Sekitar 28 persen dari 138.000 spesies yang dinilai oleh IUCN kini terancam punah di alam liar selamanya, karena dampak destruktif aktivitas manusia terhadap alam semakin dalam.
Baca juga: Apakah Taman Nasional Komodo Bisa Dicoret dari Situs Warisan Dunia UNESCO?
Namun, Daftar Merah terbaru untuk Spesies Terancam Punah juga menunjukkan adanya potensi restorasi.
Pemulihan paling spektakuler terlihat pada tuna sirip biru Atlantik, yang naik tiga kategori dari Terancam Punah ke zona aman di Tidak Mengkhawatirkan (Least Concern).
Spesies tuna yang menjadi menu andalan sushi kelas atas di Jepang ini terakhir dinilai pada tahun 2011.
"Penilaian Daftar Merah menunjukkan betapa eratnya kehidupan dan mata pencarian kita terkait keanekaragaman hayati," kata Direktur Jenderal IUCN Bruno Oberle.
Pesan utama dari Kongres IUCN yang berlangsung di kota Marseille, Perancis, adalah hilangnya spesies dan perusakan ekosistem merupakan ancaman eksistensial yang tidak kalah pentingnya dari pemanasan global.
Pada saat yang sama, perubahan iklim itu sendiri memberikan masa depan lebih kelam daripada sebelumnya terhadap kelangsungan hidup banyak spesies, terutama hewan dan tumbuhan endemik yang hidup di pulau-pulau kecil atau di titik-titik keanekaragaman hayati tertentu.
Baca juga: Dilarang UNESCO, Pemerintah Indonesia Ngotot Lanjutkan Proyek Jurassic Park di Taman Nasional Komodo
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.