Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Pria Tak Mau Divaksin Covid-19 karena Takut Buah Zakar Membengkak, Ini Penjelasan Dokter...

Kompas.com - 17/09/2021, 21:32 WIB
Aditya Jaya Iswara

Editor

KOMPAS.com - Selasa kemarin (14/9/2021), penyanyi ternama Nicki Minaj mengajukan pertanyaan yang mungkin belum ada dalam pikiran kita sebelumnya: Apakah Vaksin Covid-19 bisa membuah buah zakar membengkak sampai membuat tunangan mereka membatalkan pernikahan?

Tentunya cerita Nicki tidak bisa dijadikan sumber informasi yang akurat soal vaksin atau menjadi alasan yang benar jika tidak mau divaksinasi.

Tidak ada bukti ilmiah dan medis jika vaksin Covid bisa menyebabkan pembengkakan buah zakar.

Sejumlah pakar kesehatan menyanggah unggahan tersebut, bahkan beberapa membuat unggahan yang lucu dengan cepat menyebar di internet untuk menanggapinya.

Baca juga: Nicki Minaj Tuai Kritikan karena Cuitannya Soal Vaksin Covid-19

Dokter Sandro Demaio, direktur eksekutif dari lembaga VicHealth di Melbourne, mengatakan apa yang diklaim Nicki Minaj sepenuhnya salah.

Malah menurutnya dengan tidak divaksinasi Covid bisa membuat para pria berisiko mengalami masalah reproduksi.

"Covid-19 memiliki dampak komplikasi yang sangat serius, terutama karena varian Delta … tentunya selain kematian, juga di kalangan pria muda terkait dengan impotensi dan gangguan ereksi," kata Dr Demaio kepada program Hack milik ABC.

Dr Demaio juga mengatakan Covid-19 dapat berdampak pada fungsi seksual dan kesejahteraan psikologis pria.

"Pesan untuk pria sudah sangat jelas. Jika Anda khawatir tentang impotensi, takut menganggu kinerja seksual, maka divaksinasi."

Baca juga: Ribuan Pekerja Kesehatan di Perancis Diberhentikan Tanpa Gaji karena Tolak Vaksin Covid-19

Kurangnya pesan kesehatan untuk pria muda

Unggahan Nicki Minaj di Twitter menjadi mengangkat masalah yang selama ini hampir saja diabaikan: keraguan vaksinasi di kalangan pria muda.

Ini juga menjadi sebuah sinyal jika ada kelompok tertentu yang tidak terjangkau dengan baik dalam menyebarkan pesan kesehatan, terutama informasi soal vaksinasi.

Di Australia, pria muda lebih lambat untuk divaksinasi ketimbang perempuan di usia yang sama.

Bahkan secara keseluruhan, kemungkinan pria untuk divaksinasi lebih kecil jika dibandingkan perempuan.

Kesenjangan gender dalam vaksinasi paling terlihat jelas di kelompok usia antara 20 - 24 tahun.

Di kalangan perempuan, 51,1 persen perempuan berusia 20 hingga 24 tahun sudah mendapatkan dosis pertama vaksin Covid-19, sementara di kalangan pria hanya 43,5 persen.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com