Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dua Dekade Perang Melawan Teror AS, Adakah Pelajaran yang Bisa Dipetik

Kompas.com - 11/09/2021, 14:04 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber BBC

Misalnya, setelah rezim mengerikan Kolonel Gaddafi di Libya digulingkan pada 2011 wartawan menemukan surat dari seorang perwira senior MI6 kepada rekan Libya-nya, yang membahas ekstradisi terhadap ekstremis untuk mendapat hukuman.

Alih-alih menghentikan teror, ekstremisme dengan kekerasan mengerikan saat ini justru muncul kembali di Afrika, sehingga menimbulkan pertanyaan tentang dengan siapa sebenarnya Barat harus bermitra.

Baca juga: Katib Aam PBNU Jadi Pembicara Peringatan Serangan 9/11, Serukan Penguatan Tatanan Dunia

4. Menghormati hak asasi manusia atau kehilangan landasan moral

Berkali-kali orang di Timur Tengah mengatakan kepada saya: "Kami mungkin tidak menyukai kebijakan luar negeri AS tetapi kami selalu menghormati aturan hukumnya. Sampai Teluk Guantanamo."

AS mengumpulkan tersangka "di medan perang", termasuk dalam beberapa kasus warga sipil tak berdosa “yang dijual dengan harga murah”. Mereka kemudian diangkut ke belahan dunia lain ke pusat penahanan angkatan laut AS di Kuba (Teluk Guantanamo).

Menurut koresponden keamanan BBC, kebijakan itu menimbulkan kerusakan yang tak terhitung pada reputasi Amerika dan Barat.

Penahanan tanpa pengadilan adalah sesuatu yang terjadi di negara-negara otokratis di Timur Tengah. Orang-orang Arab tidak mengharapkan hal ini dari AS.

Hal itu diperburuk dengan adanya pengungkapan "interogasi intensif", dengan “waterboarding” dan perlakuan buruk lainnya di situs hitam CIA, di mana tersangka teroris menghilang begitu saja.

Pemerintahan Presiden AS Barack Obama menghentikan cara itu, tetapi cacat terlanjur terjadi.

Baca juga: 5 Teori Konsiprasi Serangan 9/11 beserta Bantahannya

5. Adakah rencana akhir operasi

Intervensi Barat pasca 9/11 relatif cepat dan sederhana jika dibandingkan dengan kasus Sierra Leone, Kosovo, bahkan kampanye Perang Teluk 1991, semuanya memiliki akhir yang terbatas.

Tetapi invasi pimpinan AS ke Afghanistan dan kemudian Irak telah menghasilkan apa yang disebut "perang selamanya".

Tidak seorang pun yang terlibat pada 2001 atau 2003 membayangkan bahwa mereka masih akan berada di sana dua dekade kemudian.

koresponden keamanan BBC, Frank Gardner menilai hal itu menunjukkan Barat tidak mengerti apa yang mereka hadapi, dan tidak memiliki rencana keluar yang realistis.

Menurutnya, tidak ada keraguan bahwa jika Barat tidak menggusur Taliban dan Al-Qaeda di Afghanistan pada 2001, maka lebih banyak serangan dari sana akan terjadi.

Misi kontra-terorisme di negara itu bukanlah kegagalan, tetapi misi “pembangunan bangsa” tidak pernah selesai.

“Dan hari ini, satu-satunya citra yang akan diambil kebanyakan orang adalah bahwa orang Afghanistan yang putus asa berlari di samping transportasi USAF C17 yang akan lepas landas, mencoba melarikan diri dari negara yang sekarang telah ditinggalkan oleh Barat,” pungkas Gardner.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Global
Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Global
Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Global
Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Global
Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Global
Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Global
Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Global
Diduga Coba Tembak Pendeta Saat Khotbah, Seorang Pria Ditangkap

Diduga Coba Tembak Pendeta Saat Khotbah, Seorang Pria Ditangkap

Global
Israel Perintahkan Evakuasi Warga dari Rafah Gaza Sebelum Serangan Terjadi

Israel Perintahkan Evakuasi Warga dari Rafah Gaza Sebelum Serangan Terjadi

Global
Arab Saudi Naikkan Harga Minyak karena Prospek Gencatan Senjata Gaza Tampak Tipis

Arab Saudi Naikkan Harga Minyak karena Prospek Gencatan Senjata Gaza Tampak Tipis

Global
Gara-gara Masuk Kardus Paket, Kucing Ini Terjebak sampai Luar Kota

Gara-gara Masuk Kardus Paket, Kucing Ini Terjebak sampai Luar Kota

Global
Cara Perempuan China Berhemat: Bermitra dengan Orang Asing di Dunia Maya

Cara Perempuan China Berhemat: Bermitra dengan Orang Asing di Dunia Maya

Internasional
OKI Kecam Genosida di Gaza, Desak Israel Diberi Sanksi

OKI Kecam Genosida di Gaza, Desak Israel Diberi Sanksi

Global
Demo Perang Gaza di Kampus AS, 'Deja Vu' Protes Mahasiswa Saat Perang Vietnam

Demo Perang Gaza di Kampus AS, "Deja Vu" Protes Mahasiswa Saat Perang Vietnam

Global
Perundingan Gencatan Senjata Hamas-Israel Dilanjutkan Senin Ini

Perundingan Gencatan Senjata Hamas-Israel Dilanjutkan Senin Ini

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com