Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita WNI di Kabul Saat Taliban Masuk: Warga Afghanistan Berhamburan, Mobil Ngebut Tak Beraturan

Kompas.com - 19/08/2021, 16:10 WIB
Aditya Jaya Iswara

Editor

"Yang menjaga di luar pagar itu sudah bukan lagi DPS, sudah personel Taliban. Kelihatan sih bedanya, tampang-tampangnya sudah pejuang Taliban semua," paparnya.

Gelagat kisruh merapatnya warga ke Bandara Kabul sudah ia saksikan sejak 10 Agustus 2021.

Dia menuturkan, awalnya penduduk berbondong ke kantor pelayanan publik di Afghanistan untuk mendapatkan visa sejak Juli 2021. Tapi masing-masing kedutaan memiliki keterbatasan untuk memproses seluruh permohonan.

"Itulah mengapa mereka yang putus asa akhirnya merapat ke bandara. Gimana caranya kalau perlu nyangkut ke badan pesawat juga dikerjain," kata WNI ini menceritakan kondisi di bandar udara Kabul.

Baca juga: Bandara Kabul Kacau, Pesawat Evakuasi Pertama Jerman Hanya Bisa Angkut 7 Orang

Langkah pemerintah Indonesia selamatkan WNI di Afghanistan

Terkait perkembangan kondisi di Afghanistan, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Teuku Faizasyah, mengatakan Indonesia telah menyiapkan rencana penyelamatan WNI termasuk salah satunya evakuasi. Hanya saja ia belum bisa memastikan kapan akan dilakukan.

Tapi menurut dia sudah ada tim khusus dari unit perlindungan WNI Kemenlu yang menggodok pematangan rencana evakuasi, sambil menunggu masukan dari KBRI Afghanistan ihwal waktu yang tepat.

"Karena perkembangan di lapangan itu harus kita yakini cukup kondusif untuk bisa evakuasi," terang Faizasyah ketika dihubungi wartawan Nurika Manan melalui sambungan telepon.

Misalnya, lanjut dia, memastikan kondisi dan tingkat kesibukan di Bandara Kabul melalui komunikasi dengan pihak Amerika Serikat dan NATO sebagai pengelola bandara. Selain itu KBRI Afghanistan juga masih berkomunikasi dengan berbagai pihak guna memastikan jaminan keselamatan bagi WNI.

"Dan faktanya memang pemerintahan sebelumnya sudah tidak berfungsi di sana, sehingga itulah yang memerlukan penyesuaian-penyesuaian dan upaya khusus dari teman-teman di KBRI," terang Faizasyah.

Namun dia memastikan WNI di Afghanistan dalam kondisi baik. Pemerintah Indonesia juga masih harus memastikan pilihan masing-masing WNI, apakah siap untuk dievakuasi ataukah punya pertimbangan lain.

Data sementara Kemenlu mencatat ada 15 WNI di Afghanistan. Tapi jumlah ini terus dicek ulang mengingat terbuka kemungkinan ada WNI yang masih belum terdata.

Baca juga: Taliban Kembali Berkuasa, Kemlu Pastikan WNI di Afghanistan dalam Keadaan Aman

Bagaimana posisi pemerintahan Indonesia terhadap pemerintah baru yang dibentuk Taliban?

Adapun setelah Taliban menguasai ibu kota Afghanistan dan Istana Kepresidenan, Indonesia belum menentukan sikap apakah akan mengakui atau menolak pemerintahan baru yang akan dibentuk.

Teuku Faizasyah mengatakan "proses ini masih sangat cair (fluid)" sehingga Indonesia perlu terlebih dulu melihat perkembangan ke depan.

Kendati begitu dia tak menjawab saat BBC News Indonesia menanyakan apakah pemerintah sudah berencana mengontak pemerintahan baru Taliban atau bakal memilih langkah lain.

Peneliti Timur Tengah dari LIPI, Nostalgiawan Wahyudhi, menilai "menunggu" adalah pilihan yang tepat. Indonesia, menurut dia, perlu berhati-hati dan tak gegabah menentukan sikap untuk mengakui atau menolak pemerintahan baru bentukan Taliban.

"Memang kita harus wait and see ya, perpindahan kekuasaan di sebuah negara kan kita tidak tahu seperti apa," terang Nostalgiawan.

"Namun untuk ancang-ancang, yang diambil Indonesia untuk tidak over-reaktif itu memang cukup baik. Dalam arti, siapapun yang berkuasa itu kita akan wait and see, apakah dilihat kondisi negara itu chaos atau tidak," sambungnya.

Selain karena tak ada ketergantungan secara ekonomi maupun politik dengan Afghanistan, Nostalgiawan mengungkapkan, Indonesia tidak pernah memiliki sejarah konflik sehingga mengharuskan negara bergegas menentukan sikap. Sehingga tak ada urgensi untuk cepat-cepat menentukan sikap.

Ia menyarankan pemerintah Indonesia untuk menunggu dan menyaksikan apakah Taliban sungguh-sungguh mewujudkan komitmen mereka seperti dalam jumpa pers pertama ataukah sebaliknya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Respons Cepat Emirates Airlines Tangani Kekhawatiran Penumpang Anak Tuai Pujian

Respons Cepat Emirates Airlines Tangani Kekhawatiran Penumpang Anak Tuai Pujian

Global
Anak Mahathir Bantah Diselidiki terkait Korupsi di Malaysia

Anak Mahathir Bantah Diselidiki terkait Korupsi di Malaysia

Global
Dramatis, Pilot Melamar Pramugari dalam Penerbangan Polandia

Dramatis, Pilot Melamar Pramugari dalam Penerbangan Polandia

Global
Menhan Rusia Ingin Negara Sekutunya di Asia Tingkatkan Latihan Militer

Menhan Rusia Ingin Negara Sekutunya di Asia Tingkatkan Latihan Militer

Global
Korea Utara Tuduh AS Politisasi Masalah HAM

Korea Utara Tuduh AS Politisasi Masalah HAM

Global
Rangkuman Hari Ke-794 Serangan Rusia ke Ukraina: Warga Latvia Diminta Siapkan Tempat Berlindung | IOC Bicara Rusia dan Israel

Rangkuman Hari Ke-794 Serangan Rusia ke Ukraina: Warga Latvia Diminta Siapkan Tempat Berlindung | IOC Bicara Rusia dan Israel

Global
 Hubungan Sesama Jenis di Irak Dapat Dihukum 15 Tahun Penjara

Hubungan Sesama Jenis di Irak Dapat Dihukum 15 Tahun Penjara

Global
Video Detik-detik Sopir Mobil Gagalkan Penjabretan di Pinggir Jalan, Pepet Motor Pelaku

Video Detik-detik Sopir Mobil Gagalkan Penjabretan di Pinggir Jalan, Pepet Motor Pelaku

Global
Afrika Selatan Peringati 30 Tahun Apartheid, Kemiskinan Masih Jadi Isu Utama

Afrika Selatan Peringati 30 Tahun Apartheid, Kemiskinan Masih Jadi Isu Utama

Global
Polisi Bubarkan Perkemahan dan Tangkap 192 Demonstran Pro-Palestina di 3 Kampus AS

Polisi Bubarkan Perkemahan dan Tangkap 192 Demonstran Pro-Palestina di 3 Kampus AS

Global
[UNIK GLOBAL] Perempuan 60 Tahun Menang Miss Buenos Aires | Diagnosis Penyakit 'Otak Cinta'

[UNIK GLOBAL] Perempuan 60 Tahun Menang Miss Buenos Aires | Diagnosis Penyakit "Otak Cinta"

Global
Hamas Rilis Video 2 Sandera yang Desak Pemerintah Israel Capai Kesepakatan

Hamas Rilis Video 2 Sandera yang Desak Pemerintah Israel Capai Kesepakatan

Global
Hezbollah Tembakkan Peluru Kendali ke Israel

Hezbollah Tembakkan Peluru Kendali ke Israel

Global
Menlu Turkiye Akan Kunjungi Arab Saudi untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Menlu Turkiye Akan Kunjungi Arab Saudi untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Global
Vatikan dan Vietnam Akan Menjalin Hubungan Diplomatik Penuh

Vatikan dan Vietnam Akan Menjalin Hubungan Diplomatik Penuh

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com