Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Hasan Sadeli
Pemerhati Sejarah Maritim

Pemerhati Sejarah Maritim | Lulusan Magister Ilmu Sejarah Universitas Indonesia.

 

Masa Depan Warisan Budaya di Afghanistan Era Taliban

Kompas.com - 24/09/2021, 22:29 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Fakta ini juga tidak luput dari pengakuan salah satu pejabat tinggi pemerintahan di bawah Taliban saat itu, yang menyadari bahwa upaya untuk menghancurkan patung-patung Budha di lembah Bamiyan tidak semudah yang diduga banyak orang, hal ini mengingat sebagian besar struktur patung tersebut dipahat langsung didinding tebing.

Sadar akan hal itu, maka pasukan tempur dibekali berbagai persenjataan, mulai dari senjata artileri sampai berbagai jenis senjata peledak dibawa menuju medan tempur. Bahkan untuk mengangkut sejumlah bahan peledak, Taliban sampai meminta bantuan dari penduduk setempat.

Baca juga: Taliban Sebut Hukuman Potong Tangan itu Penting untuk Keamanan Afghanistan

Ini mungkin menjadi salah satu serangan terbesar yang pernah dilakukan oleh suatu pasukan bersenjata resmi terhadap situs bersejarah.

Akibat serangan bertubi yang diderita, patung-patung yang telah ada selama belasan abad tersebut akhirnya mengalami kehancuran.

Sejak itu, Afghanistan dan dunia telah kehilangan salah satu warisan budaya yang sangat bernilai. Kedahsyatan warisan budaya masa lalu berwujud patung-patung Budha raksasa dengan tinggi puluhan meter itu hanya tinggal serpihan-serpihan.

Patung-patung besar di lembah Bamiyan itu sebenarnya lebih dari sekadar bangunan bernilai warisan budaya, melainkan juga menjadi saksi sejarah atas peristiwa penaklukan dari berbagai bangsa yang dilakukan secara silih-berganti.

Agar peristiwa serupa tidak terulang, maka Taliban harus membuktikan sikap lemah-lembut sebagaimana yang telah mereka dijanjikan beberapa waktu lalu.

Janji tersebut harus mencakup semua aspek, baik dari sisi kemanusiaan, kesejahteraan penduduk, stabilitas politik maupun komitmen terhadap upaya pelestarian berbagai situs warisan budaya yang terdapat di Afghanistan.

Karena di Afghanistan, masih terdapat berbagai warisan budaya yang amat penting, di antaranya seperti Kota Tua Herat, Menara Jam dari abad ke-12 di daerah Ghor, dan berbagai artefak yang tersimpan di museum nasional yang keberadaanya perlu dijaga dan dilestarikan.

Para pegiat budaya maupun pencinta sejarah di Afghanistan, harus berperan aktif dalam mempromosikan pentingnya menjaga dan melestarikan berbagai warisan budaya, tanpa melakukan dikotomi terhadap asal-usul dari corak kebudayaannya.

Karena bagaimana pun, warisan budaya, baik yang berupa benda maupun bangunan bersejarah lainnya, merupakan warisan penting yang harus dipandang sebagai bagian dari identitas sejarah Afghanistan.

Selain bernilai edukasi, keberadaan berbagai peninggalan situs warisan budaya juga dapat dimanfaatkan sebagai objek wisata sejarah, sehingga bisa menjadi sumber pemasukan bagi negara.

Karenanya, setiap upaya yang dilakukan untuk menjaga serta melestarikan warisan budaya harus disertai dengan perasaan memiliki. Sehingga dalam menjaganya, dilandasi oleh suatu kesadaran penuh.

Untuk suatu alasan tertentu, peran UNESCO dan lembaga-lembaga internasional yang concern dalam bidang pelestarian warisan budaya sangat diharapkan keterlibatannya. Jangan terbatas pada upaya menjaga warisan budaya melalui seruan dari jauh.

Benda atau bangunan bernilai warisan budaya adalah pusaka yang keberadaanya harus dilindungi. Jangankan yang teletak disuatu negara yang dilanda konflik, bahkan di tengah samudera pun semua pihak harus turut serta melindunginya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com