Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Malaysia Catat Angka Kematian Bulanan Terburuk Sepanjang Pandemi Covid-19: 9.671 Jiwa

Kompas.com - 03/10/2021, 07:06 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Reuters

KUALA LUMPUR, KOMPAS.com - Covid-19 Malaysia mencatat angka kematian terburuk sepanjang pandemi Covid-19 dengan 9.671 jiwa menjadi korban pada September.

Jumlah itu menjadikan bulan lalu sebagai periode paling mematikan sejak pandemi dimulai di “Negeri Jiran”, menurut data pemerintah Malaysia pada Jumat (30/9/2021).

Baca juga: Atap Bocor hingga AC Tua, Renovasi Kantor PM Malaysia Capai Rp 131 Miliar

Pihak berwenang mengeklaim peningkatan itu sebagian besar disebabkan oleh keterlambatan masuknya kematian dari bulan-bulan sebelumnya.

Lonjakan tersebut mendorong angka kematian Covid-19 per kapita Malaysia menjadi salah satu yang tertinggi di Asia. Kondisi itu terjadi bahkan ketika infeksi baru melambat dalam beberapa pekan terakhir di tengah peningkatan program vaksinasi.

Angka kematian September menyumbang lebih dari sepertiga dari 26.335 total kematian Covid-19 Malaysia yang dilaporkan.

Negara tetangga Indonesia itu telah mencatat lebih dari 2,2 juta infeksi Covid-19, jumlah tertinggi ketiga di Asia Tenggara.

Baca juga: POPULER GLOBAL: 9 dari 10 Gadis Remaja di Malaysia Kecanduan Seks | Taliban Eksekusi Mantan Pemimpin ISIS-K

Pejabat kementerian kesehatan Malaysia mengeklaim pelaporan banyak kematian tertunda, beberapa hingga beberapa bulan, karena meningkatnya kasus membuat rumah sakit dan laboratorium pengujian kewalahan.

Kementerian pada bulan mulai merilis data harian sesuai dengan waktu kematian, serta tanggal pelaporan mereka. Tujuannya untuk meningkatkan transparansi dan menghapus kesenjangan data pelaporan.

Meskipun Malaysia melaporkan rata-rata harian 322 kematian Covid-19 pada September, kematian harian aktual turun menjadi 89 pada Kamis (29/9/2021), berdasarkan rata-rata bergulir tujuh hari.

Pihak berwenang berjanji untuk mengurangi keterlambatan pendataan, dengan memberlakukan batas waktu di rumah sakit untuk mengonfirmasi penyebab kematian.

Baca juga: TKI 3 Tahun Kerja Paksa Tak Dibayar di Malaysia, Dianiaya dan Ditendang Wajahnya

“Kematian yang sebelumnya tidak dilaporkan memperlihatkan kesenjangan sistemik, meskipun Malaysia memiliki salah satu peluncuran vaksin tercepat di Asia Tenggara,” kata pakar penyakit menular Universitas Malaya Adeeba Kamarulzaman kepada Reuters dilansir Sabtu (2/10/2021).

Kesenjangan itu menurutnya termasuk soal tingkat vaksinasi yang tidak merata di berbagai negara bagian, pemantauan yang tidak memadai terhadap pasien Covid-19 di karantina rumah, serta akses terbatas ke perawatan kesehatan di antara para migran yang tidak berdokumen.

"Banyak di antara populasi migran yang kekurangan informasi tentang penyakit ini atau takut untuk datang ke rumah sakit, jika mereka ditangkap," kata Adeeba.

Baca juga: TKI 3 Tahun Kerja Paksa Tak Dibayar di Malaysia, Dianiaya dan Ditendang Wajahnya

Malaysia juga memiliki tingkat obesitas, diabetes, dan hipertensi yang tinggi, terutama di antara orang dewasa muda yang divaksinasi kemudian, yang meningkatkan risiko tertular infeksi Covid-19 yang parah, tambahnya.

Sekitar 62 persen dari 32 juta penduduk Malaysia sekarang telah divaksinasi lengkap, termasuk 86 persen diantaranya orang dewasa. Negara itu mulai menginokulasi remaja antara usia 12-17 bulan lalu.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Global
[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

Global
Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Global
Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Global
Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Global
Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Global
Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Global
Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Global
Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Global
Pria Rusia Dituntut karena Mewarnai Rambutnya Kuning, Biru, dan Hijau

Pria Rusia Dituntut karena Mewarnai Rambutnya Kuning, Biru, dan Hijau

Global
Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com