Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Trump: AS Harus Ambil Tindakan, Cegah Taliban Kuasai Senjata AS

Kompas.com - 31/08/2021, 12:25 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber The Hill

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Mantan presiden AS Donald Trump pada Senin (30/8/2021) mengatakan AS harus menanggapi dengan "kekuatan militer tegas" jika Taliban menolak mengembalikan peralatan militer AS.

Peralatan ini, dilansir The Hill, bernilai miliaran dollar AS, dan masih tertinggal di Afghanistan.

Trump juga menambahkan bahwa AS, "setidaknya mengebom perangkat kerasnya".

Baca juga: Berubah Sarankan Pendukungnya Terima Vaksin Covid-19, Donald Trump Dicemooh

"Tidak pernah dalam sejarah penarikan dari perang ditangani dengan begitu buruk atau tidak kompeten seperti penarikan Administrasi Biden dari Afghanistan," ujar Trump.

"Selain yang sudah jelas, semua peralatan harus diminta untuk segera dikembalikan. Itu termasuk setiap sen dari biaya sekitar 85 miliar dollar AS."

"Jika tidak dikembalikan, kita harus masuk dengan kekuatan militer yang tegas dan mendapatkannya, atau setidaknya mengebomnya."

"Tidak ada yang pernah berpikir kebodohan seperti itu, seperti penarikan dengan otak lemah ini, adalah mungkin!" tambah Trump.

Baca juga: Ini Dia Freedom Phone, Ponsel Khusus Pendukung Donald Trump

Setelah pemerintah Afghanistan jatuh ke tangan Taliban, dilaporkan bahwa miliaran persenjataan AS telah disita oleh Taliban, termasuk senjata, mobil, dan banyak pesawat.

Pesawat itu hampir tidak berguna tanpa pelatihan, meskipun penyitaan mereka kemungkinan memberikan Taliban alat propaganda.

Pada 30 Juni lalu, pasukan Afghanistan diyakini memiliki 211 pesawat dalam inventaris mereka yang dipasok AS.

Setidaknya 46 dari pesawat itu sekarang berada di Uzbekistan setelah pasukan Afghanistan menggunakannya untuk melarikan diri dari Taliban.

Penasihat keamanan nasional Gedung Putih Jake Sullivan sempat mengomentari hal ini.

“Kami tidak memiliki gambaran lengkap dan jelas, ke mana perginya setiap senjata pertahanan, tetapi tentu saja cukup banyak dari itu telah jatuh ke tangan Taliban,” ujarnya.

"Dan jelas, kami tidak memiliki perasaan bahwa mereka akan dengan mudah menyerahkannya kepada kami di bandara," tambahnya.

Baca juga: Taliban Izinkan Perempuan Afghanistan Lanjutkan Pendidikan, tetapi...

Sementara itu, James Comer dan Glenn Grothman, anggota House Oversight and Reform Committee, sudah mengirim surat kepada Menteri Pertahanan Lloyd Austin minggu lalu.

Mereka meminta informasi tentang rencana Pentagon untuk memulihkan senjata.

“Kami bertanya-tanya apakah Administrasi Biden memiliki rencana untuk mencegah Taliban menggunakan senjata untuk melawan AS atau sekutunya, atau menjualnya ke musuh asing, seperti China, Rusia, Iran, atau Korea Utara,” tulis anggota parlemen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

Global
Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Global
Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Global
AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

Global
Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Global
Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Global
Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com