Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 22/08/2021, 13:30 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber CNN

KABUL, KOMPAS.com - Seorang mantan pejabat senior Presiden Afghanistan Ashraf Ghani, yang digulingkan, merinci momen minggu-minggu terakhir pemerintahan Ghani. Termasuk bagaimana Presiden dan para penasihatnya dikejutkan oleh kecepatan pergerakan Taliban di ibu kota Kabul.

Ghani jauh dari siap untuk kedatangan Taliban di pinggiran Kabul Sabtu lalu (14/8/2021) dan melarikan diri pada Minggu (15/8/2021), hanya dengan pakaian yang dia kenakan, menurut mantan pejabat senior itu kepada CNN.

Baca juga: Taliban Berkuasa, Yahudi Terakhir di Afghanistan Ini Ogah Dievakuasi

Menurutnya, pada jam-jam terakhir itu seorang anggota senior pemerintahan Ghani, bertemu dengan seorang anggota terkemuka dari kelompok yang bersekutu dengan Taliban dan Al Qaeda di Kabul.

Dalam pertemuan itu kelompok ekstremis memperingatkan secara blak-blakan bahwa pemerintah Afghanistan harus menyerah.

"Pada hari-hari menjelang kedatangan Taliban di Kabul, kami telah mengerjakan kesepakatan dengan AS untuk menyerahkan secara damai kepada pemerintah inklusif dan agar Presiden Ghani mengundurkan diri," katanya.

"Pembicaraan ini sedang berlangsung ketika Taliban datang ke kota. Taliban memasuki kota Kabul dari berbagai titik, intelijen kami menafsirkannya sebagai puncak pertikaian," kata pejabat senior itu.

Menurutnya, berdasarkan informasi intelijen selama lebih dari setahun diketahui bahwa Presiden Afghanistan akan dibunuh jika terjadi pengambilalihan kekuasaan oleh Taliban.

Wakil Presiden Amrullah Saleh melarikan diri pada Minggu pagi (15/8/2021), kata mantan pejabat itu, menuju utara ke Lembah Panjshir.

Baca juga: Friba Rezayee, Atlet Olimpiade Wanita Pertama Afghanistan: Kita Akan Jadi Kelompok Perlawanan

Banyak orang lainnya melarikan diri dari kompleks kepresidenan "tidak lama setelah terjadi baku tembak di luar istana. Orang-orang di kota itu panik dan banyak personel keamanan meninggalkan pos mereka."

"Pada saat itu, tujuan kami adalah menyelamatkan kota dan warganya dari pertempuran di jalanan. Kondisi ini dipertahankan, dan kesepakatan yang telah kami mulai negosiasikan (yang) berlanjut hari ini (dilakukan) di tangan (mantan kepala eksekutif Afghanistan) Abdullah Abdullah dan (mantan Presiden Hamid) Karzai."

Ghani pergi dengan tergesa-gesa, klaim mantan pejabat itu.

"Dia pergi ke Termez di Uzbekistan, di mana dia menghabiskan satu malam dan kemudian dari sana ke UEA (Uni Emirat Arab). Tidak ada uang yang dia bawa. Dia benar-benar hanya memiliki pakaian yang dia kenakan."

Ghani, yang telah dikritik karena meninggalkan Afghanistan pada nasib yang tidak pasti di bawah Taliban, membantah laporan pada Rabu (18/8/2021) bahwa ia meninggalkan Kabul dengan jutaan dollar tunai.

Dia menjelaskan dalam pesan Facebook bahwa dia meninggalkan negara itu untuk menghindari pertumpahan darah, dan bahwa dia melarikan diri bahkan tanpa mengganti sepatunya.

Baca juga: 7.000 Lebih Orang Sudah Dievakuasi dari Afghanistan ke Qatar

Cepatnya keruntuhan Kabul

Mantan pejabat itu menggambarkan kondisi di dalam istana, ketika Taliban menyapu ibu kota provinsi dan bagaimana menguasai Kandahar, kota terbesar kedua di Afghanistan, yang merupakan faktor penting.

Halaman:
Sumber CNN
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com