Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sosok di Balik "Suara Kekejaman ISIS" Diadili di AS

Kompas.com - 03/10/2021, 06:43 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber BBC

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Seorang pria Kanada yang dituding menjadi narator video propaganda ISIS diadili di AS.

Mohammad Khalifa, pria kelahiran Arab Saudi, ditangkap oleh milisi etnis Kurdi di Suriah pada 2019, dan diserahkan ke AS.

Baca juga: Taliban Perintahkan Pasukan Khusus Berburu Kombatan ISIS

Jaksa penuntut menyatakan Khalifa adalah "sosok di balik kekejaman". Disebutkan dia awalnya anggota biasa sebelum menerjemahkan dan manarasikan video propaganda.

Khalifa dilaporkan akan dihadapkan di pengadilan AS pekan depan, atas tuduhan menyediakan dukungan material untuk organisasi teroris.

Dalam sebuah wawancara setelah penangkapannya, pria 38 tahun mengaku hanya anggota sekaligus "suara" biasa ISIS.

Dilansir BBC Sabtu (2/10/2021), dia bersikeras tidak memainkan peran seperti merekam atau melakukan adegan brutal di video propaganda tersebut.

Khalifa meninggalkan Kanada dan berangkat ke Suriah pada 2013, dan menjadi anggota kunci tim propaganda teroris.

Berdasarkan keterangan Kementerian Kehakiman AS, dia dipilh karena bahasa Inggris dan Arabnya yang fasih.

Video daring menunjukkan pemenggalan dan kekejaman lain merupakan senjata utama ISIS merekrut anggotanya.

Tetapi upaya propaganda kelompok bentukan Abu Bakar al-Baghdadi itu menurun sejak mereka kehilangan teritori pada 2017.

Khalifa terancam menjalani hukuman seumur hidup jika terbukti bersalah.

Baca juga: Dituntun oleh Kebab, Polisi Spanyol Tangkap Teroris yang Kabur dari ISIS

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Hampir 100 Truk Bantuan Masuk Gaza lewat Dermaga AS

Hampir 100 Truk Bantuan Masuk Gaza lewat Dermaga AS

Global
Presiden Perancis dan Para Menteri Arab Bahas Pendirian Negara Palestina

Presiden Perancis dan Para Menteri Arab Bahas Pendirian Negara Palestina

Global
Usai Keputusan ICJ, Warga Palestina Ingin Tindakan, Bukan Kata-kata

Usai Keputusan ICJ, Warga Palestina Ingin Tindakan, Bukan Kata-kata

Global
[POPULER GLOBAL] Arab Saudi Setop Keluarkan Izin Umrah | Cerita Ayah Tak Mampu Beli iPhone bagi Putrinya

[POPULER GLOBAL] Arab Saudi Setop Keluarkan Izin Umrah | Cerita Ayah Tak Mampu Beli iPhone bagi Putrinya

Global
ICJ Perintahkan Israel Buka Penyeberangan Rafah di antara Mesir dan Gaza

ICJ Perintahkan Israel Buka Penyeberangan Rafah di antara Mesir dan Gaza

Global
Pria Ini Pesan Burger McDonald's dengan Menghapus Semua Unsur, Ini yang Didapat

Pria Ini Pesan Burger McDonald's dengan Menghapus Semua Unsur, Ini yang Didapat

Global
Surat Perintah Penangkapan Netanyahu Disebut Tak Berlaku di Hongaria

Surat Perintah Penangkapan Netanyahu Disebut Tak Berlaku di Hongaria

Global
Singapore Airlines Ubah Aturan Sabuk Pengaman dan Rute Setelah Turbulensi Fatal

Singapore Airlines Ubah Aturan Sabuk Pengaman dan Rute Setelah Turbulensi Fatal

Global
Singapore Airlines Minta Maaf Setelah Penumpang Terluka Keluhkan Diamnya Maskapai

Singapore Airlines Minta Maaf Setelah Penumpang Terluka Keluhkan Diamnya Maskapai

Global
Kepala CIA Bakal ke Paris, Bahas Lagi Gencatan Senjata di Gaza

Kepala CIA Bakal ke Paris, Bahas Lagi Gencatan Senjata di Gaza

Global
Beberapa Sumber: Putin Inginkan Gencatan Senjata di Ukraina Garis Depan

Beberapa Sumber: Putin Inginkan Gencatan Senjata di Ukraina Garis Depan

Global
Mampukah Taiwan Pertahankan Diri jika China Menyerang?

Mampukah Taiwan Pertahankan Diri jika China Menyerang?

Internasional
Kematian Presiden Raisi Membuat Warga Iran Terbagi Jadi Dua Kubu

Kematian Presiden Raisi Membuat Warga Iran Terbagi Jadi Dua Kubu

Internasional
China Uji Coba Rebut Taiwan dalam Lanjutan Latihan Perang

China Uji Coba Rebut Taiwan dalam Lanjutan Latihan Perang

Global
Tanah Longsor di Papua Nugini, Diyakini Lebih dari 100 Orang Tewas

Tanah Longsor di Papua Nugini, Diyakini Lebih dari 100 Orang Tewas

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com