Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perancis "Ngambek" Kontrak Kapal Selam Dibatalkan Sepihak, Ini Kata Australia

Kompas.com - 20/09/2021, 19:35 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

CANBERRA, KOMPAS.com - Australia merespons kemarahan dan kegusaran Perancis, karena kontrak pembelian kapal selam dibatalkan begitu saja.

Pada pekan lalu bersama AS dan Inggris, "Negeri Kanguru" mengumumkan pakta kerja sama yang diberi nama Aukus.

Dengan pakta itu, Canberra mendapatkan akses teknologi dan bantuan untuk membangun delapan kapal selam bertenaga nuklir.

Baca juga: Perancis Tak Percaya Australia dalam Dagang Usai Batalnya Kontrak Kapal Selam

Kerja sama trilateral tersebut membuat Australia memutuskan membatalkan kontrak pembelian kapal selam dengan Perancis.

Berdasarkan kontrak bernilai 37 miliar dollar AS (Rp 527,6 triliun), perusahaan Perancis Naval Group akan membangun 12 kapal selam diesel-elektrik.

"Negeri Anggur" yang marah dengan keputusan sepihak itu memanggil pulang duta besarnya di AS dan Australia.

Selain itu, para diplomat Perancis juga membatalkan jamuan makan malam di Washington untuk merayakan relasi bilateral dua negara.

Menteri Luar Negeri Jean-Yves Le Drian menuding kesepakatan Aukus itu sudah menikam mereka dari belakang.

Dalam kegusarannya, Le Drian mengeluh bahwa tiga negara yang merupakan sekutu tradisional "Negeri Anggur" sudah membohongi mereka.

Baca juga: Kapal Selam Bertenaga Nuklir Jadi Prioritas Tangkal China di Indo-Pasifik

Wakil Perdana Menteri Barnaby Joyce merespons dengan menyatakan, mereka tidak perlu membuktikan bahwa mereka peduli dengan Perancis.

Dilansir AFP Senin (20/9/2021), Joyce merujuk kepada fakta sejarah banyak prajurit "Negeri Kanguru" yang gugur membela Perancis saat Perang Dunia 1 maupun 2.

Sementara Perdana Menteri Scott Morrison balik menyerang dengan mengatakan sejak awal, armada kapal selam Perancis tak cocok dengan kebutuhan mereka.

Dikutip AP dan BBC, Morrison berkilah mereka sudah lama menyuarakan sikap mereka kepada pemerintah Perancis.

Baca juga: Pemerintah Diminta Bersikap Tegas soal Pembangunan Kapal Selam Nuklir Australia

"Sayangnya, ini adalah keputusan bagaimana menggunakan uang pajak publik Australia sesuai kebutuhan dan saran pertahanan kami," tuturnya.

Meski tidak menyebut secara spesifik, Morrison menerangkan pakta Aukus dibuat guna membendung pengaruh China.

Beijing sendiri sempat jengkel atas kerja sama tersebut, dengan mengancam bakal melawan "Negeri Kanguru" secara keras.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Kesaksian Perempuan yang Disandera 54 Hari di Gaza: Bunuh Saja Saya Secepatnya

Kesaksian Perempuan yang Disandera 54 Hari di Gaza: Bunuh Saja Saya Secepatnya

Internasional
India Tangguhkan Lisensi Belasan Produk Obat Tradisional dari Guru Yoga Populer

India Tangguhkan Lisensi Belasan Produk Obat Tradisional dari Guru Yoga Populer

Global
Perlakuan Taliban pada Perempuan Jadi Sorotan Pertemuan HAM PBB

Perlakuan Taliban pada Perempuan Jadi Sorotan Pertemuan HAM PBB

Global
Rudal Hwasong-11 Korea Utara Dilaporkan Mendarat di Kharkiv Ukraina

Rudal Hwasong-11 Korea Utara Dilaporkan Mendarat di Kharkiv Ukraina

Global
Blinken Desak Hamas Terima Kesepakatan Gencatan Senjata Israel

Blinken Desak Hamas Terima Kesepakatan Gencatan Senjata Israel

Global
Status Mahasiswa Pro-Palestina di Universitas Columbia Terancam Ditangguhkan

Status Mahasiswa Pro-Palestina di Universitas Columbia Terancam Ditangguhkan

Global
Keputusan Irak Mengkriminalisasi Hubungan Sesama Jenis Menuai Kritik

Keputusan Irak Mengkriminalisasi Hubungan Sesama Jenis Menuai Kritik

Internasional
Cerita 5 WNI Dapat Penghargaan sebagai Pekerja Teladan di Taiwan

Cerita 5 WNI Dapat Penghargaan sebagai Pekerja Teladan di Taiwan

Global
Rangkuman Hari Ke-796 Serangan Rusia ke Ukraina: Ukraina Gagalkan 55 Serangan di Donetsk | Rusia Rebut Semenivka

Rangkuman Hari Ke-796 Serangan Rusia ke Ukraina: Ukraina Gagalkan 55 Serangan di Donetsk | Rusia Rebut Semenivka

Global
Anak-anak di Gaza Tak Tahan Lagi dengan Panas, Gigitan Nyamuk, dan Gangguan Lalat...

Anak-anak di Gaza Tak Tahan Lagi dengan Panas, Gigitan Nyamuk, dan Gangguan Lalat...

Global
AS Menentang Penyelidikan ICC atas Tindakan Israel di Gaza, Apa Alasannya?

AS Menentang Penyelidikan ICC atas Tindakan Israel di Gaza, Apa Alasannya?

Global
Saat Mahasiswa Columbia University Tolak Bubarkan Diri dalam Protes Pro-Palestina dan Tak Takut Diskors... 

Saat Mahasiswa Columbia University Tolak Bubarkan Diri dalam Protes Pro-Palestina dan Tak Takut Diskors... 

Global
ICC Isyaratkan Keluarkan Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu, Israel Cemas

ICC Isyaratkan Keluarkan Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu, Israel Cemas

Global
[POPULER GLOBAL] Bom Belum Meledak di Gaza | Sosok Penyelundup Artefak Indonesia

[POPULER GLOBAL] Bom Belum Meledak di Gaza | Sosok Penyelundup Artefak Indonesia

Global
Pria Ini Memeluk 1.123 Pohon dalam Satu Jam, Pecahkan Rekor Dunia

Pria Ini Memeluk 1.123 Pohon dalam Satu Jam, Pecahkan Rekor Dunia

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com