Selama bertahun-tahun, pos-pos keamanan yang direbut dan pasukan yang membelot telah membuat mereka terbiasa dengan persenjataan tersebut.
Baca juga: Kisah Pasukan Elite Inggris SAS Selamatkan 20 Rekannya dari Kepungan Taliban di Gurun
Bahwa kelompok ini memiliki akses pada persenjataan modern seperti itu merupakan "kegagalan besar" kata Michael Kugelman, wakil direktur Wilson Center di Washington.
Tapi efeknya tidak akan terbatas pada Afghanistan. Ada kekhawatiran senjata-senjata akan mulai bermunculan di pasar gelap, dan memicu pemberontakan di seluruh dunia.
Ini bukan risiko langsung, kata Vittori, tapi rantai dagang bisa muncul beberapa bulan kemudian. Tanggung jawab untuk menghentikan ini ada di tangan negara-negara tetangga Afghanistan, seperti Pakistan, China dan Rusia.
Champbell mengatakan, Taliban tampaknya ingin menunjukkan wajah bertanggung jawab, meskipun sulit bagi mereka untuk tidak mendukung kelompok-kelompok dengan ideologi yang sama di seluruh dunia.
Persatuan di antara Taliban adalah faktor penting lain yang akan bermain dalam hal bagaimana senjata-senjata itu digunakan.
Vittori mengatakan ada kemungkinan bahwa kelompok sempalan dari sekutu-sekutu Taliban memutuskan untuk hengkang, dan membawa serta persenjataan mereka. Jadi, ini akan bergantung pada bagaimana para pemimpin Taliban menyatukan kelompok setelah euforia awal pengambilalihan Afghanistan mereda.
David Brown ikut berkontribusi dalam laporan ini.
Baca juga: Salah Satu Teroris Paling Diburu AS Muncul Bersama Taliban di Kabul
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.