Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korea Utara Minta Perang Korea Harus Dilanjutkan Selama AS Masih Memusuhi

Kompas.com - 24/09/2021, 12:32 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

PYONGYANG, KOMPAS.com - Korea Utara menyatakan, Perang Korea tidak akan berakhir dan tetap berlanjut selama AS masih memusuhi mereka.

Pyongyang menanggapi Presiden Korea Selatan Moon Jae-in, yang menyerukan konflik dengan "saudara tua" diakhiri.

Dalam pidato di Sidang Umum PBB Selasa (21/9/2021), Moon menawarkan bersama AS dan China, duo Korea akan mengumumkan berakhirnya perang.

Baca juga: PBB Peringatkan Korea Utara Memulai Kembali Program Nuklir dengan Kecepatan Penuh

Moon meminta supaya pihak-pihak yang berkepentingan mengumumkan berakhirnya Perang Korea sebagai babak baru upaya rekonsiliasi dan kerja sama.

"Korea Utara, untuk perannya, harus siap untuk berubah demi kepentingan komunitas global," ujar Presiden Moon.

Dia mengharapkan seluruh dunia bersedia untuk mengajari dan membimbing negara pimpinan Kim Jong Un tersebut.

Senada dengan Moon, Presiden AS Joe Biden dalam Sidang Umum PBB menekankan diplomasi berkelanjutan untuk menyelesaikan krisis dua Korea.

Pernyataan Moon terjadi sepekan setelah dua Korea dilaporkan melakukan tes rudal balistik dalam rentang beberapa jam.

Wakil Menteri Luar Negeri Korut Ri Thae Song menanggapi dengan menyatakan, tawaran deklarasi Moon terlalu prematur.

Baca juga: Gambar Satelit Tangkap Aktivitas Korea Utara Memperluas Fasilitas Nuklir Yongbyon

Dilansir Daily Mirror Kamis (23/9/2021, dia berujar tidak ada jaminan AS akan mengendurkan tekanan terhadap Pyongyang.

Dikutip media pemerintah KCNA, Ri mengatakan takkan ada yang berubah selama posisi politik mereka tidak menguntungkan.

"Takkan ada jaminan kebijakan bermusuhan AS bakal berubah meski deklarasi damai diumumkan ratusan kali," sindirnya.

Dia menegaskan, Washington harus menarik berbagai kebijakan mereka yang dianggap standar ganda jika ingin situasi di Semenanjung Korea kondusif.

Baca juga: Korea Utara: AS Punya Standar Ganda Soal Rudal

Perang Korea yang berlangsung antara 1950-1953 secara teknis belum berakhir, karena dua Korea baru menyepakati gencatan senjata, bukan perjanjian damai.

Kepala badan pemantau atom PBB, Rafael Grossi, mengatakan program nuklir negara penganut ideologi Juche tersebut mulai ditingkatkan.

Dalam laporannya Agustus lalu, Grossi menekankan Korea Utara nampaknya meningkatkan reaktor mereka untuk memproduksi senjata nuklir.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

Global
Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Global
Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Global
AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

Global
Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Global
Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Global
Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com