KOMPAS.com - Angka 1,5 derajat celsius memang kelihatan tidak banyak, tetapi memanasnya suhu Bumi sekecil itu saja bisa berdampak pada bencana alam di mana-mana.
Para pakar iklim mengatakan, dunia kini berpotensi menghangat 1,5 derajat celsius, berbanding kenaikan 2 derajat celsius (2C) pada abad ke-19.
Bumi dengan kenaikan suhu 2C akan diikuti gelombang panas ekstrem lebih dari dua kali lipat. Kekurangan air akan melanda seperempat miliar lebih banyak orang lagi.
Baca juga: Kelangkaan Energi di Eropa, Jutaan Orang Terancam Tidak Mampu Bayar Biaya Gas dan Listrik
Es di Samudra Arktik akan meleleh semuanya, tidak hanya sekali dalam satu abad, tetapi sekali setiap 10 tahun.
Negara-negara yang menandatangani Perjanjian Paris berjanji untuk membatasi kenaikan suhu global, tetapi masih jauh dari sasaran karena sekarang saja sudah memanas 1,1 derajat celsius.
Bahkan kalaupun terpenuhi, target untuk mengurangi emisi masih akan membuat Bumi memanas hingga 2,7 derajat celsius, menurut keterangan PBB yang dikutip AFP.
Lalu, apa saja dampak pemanasan global jika suhu Bumi memanas 1,5 derajat celsius atau lebih? Berikut prediksinya dari Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC) PBB.
Gelombang panas yang terjadi sekali dalam 10 tahun sekarang ini akan menjadi empat kali lebih sering pada tingkat 1,5C, dan hampir enam kali lebih sering pada 2C.
Peluang periode panas ekstrem yang sekarang terjadi setiap 50 tahun sekali meningkat hampir sembilan kali lipat pada 1,5C, dan 40 kali lipat di tingkat 4C.
Lebih banyak orang akan terpengaruh juga.
Persentase umat manusia yang terpapar gelombang panas ekstrem setidaknya sekali setiap lima tahun melonjak dari 14 persen pada 1,5C, menjadi 37 persen dengan tambahan setengah derajat celsius.
Baca juga: Dampak Krisis Evergrande di Dunia Sudah Terasa, Swedia Kena Duluan
Curah hujan di zona sub-tropis kemungkinan akan menjadi lebih jarang, meningkatkan momok kekeringan.
Peristiwa curah hujan ekstrem dibandingkan sekarang akan 1,3 kali lebih mungkin, dan tujuh persen lebih intens daripada sebelum pemanasan global dimulai.
Pada pemanasan global 1,5C, hujan ekstrem, hujan salju, atau peristiwa presipitasi lainnya akan menjadi 10 persen lebih berat dan 1,5 kali lebih mungkin.
Membatasi kenaikan suhu global rata-rata menjadi 1,5C daripada 2C akan mencegah tambahan 200-250 juta orang menghadapi kekurangan air yang parah.
Membatasi kekeringan juga akan mengurangi risiko bencana terkait seperti kebakaran hutan.
Baca juga: Ringkasan Disrupsi Energi Dunia: Kelangkaan BBM Inggris, Krisis Energi China
Di dunia yang 2 derajat lebih panas daripada tingkat pra-industri, 7-10 persen lahan pertanian tidak akan lagi bisa ditanami.
Hasil panen juga diprediksi menurun, dengan panen jagung di zona tropis diperkirakan turun tiga persen di dunia yang lebih hangat 1,5C dan tujuh persen jika kenaikan 2C.
Permukaan air laut akan terus meningkat hingga hampir dua meter pada 2300 -- dua kali lipat jumlah yang diprediksi oleh IPCC pada 2019.
Akibat ketidakpastian lapisan es, para ilmuwan masih memprediksi kenaikan total dua meter pada tahun 2100 dalam skenario emisi kasus terburuk.
Sementara itu, pemanasan global hingga 1,5C akan mengurangi kenaikan permukaan laut sebesar 10 sentimeter.
Semua dampak pemanasan global ini memengaruhi kelangsungan hidup tumbuhan dan hewan di seluruh Planet Bumi.
Pemanasan global pada tingkat 1,5C berdampak negatif pada tujuh persen ekosistem. Pada 2C, angka itu hampir dua kali lipat.
Peningkatan 4C akan membahayakan setengah dari spesies di planet ini, dampak pemanasan global yang mengerikan jika suhu Bumi memanas tanpa henti.
Baca juga: Inspirasi Energi: Tahukah Kamu? Efisiensi Energi Bisa Kurangi Pemanasan Global
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.