan itu menjadi semakin radikal, sehingga menempatkan beberapa pengikutnya di bawah pengawasan.

Wolfgang Schauble, presiden parlemen Jerman, dengan tajam mengkritik gerakan Querdenker pada Minggu, mendorong orang untuk tidak tertipu oleh “slogan murahan”.

“Jika hampir semua ahli di seluruh dunia mengatakan virus corona berbahaya dan vaksinasi membantu, lalu siapa yang berhak mengatakan, ‘Sebenarnya, saya lebih pintar dari itu?'” katanya kepada Neue Osnabrucker Zeitung.

“Bagi saya, itu adalah tingkat arogansi yang hampir tak tertahankan.”

Protes melanjutkan demonstrasi lain terhadap tindakan virus corona di seluruh Eropa.

Lebih dari 200.000 orang turun ke jalan pada Sabtu (31/7/2021) di Perancis untuk memprotes persyaratan vaksinasi untuk akhir pekan ketiga berturut-turut. Pengunjuk rasa terkadang bentrok dengan polisi. Sekitar 80.000 lainnya memprotes di kota-kota di seluruh Italia akhir pekan lalu.

Baca juga: Demo Massa Anti-lockdown Padati Sejumlah Kota di Australia Saat Kasus Covid-19 Melonjak Lagi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Global
ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

Global
143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

Global
AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

Global
[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

Global
Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Global
Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Global
Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Global
Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Global
100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

Global
Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Global
Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Global
Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Global
Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Global
Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com