Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Lembah Panjshir, Satu-satunya Wilayah yang Belum Ditaklukkan Taliban

Kompas.com - 22/08/2021, 15:23 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber AFP,TRT World

KABUL, KOMPAS.com – Saat Taliban dengan cepat menduduki wilayah Afghanistan hingga akhirnya menduduki Kabul, ada sebuah tempat yang bekum ditaklukkan kelompok tersebut. Nama tempat itu adalah Lembah Panjshir.

Terletak di Afghanistan timur, dekat perbatasan Afghanistan-Pakistan, Lembah Panjshir menjadi tempat berkumpulnya orang-orang anti-Taliban dan mereka yang menolak untuk tunduk di bawah kekuasaan Taliban.

Baru-baru ini, putra seorang tokoh anti-Taliban yang terkenal di Afghanistan menyerukan perlawanan terhadap kelompok garis keras tersebut.

Baca juga: Kisah Hidup Wanita Afghanistan di Bawah Pemerintahan Taliban pada 1999

Laki-laki bernama Ahmad Massoud tersebut menyatakan, dia memiliki kekuatan untuk melakukan perlawanan yang efektif menghadapi Taliban.

Ayah Ahmad Massoud bernama Ahmad Shah Massoud yang dikenal dengan julukan Singa Panjshir sebagaimana dilansir AFP.

Ahmad Shah Massoud memimpin perlawanan yang kuat terhadap Taliban dari bentengnya di lembah tersebut. Namun, dia dibunuh Taliban pada 2001.

Kini, Ahmad Massoud menulis op-ed kepada The Washington Post yang berisi permintaan bantuan kepada Amerika Serikat (AS) untuk memasok senjata dan amunisi kepada para milisinya.

"Saya menulis dari Lembah Panjshir hari ini, siap mengikuti jejak ayah saya, dengan para mujahidin yang siap sekali lagi menghadapi Taliban," tulisnya.

Baca juga: Angelina Jolie Bagikan Surat Menyentuh dari Gadis Afghanistan

Sejarah panjang

Terselip di wilayah pegunungan, Lembah Panjshir memiliki sejarah panjang mengenai perlawanan selama 200 tahun.

Pada abad ke-19, ketika wilayah lain di Afghanistan diduduki Inggris, Lembah Panjshir masih perkasa dan tidak tersentuh oleh Inggris ketika mereka berusaha untuk menaklukkan Afghanistan.

Lembah Panjshir, yang jika diterjemahkan secara langsung artinya lima singa, juga terbukti menjadi tempat yang tangguh untuk ditaklukkan Uni Soviet selama invasi mereka di Afghanistan pada 1980-an.

Dalam kurun waktu itu, Uni Soviet menghadapi perlawanan sengit dari para pejuang yang dipimpin oleh Ahmad Shah Massoud.

Selama 10 tahun kecamuk perang di Afghanistan akibat invasi Uni Soviet, Lembah Panjshir tetap tak terkalahkan sebagaimana dilansir TRT World.

Baca juga: Wanita Afghanistan Melahirkan di Tengah Penerbangan, Pesawat AS Mendarat di Jerman

Pemandangan di Lembah Panjshir, Afghanistan, yang diabadikan pada 21 Mei 2011 oleh angkatanbersenjata Amerika Serikat (AS).USAF via WIKIMEDIA Pemandangan di Lembah Panjshir, Afghanistan, yang diabadikan pada 21 Mei 2011 oleh angkatanbersenjata Amerika Serikat (AS).

Di sana pula Ahmad Shah Massoud memimpin perlawanannya terhadap Taliban antara 1996-2001, di mana Taliban juga tidak mampu mengambil alih wilayah tersebut.

Selama periode itu Ahmad Shah Massoud menyatukan sejumlah faksi Afganistan yang berbeda lalu menciptakan Aliansi Utara, yang menguasai wilayah utara Afghanistan.

Pada puncaknya, Aliansi Utara menyumbang lebih dari 30 persen populasi negara itu.

Ahnad Shah Massoud dibunuh dua hari sebelum serangan 11 September 2001, yang diduga dilakukan oleh Al Qaeda.

Lembah Panjshir tetap bertahan hingga akhirnya pasukan asing yang dipimpin AS menginvasi Afghanistan lalu menggulingkan Taliban dari tampuk kekuasaan.

Baca juga: Kronologi Sebelum Ashraf Ghani Tinggalkan Afghanistan, Diklaim Hanya Pergi dengan Pakaian di Tubuhnya

Melawan Taliban

Hari ini, perjuangan Ahmad Shah Massoud di Lembah Panjshir diteruskan oleh Ahmad Massoud. Dia kini memimpin perlawanan serupa, melawan Taliban yang kembali berkuasa.

Ahmad Massoud berusaha untuk menggalang orang-orang anti-Taliban dengan membangkitkan kenangan akan ayahnya dan sejarah wilayah tersebut.

Dikelilingi pegunungan tinggi dan dengan pemandangan bentang alam yang indah, lembah tersebut juga memiliki status penting di benak orang-orang di Afghanistan.

Namun, kondisi Lembah Panjshir saat ini, tidak seperti masa-masa sebelumnya, dikepung oleh wilayah yang sudah dikuasai Taliban.

Jika ingin masuk, AS atau Rusia tidak mungkin mulai ikut campur lagi secepat ini.

Demonstran Afghanistan memegang gambar mendiang komandan Afghanistan Ahmad Shah Massoud saat mereka memprotes pengambilalihan Taliban atas Afghanistan di Brussels pada 18 Agustus 2021.AFP/JOHN THYS Demonstran Afghanistan memegang gambar mendiang komandan Afghanistan Ahmad Shah Massoud saat mereka memprotes pengambilalihan Taliban atas Afghanistan di Brussels pada 18 Agustus 2021.

Baca juga: Taliban Berkuasa, Yahudi Terakhir di Afghanistan Ini Ogah Dievakuasi

Selama masa Aliansi Utara, Iran juga mendukung kelompok di Lembah Panjshir melawan Taliban. Sekarang Teheran telah berdamai dengan Taliban.

Dalam tulisannya, Ahmad Massoud mengaku memiliki gudang amunisi dan senjata yang telah dikumpulkan sejak zaman ayahnya.

“Karena kami tahu hari ini mungkin akan datang,” tulisnya.

Namun, jika Taliban melancarkan serangan militer berskala besar, Ahmad Massoud mengatakan bahwa pasukannya dan logistik yang mereka miliki mungkin tidak akan cukup.

“Mereka akan cepat habis kecuali teman-teman kami di Barat dapat menemukan cara untuk memasok kami tanpa ditunda,” sambung Ahmad Massoud.

Baca juga: Friba Rezayee, Atlet Olimpiade Wanita Pertama Afghanistan: Kita Akan Jadi Kelompok Perlawanan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Global
PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

Global
Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

Global
Misteri Kematian Abdulrahman di Penjara Israel dengan Luka Memar dan Rusuk Patah...

Misteri Kematian Abdulrahman di Penjara Israel dengan Luka Memar dan Rusuk Patah...

Global
Ikut Misi Freedom Flotilla, 6 WNI Akan Berlayar ke Gaza

Ikut Misi Freedom Flotilla, 6 WNI Akan Berlayar ke Gaza

Global
AS Sebut Mulai Bangun Dermaga Bantuan untuk Gaza, Seperti Apa Konsepnya?

AS Sebut Mulai Bangun Dermaga Bantuan untuk Gaza, Seperti Apa Konsepnya?

Global
[POPULER GLOBAL] Miss Buenos Aires 60 Tahun tapi Terlihat Sangat Muda | Ukraina Mulai Pakai Rudal Balistik

[POPULER GLOBAL] Miss Buenos Aires 60 Tahun tapi Terlihat Sangat Muda | Ukraina Mulai Pakai Rudal Balistik

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com