SAN SALVADOR, KOMPAS.com - El Salvador pada Selasa (7/9/2021) menjadi negara pertama yang mengesahkan bitcoin sebagai alat pembayaran.
Bitcoin di El Salvador kini bisa dipakai untuk membeli barang dan jasa, menjadi opsi pembayaran selain dollar AS mata uang negara tersebut.
Lantas bagaimana cara kerja bitcoin sebagai alat pembayaran di El Salvador? Berikut penjelasannya dari AFP.
Baca juga: El Salvador Borong Bitcoin Sebelum Disahkan Jadi Mata Uang Nasional
Pertama, mari kita pahami dulu apa itu mata uang kripto yang salah satu jenisnya adalah bitcoin.
Mata uang kripto adalah uang digital yang dapat digunakan untuk membayar barang dan jasa.
Yang pertama adalah bitcoin, dibuat pada 2009 yang dioperasikan dengan teknologi blockchain untuk mengamankan dan mencatat setiap transaksi.
Mata uang kripto, yang sekarang jumlahnya ribuan, tidak diatur oleh bank sentral mana pun, dan harganya – sering kali tidak stabil – ditentukan oleh faktor pasar.
Bitcoin sekarang diperdagangkan sekitar 46.000 dollar AS (Rp 655,6 juta) per keping, turun dari level tertinggi sepanjang masa pada April 2021 yang mencapai lebih dari 63.000 dollar AS (Rp 897,85 juta).
Bitcoin di El Salvador disimpan dalan dompet digital dan diakses melalui aplikasi seluler, namanya Chivo yang dalam bahasa setempat artinya "keren".
Untuk mengunduh dompet Chivo, seseorang harus mempunyai KTP El Salvador.
Pengguna dapat menggunakan Chivo untuk melakukan pembayaran baik dalam bitcoin atau dollar dengan nilai setara.
Untuk menarik atau menyetor uang tunai (dalam dollar), pemerintah telah memasang 200 mesin ATM Chivo di seluruh negeri.
Untuk membayar barang dan jasa, pembeli dan penjual harus memiliki aplikasi elektronik.
Baca juga: Dompet Bitcoin El Salvador Gangguan, Presiden Sarankan Restart Aplikasi
Di bawah undang-undang yang didorong oleh Presiden Nayib Bukele (40) dan disahkan dalam waktu 24 jam oleh mayoritas parlementernya pada Juni, dikatakan bahwa "Setiap agen ekonomi harus menerima bitcoin sebagai bentuk pembayaran barang atau jasa."
Tetapi jika vendor lebih memilih menerima dollar dalam pembayaran online, pengguna Chivo dapat melakukan konversi langsung saat membayar melalui aplikasi.
Konsumen tidak wajib beralih ke bitcoin, tetapi yang melakukannya akan menerima insentif satu kali setara dengan 30 dollar AS (Rp 428.000) di dompet digital mereka dari pemerintah.
Pemegang dompet Chivo dapat menggunakannya untuk membayar layanan, membeli dan menjual produk, dan melakukan transfer ke rekening bank tanpa membayar biaya admin, dan lain-lain.
Menurut UU El Salvador, barang atau jasa apa pun yang sebelumnya dibayar dalam dollar, sekarang juga dapat dibayar dalam bitcoin.
Pemerintah menganggarkan 203 juta dollar AS (Rp 2,89 triliun) uang publik untuk mendukung rencana bitcoinnya, yang dikatakan akan memberi lebih banyak orang akses ke layanan perbankan, dan memangkas jutaan dari biaya admin untuk pengiriman uang dari luar negeri.
Dari jumlah pendanaan itu, 150 juta dollar AS (Rp 2,13 triliun) untuk menjamin "konvertibilitas" bitcoin menjadi dollar, dan 23,3 juta dollar AS (Rp 332 miliar) untuk membiayai peluncuran.
Sebanyak 30 juta dollar AS (Rp 427,5 miliar) lainnya dialokasikan untuk bonus 30 dollar AS bagi pengguna baru.
Pemerintah El Salvador memulainya dengan membeli 400 bitcoin pada Senin (6/9/2021), diikuti 150 bitcoin pada Selasa (7/9/2021), dengan nilai total 26 juta dollar AS (Rp 370,5 miliar).
Baca juga: Pemerintah El Salvador Bagi-bagi Bitcoin Gratis untuk Warganya
Jajak pendapat oleh Central American University menemukan bahwa lebih dari 80 persen responden waspada terhadap mata uang baru, dan 70 persen menentang menjadikannya alat pembayaran yang sah.
Hampir dua pertiga responden mengatakan, mereka tidak tertarik mengunduh dompet Chivo.
Pemerintah El Salvador sendiri sementara ini belum merilis berapa banyak jumlah pengguna dompet digital tersebut.
Sebelum peluncuran resmi pada Selasa, sekitar 50.000 orang El Salvador menggunakan bitcoin, menurut Bukele pada Juni.
Banyak dari mereka tinggal di kota pesisir El Zonte, di mana ratusan bisnis dan individu menggunakan mata uang kripto berkat sebuah proyek oleh donor bitcoin anonim untuk membantu orang-orang yang sebelumnya hampir tidak memiliki akses bank.
Mereka sekarang menggunakan bitcoin untuk segalanya, mulai dari membayar tagihan listrik hingga membeli sekaleng soda.
Sebelum lahirnya Chivo, di El Zonte sudah ada mesin ATM bitcoin dan satu-satunya di El Salvador.
Baca juga: Pro-Kontra Rakyat El Salvador Usai Bitcoin Jadi Alat Pembayaran Sah
Para ahli dan regulator menekankan kekhawatirannya pada nilai mata uang kripto yang dikenal sering naik-turun.
Dampak potensialnya bisa mengenai inflasi harga di negara dengan angka kemiskinan dan pengangguran tinggi, serta kurangnya perlindungan bagi pengguna.
Bank Dunia menolak permintaan El Salvador untuk bantuan mengadopsi bitcoin sebagai mata uang, dengan alasan kekurangan lingkup dan transparansi.
Bitcoin dan mata uang digital lainnya "ditambang" dengan memecahkan teka-teki rumit menggunakan komputer canggih yang mengonsumsi listrik dalam jumlah besar, sebagian besar dihasilkan oleh pembangkit listrik tenaga batu bara.
Bitcoin juga dikritik oleh regulator karena potensinya untuk dipakai ilegal, terutama dalam pencucian uang dari kegiatan kriminal dan pendanaan terorisme.
International Monetary Fund (IMF) juga menyuarakan kekhawatirannya, dengan menyebut langkah El Salvador menimbulkan sejumlah masalah ekonomi makro, keuangan, dan hukum yang memerlukan analisis cermat.
"Aset kripto dapat menimbulkan risiko yang signifikan, dan langkah-langkah pengaturan yang efektif sangat penting ketika berhadapan dengannya," kata juru bicara Gerry Rice pada Juni.
Baca juga: Seperti Inilah Borosnya Listrik Penambangan Bitcoin
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.